Wednesday, May 8, 2013

Buruh Outsourcing dan Pungli

Oleh: Helmi Junaidi



 
Kemarin ada yang membuat soal outsourcing menjadi guyonan. Padahal ini bukanlah hal yang pantas dijadikan guyonan. Kecuali oleh orang-orang yang egois. Ini soal yang serius, tentang masyarakat adil dan makmur. Juga tentang betapa korupnya para pejabat sipil dan militer yang memungli pabrik-pabrik sehingga menggaji buruh dengan sekedarnya. Komposisi pengeluaran pabrik adalah 20% untuk suap pejabat, 7% gaji buruh.   

Bayangkan, segilintir pejabat yang kerjanya cuma leha-leha dapat 20% pengeluaran pabrik. Ribuan buruh yang memeras keringat siang malam cuma dapat 7%. Adilkah? Dan bakal bisa makmurkah buruh kita?

Bila KPK sungguh-sungguh ingin mengurusi korupsi, ini target no. 1. Lupakan century, lupakan gayus, bahkan kalau perlu lupakan ratusan triliun BLBI, semua itu bisa ditaruh nomor buncit. Urus target no. 1 ini dulu. Untuk menaikkan gaji buruh dan karyawan pabrik dan perusahaan sampai tak sanggup karena dibebani pengeluaran yang sangat besar untuk pungli dan suap. Akhirnya cari gampangnya, buruh saja yang digaji rendah. Lihat antara lain di berita-berita di bawah.


Itulah penyebab utama gaji buruh sulit sekali naik, karena perusahaan-perusahaan dibebani biaya pungli yang luar biasa besarnya. Termasuk Anda yang kerja kantoran dan lain-lain tentunya, kena akibat pungli juga. Anda yang bergaji Rp 3 juta mestinya dapat Rp 12 juta. yang Rp 4,5 juta mestinya dapat 18 juta.  Sangat parah bukan efek pungli kepada gaji anda semua? Bukan cuma kepada buruh saja. Tapi, pemerintahan kita tak pernah punya program membasmi pungli, juga para capres kita. Jadi, dengan capres yang ada saat ini ya dijamin kita jadi bangsa memble selamanya. 75% uang jerih payah anda per bulan selamanya akan dirampok tukang pungli. Ekonomi tak bakalan tumbuh, kecuali bila dihitung dengan indikator tipu-tipu itu. Memang jumlah pungli dan gaji bisa bervariasi, tapi memang ada yang sebesar itu perbandingannya.

Oya, mungkin Anda banyak yang lupa bahwa semua barang mengkilap yang tiap detik tampil di iklan tv, tiap hari di surat kabar dan di baliho-baliho besar itu diproduksi oleh ribuan buruh gembel yang demo di jalan-jalan kemarin. Betul kan, barang-barang mengkilap tersebut diproduksi oleh kaum gembel yang kemarin demo ramai di jalan tersebut. Jadi, bila Anda sedang menonton iklan, ingatlah betapa bertolakbelakangnya kilapan barang-barang tersebut dengan buramnya nasib mereka yang memproduksinya.

4 - 5 Oct 2012