Friday, April 26, 2013

Aura, Santet, Tenaga Dalam: Barang Gaib Yang Tidak Gaib

Oleh: Helmi Junaidi





1. Prakata.

Untuk mengawali artikel ini saya mengutip satu paragraf di atas. Banyak beredar di internet dan media sosial, termasuk twitter dan instagram,  tetapi pengucapnya anonim dan tak pernah disebutkan. Rasanya cukup menarik juga dan bisa kita jadikan pembuka untuk membahas masalah ini. Artinya adalah sebagai berikut.

Sebelum Anda menghakimi orang lain atau mengklaim suatu kebenaran absolut, pertimbangkanlah bahwa Anda cuma bisa melihat kurang dari 1% spektrum elektromaknetik dan kurang 1% dari  gelombang suara. Dan pada saat Anda membaca kalimat ini, Anda sedang menjelajah galaksi dengan kecepatan 220 kilometer per detik. 90% sel di tubuh Anda membawa DNA microba mereka sendiri dan bukan diri Anda. Atom di tubuh Anda 99.999999999% adalah ruang kosong dan tak satu pun yang dilahirkan bersama Anda, tetapi mereka semua berasal dari perut bintang. Manusia mempunyai 46 kromosom, 2 lebih sedikit dibandingkan sebuah kentang biasa. Adanya pelangi itu tergantung dari fotoreseptor sel kerucut pada mata Anda. Pada hewan yang tidak mempunyai sel kerucut, maka pelangi itu tidak ada. Jadi, Anda tidak melihat pelangi, tetapi menciptakannya. Ini sungguh menakjubkan mengingat bahwa semua warna-warna yang indah itu cuma mewakili kurang dari 1% spektrum elektromagnetik. 

Saat ini sedang ramai berita perdebatan pro kontra pembahasan hukum santet di twitter dan di televisi. Sebenarnya santet bukanlah hal yang gaib amat, tapi bisa dideteksi dengan alat elektronik. Bila ingin membuktikan, panggillah seorang tukang santet dan suruhlah beraksi, lalu sediakan alat elektronik yang diperlukan untuk mendeteksi energinya. Kalau yang ini pengalaman saya sendiri, energi jin santet itu bisa dideteksi dengan menggunakan speaker aktif. Pada saat tukang santet si .... itu beraksi, speaker aktif dari komputer desktop saya (bukan speaker laptop) biasanya berbunyi. Seperti bunyi gelombang radio atau telegram di radio SW. Jadi, agaknya gelombang elektromaknetik para jin itu sejenis juga dengan gelombang radio atau telegram. Bukan hal yang terlalu mistik, tapi suatu unsur alam yang lumrah saja.

Mungkin juga gelombang elektromagnetik santet bisa dideteksi dengan peralatan elektronik seperti yang digunakan para paranormal di acara Haunted yang sering diputar di Animal Planet, Indovision. Paranormal di acara tersebut kan .sering menggunakan alat-alat elektronik untuk mendeteksi makhluk gaib. Bisa mencoba buktikan dengan alat tersebut. Jin itu mempunyai energi elektromagnetik sehingga tentu saja bisa dideteksi dengan peralatan elektronik. Alat-alat yang digunakan para paranormal di acara tersebut antara lain adalah UV kamera (ultraviolet kamera) atau alat pendeteksi energi lainnya.

Manusia memang tak bisa melihat barang gaib dengan mata telanjang, perlu bantuan alat elektronik, karena frekuensi cahaya yang bisa dilihat mata manusia itu terbatas hanya dalam range tertentu, yakni antara infra merah dan ultra violet. Frekuensi suara yang bisa didengar manusia juga terbatas  antara 20 hertz s/d 20.000 hertz. Tetapi, sekarang ada alat-alat yang bisa mendeteksi sebagian gelombang elektromagnetik diluar range (jangkauan) alamiah mata tersebut.

Menurut sebagian pemburu hantu di Barat, makhluk-makhluk itu berada di frekuensi ultraviolet atau infra merah atau yang biasanya disingkat menjadi UV saja atau IR, frekuensi yang tentu diluar jangkauan mata telanjang manusia sehingga lalu menjadi “gaib”. Tetapi, sepertinya kebanyakan bisa dilihat dan direkam dengan kamera UV yang telah dimodifikasi khusus. Tinggal nanti kameranya semakin disempurnakan saja supaya kita nanti bisa ikut melihat apa yang sebelumnya cuma bisa dilihat burung, ayam dan mbah paranormal.

