Sunday, May 12, 2013

Reiki dan Ruqyah, Dua Hal Yang Berbeda


Oleh: Helmi Junaidi 




Sebagian orang menentang Reiki dari sudut agama, padahal Reiki bukan ajaran agama, cuma teknik penyembuhan saja. Mereka yang anti Reiki biasanya lalu mengedepankan ruqyah syari'yyah. Masalahnya adalah keduanya itu hal yang berbeda. Reiki teknik penyembuhan, sedang ruqyah adalah ajaran Nabi untuk mengusir setan dan jin jahat. Lalu kenapa dua hal yang berbeda dibanding-bandingkan?

Saya dulu belajar reiki juga antara lain karena ibu saya saat itu sakit urat kejepit. Bukan terutama untuk ngelmu mistis. Dibawa ke mana saja ibu saya tidak sembuh. Ke dokter spesialis syaraf berkali-kali tidak sembuh. Lalu ke tukang pijat spesialis urat kejepit yang iklan di koran tidak juga sembuh, padahal sekali pijat habis Rp 80 ribu. Total sudah habis sekitar satu juta rupiah. Lalu pernah pergi berobat ke salah satu pengobatan dengan suatu alat pijat yang sering diiklankan di tv nasional. Juga tidak sembuh, padahal sudah habis biaya yang sama.

Alternatif yang lain untuk penyembuhannya adalah operasi. Nah, kebetulan ada dua tetangga yang menderita sakit yang sama, yaitu urat kejepit itu, lalu operasi ke rumah sakit. Untuk membayar biaya rumah sakit habis rumah satu.  Berapa puluh juta rupiah itu? Atau mungkin juga diatas seratus juta. Biaya rumah sakit itu mahal sekali, saudara-saudara. Hasilnya setelah dioperasi? Tetangga yang satu bisa sembuh, sedang yang satunya tidak sembuh dan malah tewas setelah dioperasi. Ini kisah nyata. Kalau mau konfirmasi silakan saja.

Lalu saya ikut reiki untuk mencoba mengobati ibu saya. Saya cari info di internet lalu pergi belajar ke sana, di sebuah kota di Jawa Timur. Apakah lalu ibu saya bisa sembuh? Tidak ternyata. Energi reiki kurang kuat. Lalu saya belajar yang sejenis yoga di guru yang sama. Dia sebetulnya mengajar cuma untuk sambilan saja karena dia seorang pegawai negeri. Saya ke sana sore hari tiap dia sudah pulang kantor. Saya belajar kedua aliran tersebut masing-masing cuma Rp 200 ribu saja sampai tamat semua tingkat. Nah, aliran yang kedua ini energinya lebih kuat, maka baru setelah itu sakit ibu saya lumayan sembuh, walau masih agak kesakitan dan sulit jalan. Lalu saya belajar satu aliran lagi yang ada di suatu situs internet di salah satu negara Eropa, saya melakukan self-attunement setelah mempelajari manualnya. Barulah setelah itu ibu saya berangsur sembuh. Tapi, karena faktor usia, agak sulit sembuh total seperti sediakala. Meski demikian, tetap jauh lebih baik ketimbang sebelum saya terapi dengan energi.

Memang kedua aliran yang saya pelajari sesudahnya itu bukan reiki, tapi tetap sejenis pengobatan dengan energi. Dan ibu saya sekarang sudah bisa sembuh dan jalan dengan baik tanpa tongkat. Juga tidak merasa kesakitan lagi. Sebelumnya jalan pakai tongkat saja sulit sekali. Bergerak sedikit sambil duduk pun kesakitan dan mengadu-aduh.

