Oleh:
HelmiJuni
Sedari kecil saya makan nasinya tak terlalu banyak. Juga waktu
masih kos dulu hingga sampai sekarang kalau sedang makan di warung saya porsi nasinya selalu separuh, termasuk saat buka puasa. Karena kalau full
porsi memang tak bisa masuk di perut saya. Kalau bulan puasa yang jaga warung
biasanya terheran-heran, karena buka puasa kok nasinya tetap porsi separuh.
Padahal kalau orang lain kan rata-rata pada kalap kalau sedang buka puasa. Tapi
kalau saya kok tetap kalem minta porsi separuh saja. Tak beda dengan hari
biasa.
Bila saja semua orang
Indonesia segitu porsinya, maka kita tak lagi impor beras, malah bisa ekspor
beras. Selama ini kan orang-orang kalau di warung rata-rata makannya "porsi
buto" semua. (buto = raksasa, bhs. Jawa). Saya kadang heran melihat mereka. Kok bisa nasi sebanyak itu masuk
perut. Sebanyak itu tiga kali sehari pula!! Very extreme. Pantas kita impor
beras terus.
Berat
badan saya normal saja, tidak lantas kurus kering gara-gara tiap hari porsi
makannya cuma separuh piring. Berkisar antara 60 kg s/d 65 kg. Tergantung sering
nyemil atau tidak. Kalau pas jarang makan camilan, jajan bakso, mie ayam dan
lain-lain ya cuma 60 saja. Kalau lagi sering jajan bisa naik sampai 65 kg.
Normal saja, bukan? Sedang-sedang saja. Tidak lalu kurus kering seperti orang
Somalia. :D Kalau orang yang makan nasinya banyak, lalu dia sering jajan juga,
wah dijamin badannya akan menggelendung tambun seperti
bola.
Apakah
porsi separuh piring itu berpengaruh ke pertumbuhan badan? Sepertinya tidak.
Tinggi badan saya normal saja, sekitar 170 cm, walau sedari kecil porsi makan
segitu. Karena tinggi badan memang lebih dipengaruhi konsumsi protein, bukan
karbohidrat. Kalau karbohidrat pengaruhnya melebar ke samping, bukan tinggi ke
atas. Coba lihat, generasi yang lahir tahun 1950-an kalau makan porsi nasinya
banyak, tapi tinggi badan mereka rata-rata cuma 160 cm saja. Generasi 1940-an,
termasuk orang tua saya juga tingginya cuma segitu. Karena saat itu belum
ada peternakan ayam pedaging, ayam petelor dan sumber protein lainnya. Jarang
dan mahal. Beda dengan generasi selanjutnya yang tersedia banyak makanan
berprotein. Bahkan, kalau generasi yang lahir tahun 1990-an tingginya banyak
yang sekitar 175 cm.
Seingat
saya telur dan daging ayam harganya baru murah pada tahun 1985-an. Untunglah
saat itu saya masih masa pertumbuhan sehingga sempat banyak makan protein untuk
tumbuh ke atas juga. Kalau tahun 1970-an orang makan telur sering cuma 1/4 butir
saja. Masih mahal. Makan telur satu butir adalah suatu kemewahan. Beda jauh
dengan sekarang, orang bisa sampai bosan makan telur dan daging ayam. Karena
sekarang banyak orang beternak ayam petelur dan ayam pedaging sehingga murah
harganya. Yang tetap mahal dari dulu sampai sekarang adalah daging sapi. Mungkin
karena di Indonesia jarang padang rumput yang luas sehingga jarang juga orang
beternak sapi.
Porsi
nasi buto bangsa kita agaknya antara lain dipengaruhi sikap para orang tua yang
keliru, yang ingin anaknya makan nasi sebanyak-banyaknya, sumber makanan
karbohidrat. Padahal percuma makan nasi banyak kalau asupan protein kurang.
Besarnya cuma ke samping, bukan ke atas.
Jadi, yang paling penting adalah nutrisi yang berimbang.
Karena
sejak kecil disuruh makan porsi nasi buto, maka terbawa jadi kebiasaan sampai
dewasa, orang-orang Indonesia akhirnya menjadi buto yang rakus nasi semua.
Padahal itu tidak perlu, bahkan terlalu banyak makan karbohidrat justru
bisa menghambat pertumbuhan tinggi badan. Karbohidrat itu kan di dalam tubuh diubah menjadi zat gula (glukosa). Nah, kadar gula yang tinggi di dalam
tubuh secara otomatis membuat tubuh menghasilkan insulin yang lebih banyak
juga. Insulin ini bisa menghambat produksi hormon pertumbuhan. Lihat
link artikel pada bagian paling bawah dari tulisan ini. Atau boleh juga Anda
browsing sendiri.
Jadi,
pemahaman para orang tua untuk menganjurkan banyak makan nasi kepada
anak-anaknya perlu diubah. Tak perlu memaksa anak-anak anda jadi buto lagi.
Malah menghambat pertumbuhan tinggi badan. Tentu jangan lantas berhenti
mengkonsumsi nasi sama sekali karena tetap perlu juga untuk pasokan energi, yang
penting adalah porsinya jangan overdosis. Karbohidrat porsi sedang saja sudah
cukup. Berilah mereka nutrisi yang berimbang.
Nah,
masih berminat makan nasi porsi buto? Stop jadi buto yang rakus nasi, malah
bikin orang jadi pendek bin gembrot.
Secukupnya saja. Lalu ditambah protein secukupnya juga. Segala hal yang
berlebihan atau kekurangan tidak baik akibatnya. Yang sedang-sedang sajalah.
Baca
Juga:
1.
Cara Alami Menambah Tinggi Badan. Lihat di artikel ini, terutama nomor
yang terakhir
2.
Cara Cepat Menambah Tinggi Badan. Lihat terutama yang nomor
4.
19
Sep 2012