Isi
dari Pancasila yang diajukan M. Yamin dan Sukarno ternyata sama persis dengan
dasar negara India, yakni Panc Svila, bahkan namanya mirip. Juga sama dengan
asas gerakan Katipunan di Filipina. Lihat kutipan dari artikel Sejarah
Pancasila Yang Sebenarnya.
Bandingkan pula Pancasila dengan lima asas Aquinaldo pimpinan Nasionalis Filipina. Lima asas ini disebut asas yang lima dari gerakan Katipunan, disusun oleh Andres Bonifacio sejak 1893 M yang meliput: Nasionalisme, Demokrasi, Ketuhanan, Sosialisme, Humanisme. Juga Empat asas Pridi Banoyong dari Thailand (1932 M): Nasionalisme, Demokrasi, Sosialisme, Religius. Juga asas dari Pandit Jawarhal Nehru tentang dasar negara India merdeka, yang dibahas di depan Indian Kongres: Panc Svila yang meliputi: Nasionalisme, Humanisme, Demokrasi, Religius, Sosialisme.Sukarno dan Yamin adalah para kutu buku, seperti Hatta juga. Buku-buku berbahasa apa yang dibaca mereka? Apakah buku-buku bahasa Indonesia? No, no and not!! Kutipan-kutipan di tulisan-tulisan mereka tentu saja mencerminkan buku-buku yang mereka baca. Seluruhnya bertaburan dengan kutipan-kutipan buku dan pemikir bahasa Belanda, Inggris, Jerman, Perancis dan sebagainya. Boleh dicek. Bahkan, para tokoh-tokoh Masyumi pun sama. Walau mereka sering mengutip ayat-ayat, tulisan-tulisan mereka juga bertaburan dengan beragam kutipan buku bahasa Eropa. Hampir tak ada mengutip buku-buku berbahasa Indonesia yang saat itu tentu saja memang masih sangat langka. Bahasa Indonesia saja baru dideklarasikan tahun 1928.
Walhasil,
buku-buku Eropa itu juga yang lalu banyak memberikan ilham bagi mereka. Para
tokoh pergerakan di India dan Filipina menulis dalam bahasa Inggris juga. Para
tokoh pergerakan di Indonesia saat itu sangat aktif mengikuti berita, pemikiran
dan perkembangan pergerakan kemerdekaan di negara-negara Asia lainnya. Jadi, mau
tidak mau Panc Svila dan Katipunan turut terbaca juga oleh Sukarno dan Yamin.
Mustahil bila mereka tak pernah membacanya. Nehru bahkan sangat dekat
hubungannya dengan Sukarno. Asas tiga prinsip rakyat Tiongkok dari Sun Yat Sen
juga banyak disebut Sukarno dalam pidatonya tentang Pancasila. Lihat artikel
terbitan Deplu Taiwan ini, Siaran pers Simposium Internasional “Tiga Prinsip
Rakyat ”dan “Pancasila”Indonesia” 駐印尼台北經濟貿易代表處.
Sukarno,
Yamin dan tokoh-tokoh pergerakan lainnya memang orang yang kebarat-baratan,
bukan kejawa-jawaan. Beda jauh dengan tipikal para tokoh orba yang rata-rata
ahli kejawen. Kenapa kebarat-baratan? Sudah sewajarnya. Karena sejak SD sampai
mahasiswa mereka belajar di sekolah Belanda dengan bahasa pengantar belanda,
dengan kurikulum pelajaran yang disusun Belanda pula.
Meski
demikian, saya sendiri ragu kalau M. Yamin dan Sukarno terinspirasi langsung
oleh freemansori. Mungkin mereka hanya tahu itu adalah dasar beberapa negara di
Eropa dan Asia. Lihat juga artikel Doktrin
khams qanun freemasonry dan Detik-Detik
Kemerdekaan Dan Kontroversi Pembentukan Ideologi Pancasila.
Aneh, malah sama dengan ideologi banyak negara-negara di dunia juga.
Sering membaca judulnya, baru kali ini saya membaca isinya. Yang jelas bukan
terinspirasi dari buku-buku kejawen atau ideologi pribumi. Mustahil. Isinya sama
persis dengan yang di LN, mustahil bila kebetulan saja. Apalagi dengan Panc
Svila yang digali Nehru itu. Judulnya bahkan persis sama!! Apakah Nehru ini yang
disebut Sukarno sebagai seorang teman ahli bahasa?
Silakan
baca di Katipunan
– Wikipedia. Ternyata benar dan bukan gosip semata. Katipunan memang
organisasi Freemansori. Penting dicatat, saya ini tidak sedang membahas
Zionisme, cuma membahas asal usul Pancasila saja. Cuma ingin menjelaskan apakah
Pancasila asli pribumi atau tidak. Itu saja. Dan anda sekarang sudah tahu
jawabannya bukan?
Ternyata
menurut sumber-sumber tadi Pancasila bukan hanya tidak asli Indonesia, tapi juga
bukan asli pemikiran M. Yamin dan Sukarno. Pancasila cuma hasil plagiat dari
banyak ideologi yang juga sudah dianut sebelumnya di Filipina, Cina dan India,
juga negara-negara Eropa seperti misalnya Italia, Perancis dan sebagainya.
Isinya persis sama, apalagi dengan Panc Svila karya Nehru tersebut, yang
judulnya bahkan sama. Bila apa yang tertulis di situs-situs di atas tadi benar,
berarti kita selama ini ditipu saja ketika disebut bahwa Pancasila itu orisinil
hasil digali dari Indonesia.
Tentu,
walau sudah menampilkan beberapa referensi, masih perlu diteliti lebih lanjut.
Saya kan orangnya tidak mudah percaya begitu saja dengan isu. Tapi, bila setelah
dicek memang apa yang tertulis di website yang saya jadikan referensi itu benar,
ya mau apa lagi. Pancasila memang hasil plagiat saja, bukan asli digali oleh
mereka yang mengaku menggalinya dan kita memang hanya diakali saja oleh mereka.
Kalau ada yang mau mengecek silakan, deh. Kalau posisi saya kan sulit juga, saya
tak punya kenalan di negara-negara yang disebutkan menganutnya. Tak ada yang
bisa saya tanyai. Silakan kalau ada yang mau mengeceknya bila Anda punya kenalan
di negara-negara tersebut, dan setelah itu silakan tulis hasil pengecekan
tersebut di blog Anda.
Bila
demikian, lalu apakah ada falsafah hidup aseli pribumi yang juga aseli rumusan
tokoh pribumi yang bersifat universal? Ada, yaitu ojo mo limo ajaran walisongo.
Ajaran yang benar-benar universal, lintas agama dan lintas ideologi. Isinya juga
langsung tepat ke tujuan. Bila dilaksanakan insya Allah seluruh dunia bisa
segera aman dan tentram. Terutama ajaran yang “ojo
maling”.
Baca
juga: Riwayat
Pancasila, Ideologi Impor dari China