Pengobatan bisa juga dilakukan dari jarak jauh, entah si pasien ada di lain kota atau lain negara. Negara mana saja yg ada di dunia. Ini kan energi elektromaknetik yang tak terbatas ruang dan waktu. Saat pertama kali bisa dulu saya menjadi takjub dan agak kemaruk mencobanya ke teman dan saudara yang di luar kota. Dan mereka yang saya tuju itu, bila kebetulan peka akan merasakan energi yang saya kirim dari jauh tersebut. kalau yang tidak peka ya tidak merasa, tapi energinya tetap bisa tersalur dan menyembuhkan. Tapi, lama-lama saya menjadi biasa dan bosan juga mencoba begitu, bukan menganggapnya fenomena ajaib lagi. Seperti juga orang pertama kali ada teknologi radio dan televisi, pertama-tama tentu takjub, tapi lama-lama menjadi biasa dan menganggapnya sebagai barang sehari-hari. Dan akhirnya sering juga bosan nonton tv atau dengerin radio.

Orang dari kalangan medis yang tidak percaya selama ini menganggap penyembuhan energi cuma efek placebo. Apakah sembuh dari setengah lumpuh lalu bisa berjalan normal kembali itu cuma efek placebo? Aneh kalau ada yang berpendapat demikian. Perlu diketahui bahwa selama saya terapi dengan energi itu ibu saya tidak berobat kemana-mana. Jadi, memang kesembuhannya cuma dari terapi energi itu. Tidak gabungan dengan pengobatan lain.

Kemudian pertanyaan saya kepada praktisi ruqyah sekarang. Apakah ruqyah bisa menyembuhkan sakit urat kejepit semacam itu? Well, rasanya mustahil karena ruqyah memang bukan ilmu pengobatan, cuma untuk mengusir setan dan jin jahat seperti misalnya menyembuhkan orang kesurupan atau juga kena ilmu hitam. Fungsinya berbeda. Jadi, jangan disamakan.

Kalau reiki apakah bisa untuk mengusir setan dan jin jahat? Waktu saya ikut lokakarya salah satu aliran masternya memang promosi begitu. Tapi, ternyata tidak bisa. Walau sudah attunement tingkat master pun tidak bisa untuk mengusir ilmu hitam.  Hanya bisa untuk tenaga tambahan saja. Yang bisa mengusir adalah ayat-ayat suci, di antaranya ayat-ayat yang ada di doa ruqyah tersebut. Jadi, fungsinya memang berbeda. Jangan ada yang lalu menyamakannya. Reiki memang terutama teknik penyembuhan saja.

Lalu apakah reiki, tenaga dalam  dan sejenisnya itu kontradiktif dengan ruqyah? Tidak. Kita bisa mempraktekkan reiki dan tenaga dalam sambil membaca atau mendengarkan ruqyah. Padahal, klaim praktisi ruqyah menyebutkan bahwa reiki dan tenaga dalam  itu  tenaga jin kafir sehingga reiki dan tenaga dalam bisa hilang kalau diruqyah. Padahal, kenyataannya tidak. Mereka berdusta. Bahkan kita bisa praktek reiki atau tenaga dalam sambil membaca ayat-ayat suci, ayat apa saja. Dan mustahil jin kafir akan tetap tinggal diam kalau mendengar ayat-ayat suci, mereka akan lari. Jadi, orang yang menentang reiki dan tenaga dalam itu karena suudzon saja. Tanpa bukti-bukti menuduh sembarangan.

Jadi, reiki, tenaga dalam dan sejenisnya memang aman dan tak bertentangan dengan agama. Dipraktekkan sambil membaca al-Quran memang tidak apa-apa kok. Kalau ada efek buruknya akan terasa. Kan saya ini cukup peka dan bisa merasakan energi, termasuk energi yang ada pada ayat-ayat dan dzikir. Ada energinya itu ayat-ayat, bahkan yang cuma disetel dari kaset sekalipun. Coba saja tanya ke anak-anak indigo, malah bisa melihatnya kalau mereka. Kalau saya kan cuma bisa merasakan saja. Energi putih tentu saja. Kalau tertarik Anda boleh ikut belajar juga, untuk kesehatan. Bagi yang tidak peka, maka kalau rajin belajar lama-lama akan bisa peka juga, bahkan bisa waskita.

Malang, 2 Mei 2013