- Wahai rasul, wanita itu terkenal banyak melakukan shalat, puasa dan bersedekah, tetapi lidahnya seringkali menyakitkan hati tetangganya. Sabda Nabi, “Ia masuk neraka”. Kemudian penanya itu melanjutkan, “Wahai rasulullah, wanita lainnya terkenal sedikit melakukan shalat serta puasa dan memberikan sedekah hanya dalam bentuk kepingan keju asam, tetapi ia tidak pernah menyakitkan hati tetangganya” Beliau bersabda, “Ia masuk surga”.
- Diriwayatkan daripada Abdullah bin Umar r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Seorang wanita mendapat azab gara-gara seekor kucing. Ia mengurung kucing itu sampai mati, karena kucing itulah ia masuk neraka. Ia telah mengurungnya, tetapi tidak memberinya makan dan minum bahkan tidak mau membiarkan kucing itu memakan serangga-serangga tanah. (Apalagi bila yang dikurung sampai mati itu adalah ribuan, puluhan ribu atau bahkan jutaan manusia dan bukan hanya seekor kucing).
- Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Nabi s.a.w bersabda: Sesungguhnya seorang wanita pelacur melihat seekor anjing sedang mengelilingi sebuah telaga pada hari yang sangat panas. Anjing itu berusaha menjulurkan lidahnya karena kehausan (tapi tak sampai). Wanita itu kemudian menggunakan sepatunya yang terbuat dari kulit untuk mengambil air dari telaga tersebut sehingga anjing tadi dapat minum. Oleh karena perbuatannya itu, dosa wanita tersebut diampunkan.
- Orang yang menolong janda dan orang miskin sama pahalanya dengan orang yang mengadakan jihad fisabililah, juga sama pahalanya dengan orang yang bangun malam untuk sembahyang dan orang yang berpuasa di siang hari.
- Senyuman kepada saudaramu, perintah berbuat baik dan larangan berbuat jahat, menunjukkan jalan bagi orang yang tersesat, menyingkirkan duri dan tulang dari jalan, menuangkan air yang ada di dalam timbamu ke dalam timba saudaramu dan memimpin orang yang lemah penglihatan, semuanya itu adalah zakat.
- Tidakkah kuterangkan kepadamu apa yang lebih tinggi derajatnya daripada puasa, shalat dan sedekah.” Para sahabat menjawab, “Tidak”. Sabda Nabi, “Memperbaiki tali persahabatan. Putusnya tali persahabatan sama dengan keadaan wanita yang tertimpa kemalangan.
- Berkata Anas, ”Dalam perjalanan dengan Nabi Muhammad saw. kebanyakan dari kami berteduh di bawah naungan pakaian masing-masing. Yang berpuasa tidak berbuat apa-apa, tetapi yang membatalkan puasanya melayani dan merawat yang sakit. Kemudian Nabi Muhammad bersabda, “Orang yang membatalkan puasanya mengambil pahala hari ini seluruhnya”.
Demikianlah
kutipan beberapa hadits yang ada. Bahwa ternyata ibadah ritual saja ternyata tak
akan berharga dan tak akan ada berguna sama sekali bila perilaku sosialnya dan
hubungan sesama manusianya masih sangat buruk. Sebaliknya, sekali pun seseorang
itu ibadah ritualnya biasa-biasa saja, tetapi amal sosialnya sangat baik dan
hubungan kepada sesama manusianya juga sangat baik, maka dia bisa disebut
sebagai seorang manusia yang bernilai dan berharga. Lihat terutama hadits yang
nomor enam dan tujuh.
Atau yang lebih ekstrim lagi adalah
hadits yang nomor tiga. Bahwa seorang pelacur yang sudah berlumuran dosa pun
bisa diampuni segala dosanya dan menjadi orang yang bernilai di hadapan Tuhan
bila amal sosialnya sangat baik. Bahkan bila amal itu dilakukannya terhadap
seekor anjing sekali pun, binatang yang oleh sebagian madzhab dianggap sebagai
binatang najis. Terlebih lagi bila amal tersebut itu dilakukannya terhadap
sesama manusia. Dan ini adalah hadits riwayat Bukhari Muslim. Bukan hadits
dhaif. Dari Abu Hurairah pula. Tambah lebih afdhal lagi.
Jadi,
ibadah ritual ternyata bukan segala-galanya, bukan? Bahkan bisa tidak bernilai
sama sekali dan akan terhapus sama sekali bila ibadah sosialnya dan hubungan
sesama manusianya masih sangat buruk. Ibadah sosial ternyata malah bisa lebih
bernilai di hadapan Tuhan. Dan tentunya juga di hadapan sesama manusia. Dan
walau hadits ini merupakan salah satu sumber utama ajaran Islam, rasanya tak ada
salahnya diperhatikan juga oleh semua orang, baik mereka yang muslim maupun yang
non-muslim. Ini ajaran yang baik juga, bukan?
Sedangkan
kalau dalam konteks yang lebih up to date lagi, apa pendapat Anda tentang
seseorang (atau lebih tepatnya banyaaak sekali orang) yang rajin shalat dan
puasa dan juga rajin segala macam ibadah ritual lainnya, tetapi dia masih juga
gemar pungli, korupsi, menipu orang, menggusur rumah orang dan segala macam
kebusukan dan kekejaman lainnya. Seandainya saja Nabi masih hidup pada zaman
sekarang, maka jawabannya tentu sudah pasti adalah…. silakan lihat hadits yang
pertama.
Shalat
dan puasanya tidak akan ada harganya dan tidak ada nilainya sama sekali di
hadapan Tuhan. Dan tentunya juga di hadapan sesama manusia. Akan percuma dan
akan musnah semuanya dengan begitu saja.
Oleh
karena itu, akhirnya, perbaikilah ibadah sosial Anda dan hubungan kepada sesama
manusia. Dan Anda nanti akan bisa menjadi manusia yang berharga, baik di hadapan
Tuhan maupun di hadapan sesama manusia. Ibadah sosial pun ternyata tidak kalah
bernilainya dibandingkan dengan ibadah ritual. Keduanya sama-sama harus kita
perhatikan juga. Tidak boleh berat sebelah. Apalagi bila lantas berpikir hanya
sekedar dengan shalat dan puasa saja lantas sudah bisa selamat dunia akhirat.
Itu suatu pemikiran yang salah sama sekali. Malah nilai ibadah ritual kita bisa
musnah dan terhapus sama sekali bila ibadah sosial kita dan hablum minas naas
kita masih sangat buruk.
Yogyakarta,
8 Maret 2002