Thursday, May 2, 2013

Tanggal Hari Natal

Oleh: Helmi Junaidi


Pada umumnya orang mempertentangkan ucapan selamat Hari Natal karena soal agama, tapi kalau saya bukan karena itu. Terutama soal tanggalnya. Semenjak masih di SMP minat terbesar saya adalah pada ilmu sejarah, terutama sejarah antik di wilayah laut tengah, bukan pada ilmu eksakta. Itulah alasannya. Karena sejarah adalah ilmu kesayangan saya sejak dulu sampai sekarang. Dan sifat saya di dalam menulis dan berpendapat adalah selalu memperhatikan akurasi. Minimal membaca dari tiga sumber, bahkan kadang bisa berhari-hari saya mempelajarinya bila itu masalah yang cukup penting dan menarik. Browsing ke sana sini berhari-hari.   

Akan tetapi, saya bukanlah orang yg kaku. Selama cuma menjadi ilmuwan seperti ini, ya saya wajib meninjaunya dari sudut pandang keilmuan. Tapi bila nanti saya sudah "go public", maka saya tentunya harus mengucapkan selamat ke semua agama yg ada di publik kita. Tapi, kalau pendapat saya sebagai seorang sejarawan tentu harus menurut kepada apa yang tertulis di buku-buku sejarah. Semua buku sejarah, juga semua ensiklopedi di dunia, menyebutkan bahwa tanggal lahir Yesus tidak diketahui. Yang jelas bukan pada musim dingin karena saat Yesus dilahirkan para gembala masih menggembala ternaknya di padang rumput, yang tentunya mustahil aktifitas itu terjadi saat musim dingin.

Yang paling penting, perbedaan pendapat apa pun yg ada jgn membuat gontok-gontokan. Dijalani sendiri saja pendapat masing-masing tanpa harus mencela yang pendapatnya tidak sama. Itu malah suatu tindakan yang intoleran. Toh, kita tahu bahwa dalam satu agama pun banyak perbedaan mazhab yang bisa jadi potensi pertengkaran bila yang selalu kita lakukan adalah mencela orang yang berbeda mazhab. Jadi, jalani sendiri-sendiri saja apa yg kita yakini tanpa sibuk mencela yg beda, meribeti urusan orang lain.

Contoh keributan dalam umat seagama yg masih ada sampai skrg misalnya soal jilbab. Kalau dulu soal tahlilan dan sejenisnya, ribut sampai berpuluh tahun dan baru mereda sekitar akhir thn 80-an. Apakah soal jilbab nanti bisa mereda? Bisa, asal ya itu, kita jalani saja sendiri keyakinan kita masing-masing tanpa perlu mencela yg berbeda, turut campur dalam apa yang diyakini orang lain.  

27  Desember 2013