Oleh: Helmi Junaidi
Kemarin ada yang membuat soal outsourcing menjadi guyonan. Padahal ini bukanlah hal yang pantas dijadikan
guyonan. Kecuali oleh orang-orang yang egois. Ini soal yang serius, tentang
masyarakat adil dan makmur. Juga tentang betapa korupnya para pejabat sipil dan
militer yang memungli pabrik-pabrik sehingga menggaji buruh dengan sekedarnya.
Komposisi pengeluaran pabrik adalah 20% untuk suap pejabat, 7% gaji buruh.
Bayangkan, segilintir pejabat yang kerjanya cuma
leha-leha dapat 20% pengeluaran pabrik. Ribuan buruh yang memeras keringat
siang malam cuma dapat 7%. Adilkah? Dan bakal bisa makmurkah buruh kita?
Bila KPK sungguh-sungguh ingin mengurusi korupsi,
ini target no. 1. Lupakan century, lupakan gayus, bahkan kalau perlu lupakan
ratusan triliun BLBI, semua itu bisa ditaruh nomor buncit. Urus target no. 1
ini dulu. Untuk menaikkan gaji buruh dan karyawan pabrik dan perusahaan sampai
tak sanggup karena dibebani pengeluaran yang sangat besar untuk pungli dan
suap. Akhirnya cari gampangnya, buruh saja yang digaji rendah. Lihat antara
lain di berita-berita di bawah.
Itulah penyebab utama gaji buruh sulit sekali
naik, karena perusahaan-perusahaan dibebani biaya pungli yang luar biasa
besarnya. Termasuk Anda yang kerja kantoran dan lain-lain tentunya, kena akibat
pungli juga. Anda yang bergaji Rp 3 juta mestinya dapat Rp 12 juta. yang Rp 4,5
juta mestinya dapat 18 juta. Sangat
parah bukan efek pungli kepada gaji anda semua? Bukan cuma kepada buruh saja. Tapi,
pemerintahan kita tak pernah punya program membasmi pungli, juga para capres
kita. Jadi, dengan capres yang ada saat ini ya dijamin kita jadi bangsa memble
selamanya. 75% uang jerih payah anda per bulan selamanya akan dirampok tukang
pungli. Ekonomi tak bakalan tumbuh, kecuali bila dihitung dengan indikator tipu-tipu
itu. Memang jumlah pungli dan gaji bisa bervariasi, tapi memang ada yang sebesar itu perbandingannya.
Oya, mungkin Anda banyak yang lupa bahwa semua
barang mengkilap yang tiap detik tampil di iklan tv, tiap hari di surat kabar
dan di baliho-baliho besar itu diproduksi oleh ribuan buruh gembel yang demo di
jalan-jalan kemarin. Betul kan, barang-barang mengkilap tersebut diproduksi
oleh kaum gembel yang kemarin demo ramai di jalan tersebut. Jadi, bila Anda
sedang menonton iklan, ingatlah betapa bertolakbelakangnya kilapan
barang-barang tersebut dengan buramnya nasib mereka yang memproduksinya.
4 - 5 Oct 2012