Wednesday, May 8, 2013

Membenahi Perkampungan Ruwet dan Kumuh






Keponakan sedang menyetel VCD Spiderman. Saya jadi ingat iklan yang itu, entah kenapa lalu tiba-tiba hilang. Tapi, setelah saya membaca berita bahwa jumlah komuter itu sampai 3,6 juta, maka rasanya tak mungkin menampung mereka semua di Jakarta. Jadi, saya sekarang lebih tertarik untuk membenahi pemukiman kumuh, juga perkampungan yang sempit dan ruwet di pusat kota. Jadi, bukan lagi memindahkan penduduk suburban ke wilayah urban. Nanti kita ubah pemukiman kumuh dan perkampungan ruwet itu menjadi kompleks apartemen yang bagus, rapi dan bersih. Ada taman, kolam renang dan tempat olahraga.  Tempat-tempat olahraga seperti badminton, futsal dan basket maksud saya. Kalau ditinggikan kan nanti bisa ada banyak ruang lapang untuk tempat olahraga, sekaligus bisa dijadikan daerah resapan dan ruang hijau. Tak boleh diberi bangunan apa-apa lagi di situ, wajib diberi peraturan yang tegas. Cukup taman dan tempat olahraga saja.

Kemarin di Ancol saya lihat ada apartemen setinggi 40 lantai. Itu yang di dekat jalan masuk. Saya sempatkan menghitung kemarin karena kok jauh lebih tinggi dari gedung dan apartemen yang pernah saya lihat di pusat kota. Meski demikian, menurut ukuran gedung-gedung tinggi di dunia 40 lantai masih termasuk ketinggian yang moderat. Sedang-sedang saja. Di kota-kota besar luar negeri banyak yang jauh di atas itu. Malah banyak juga yang diatas 100 lantai. Tapi, saya bukan orang yang suka jor-joran dalam hal apa saja. Itu kekanak-kanakan. Secukupnya saja. Bila 40 lantai cukup memenuhi apa yang dibutuhkan ya sudah segitu saja.

Bahkan membangun 40 lantai itu pun sebenarnya sudah lebih dari cukup bisa membuat tanah lapang yang cukup luas untuk dibuat ruang hijau dan taman. 40 lantai itu kan artinya menumpuk 40 rumah kampung yang ruwet itu di bidang seluas 1 rumah saja. Artinya 39 bidang tanah sisanya menjadi tanah lapang. Sisa yang sangat luas, bukan? Bisa dibuat ruang hijau, tempat olahraga dan resapan air.

Bila program ini nanti bisa dilaksanakan dengan baik, maka Jakarta akan bisa menjadi kota yang hijau, segar dan lebih nyaman untuk dihuni. Banjir dan polusi pun bisa dikurangi dengan signifikan. Bila memang diperlukan, sebagian sisa tanah yg masih luas tadi juga digunakan untuk menambah jumlah ruas jalan atau juga memperlebar jalan raya sehingga kemacetan bisa berkurang. Jakarta nanti akan kita buat menjadi DreamCity. Program semacam ini bisa juga diadakan di kota-kota lain di Indonesia yang mengalami problem serupa. Ingin program ini bisa segera terlaksana? Segeralah berani ngomong dengan saya. Dan pilihlah saya di pilpres 2014. :D

Malang, 7 Sep 2012