Oleh: Helmi Junaidi
Terbangun oleh suara kembang api yang tiba-tiba
meletus di mana-mana seolah mau merontokkan atap rumah. Sudah tahun baru
rupanya. Tahun baru
bangsa Mesir kuno akhirnya yang berjaya dirayakan di seluruh dunia. Kalender
matahari (solar calendar) yang diciptakan bangsa penyembah dewa matahari Amon
Ra. Untunglah bukan kalender bangsa Maya yang kita jadikan patokan. Bisa-bisa
kiamat betulan kemarin. :D Orang Roma sebelumnya memakai kalender bulan, lalu
diganti kalender matahari oleh Caesar yang sedang mabuk kepayang kepada
Cleopatra. Jadi, Anda boleh juga menyebut kalender kita sekarang ini sebagai
kalender Cleopatra. atau "kalender cinta"? Lihat di sini When Is Easter? Its All Cleopatra’s Fault dan Cleopatra and the Egyptian Calendar
Setelah itu, Julius Caesar lalu menaruh namanya di
kalender baru tersebut. Anak angkatnya yang bernama Augustus, setelah dia naik
tahta tak mau kalah dan menaruh namanya juga. Karena menaruhnya di
tengah-tengah, biar anget kali, dan bukan di akhir, maka bulan 7 8 9 10 digeser
menjadi bulan 9 10 11 12. Lihat nama-nama bulan tersebut. Septa dan okta
artinya tujuh dan delapan bukan? Nah, lihat sekarang menjadi bulan keberapa?
Demikian juga nasib nova dan desa.
Tergusur ke belakang oleh nama kedua kaisar Roma tersebut. Demikian sekilas kisah tentang kalender
cinta yang kita pakai ini. Kembang api sudah sepi, waktunya tidur lagi. :p
.............
Menyambung sedikit tentang kisah tahun baru tadi
malam. Kalender Masehi yang kita pakai sekarang sebetulnya tidak disusun pada
tahun 1 Masehi, tapi disusun pada tahun 500 Masehi oleh Dyonisius Exigus. Walau
sistemnya tetap berpatokan kepada kalender matahari warisan Julius Caesar dan
Cleopatra itu. Kalau kalender
Julian tahun pertamanya berawal pada tahun berdirinya kota Roma. Nah, kalender
baru yang disusun Exigus diawali pada tahun kelahiran Yesus. Silakan baca ini Anno Domini,
Wikipedia.
Untuk mempopulerkan kalender Masehi itu pun susah
sekali, orang kan pada umumnya kuat sekali memegang tradisi lawas. Perlu perjuangan
berabad-abad untuk menggusur kalender kota Roma tersebut. Mirip perjuangan
Ahmad Dahlan untuk menggusur tradisi tahlilan. LOL. Betul itu, setelah
berabad-abad kemudian barulah kalender Masehi itu diterima orang Eropa Barat.
Kalau orang Rusia di Timur tetap ogah hingga abad ke-20. susah memang menggusur
tahlilan itu, eh maaf, menggusur kalender lawas. :D
Russia remained on the Julian calendar until 1918 (1 February became 14 February), while Greece continued to use it until 1 March 1923 (Gregorian). Julian Calendar, Wikipedia
Tradisi itu memang sangat sukar digusur bukan? Bahkan hingga abad ke-20 puluh pun masih ada yang tetap memakai Kalender Julian. Perbaikan kalender yang dilakukan Paus
Gregorius pada abad 16 juga sukar diterima. Apalagi di negara-negara Protestan
yang sedang memberontak melawan Vatikan. Isu kalender Gregorian itu makin
menambah bumbu pertentangan Katolik vs Protestan yang sedang berkobar dengan
panasnya di Eropa saat itu. Walhasil, karena masalah tradisi dan perang agama,
perlu waktu berabad-abad juga perbaikan kalender Gregorian itu diterima semua
masyarakat Eropa.
Jadi, kalender matahari yang kita pakai sekarang
ini melalui beberapa tahap sejarah yang cukup ruwet juga. Jangan dikira dibuat
sekali langsung jadi dan diterima dengan mulus. Juga bukan cuma kalender Masehi
dan Gregorian yang mendapat tentangan, orang Roma pada zaman Julius Caesar pun
banyak yang protes sewaktu kalender bulan diganti matahari. Tradisi atau
kebiasaan yang sudah terlanjur berakar kuat memang pada umumnya sulit diganti
dengan yang baru meskipun bisa jadi yang baru itu lebih baik dan benar.
Malang, 1 Januari 2013