Ada artikel berjudul “A New way to Capture Ghosts on Camera" yang cukup bagus untuk kita baca. Di situ juga ada penjelasan dan gambar “beyond the rainbow, ultraviolet spectrum”, yaitu spektrum warna yang ada di wilayah frekuensi ultra violet, wilayah yang jauh lebih luas dari wilayah frekuensi yang bisa dilihat mata manusia. [1]

(Gbr. 2)

Lihat gambar di atas, terutama bagian visible light (cahaya yang terlihat oleh manusia). Cuma sebagian kecil itu saja frekuensi gelombang elektromaknetik yang bisa ditangkap mata telanjang manusia, kurang dari 1 persen, sisanya yang 99% lebih adalah "gaib". Tapi, dengan kemajuan teknologi sebagian dari frekuensi "gaib" tersebut sekarang sudah bisa ditangkap oleh alat eletronik.

2.      Jangkauan Frekuensi Pancaindra Mamalia dan Burung

Walau mata dan telinga manusia tak bisa menjangkaunya karena frekuensinya memang diluar jangkauan mata dan telinga manusia, tetapi banyak hewan-hewan di sekitar kita yang bisa. Mereka bisa mendengar dan melihat apa yang tak bisa dilihat manusia.[2]

Jadi, bila hewan-hewan peliharaan Anda tiba-tiba gelisah berhati-hatilah, karena boleh jadi mereka sedang melihat/mendengar sesuatu yang tidak bisa anda lihat/dengar. Frekuensi yang bisa ditangkap mata dan telinga hewan-hewan tersebut jangkauannya lebih luas dari manusia. Sebagian kecil manusia juga ada yang punya jangkauan seperti hewan-hewan tersebut, sehingga mereka bisa melihat dan mendengar barang-barang yang tak bisa dilihat dan didengar sebagian besar manusia umumnya. Mereka itulah yang biasanya lalu kita sebut sebagai mbah, ki atau eyang paranormal.

Kenapa bisa terjadi begitu? Evolusi adalah variasi. Kita ini kan termasuk mamalia, dan sebagian kecil manusia ternyata masih punya sisa-sisa gen dari dari saudara-saudara kita sesama mamalia sehingga bisa mendengar dan melihat barang-barang yang tidak bisa didengar dan dilihat sebagian besar manusia, sehingga lalu disebut barang gaib. Kalau hubungan manusia dengan bangsa burung memang agak jauh, yakni sesama leluhur dari bangsa dinosaurus. Tapi, gen kita pun masih mengandung gen-gen dari dino sehingga sebagian manusia ada juga yang bisa melihat makhluk ultra seperti halnya bangsa burung. Karena itu kita sering mendengar bahwa paranormal itu bakat turunan. Karena memang diturunkan dari gen. Yang paling bagus penglihatannya sepertinya memang bangsa burung, termasuk ayam tentunya, yang banyak ada di sekitar kita. Mereka kalau sedang gelisah matanya seperti menatap sesuatu. Sesuatu yang tak bisa dilihat kebanyakan manusia.

3.      Kamera Kirlian

Aura yang dulu dianggap barang gaib sekarang juga sudah bisa difoto, yakni dengan kamera Kirlian meskipun teknologinya masih baru tahap permulaan dan perlu banyak disempurnakan lagi. Gambar berikut adalah ujung jari yang difoto dengan kamera Kirlian.


Kirlian_color_finger.jpg
(Gbr. 3)

Ada kalimat menarik yang saya kutip dari suatu artikel supaya kita bisa lebih tidak dengan mudah menuduh sesuatu sebagai takhayul sebelum mengadakan penelitian terlebih dahulu.

There is nothing paranormal in the universe, except our limited understanding of nature. What we think we “know” on earth now is just a tiny drop in the ocean of knowledge.[3]

Arti: Tak ada barang paranormal di alam semesta ini, kecuali pengetahuan kita yang terbatas tentang alam. Apa yang kita pikir kita “tahu” di bumi sekarang ini hanyalah setetes kecil air di samudra ilmu pengetahuan.

Memang betul, tak ada barang paranormal, gaib dan sejenisnya. Semua itu sebenarnya barang-barang normal dan natural saja. Menjadi “abnormal” karena range frekuensi gelombangnya ada diluar range mata dan telinga manusia. Jadi, sebenarnya cuma begitulah definisi barang gaib, makhluk gaib, paranormal dan sebagainya itu. Semua adalah unsur-unsur alam biasa yang ada di sekitar kita, cuma beda frekuensi saja. Bahkan, kalau energi jin santet itu bisa dideteksi dengan speaker aktif biasa. Barang elektronik yang sangat lumrah saja.

Contoh foto Kirlian lainnya bisa kita lihat di bawah. Yang pertama adalah foto daun dan yang kedua adalah foto dua buah koin.

Kirlian_Photograph_of_a_Coleus_Leaf_1980.jpgKirlian_coins.jpg
                              (Gbr. 4)                                                 (Gbr. 5)

Dinamakan kamera Kirlian menurut penciptanya yakni Semyon Kirlian dari Uni Sovyet. Akan tetapi, dia bukan yang pertama menemukannya. Perintis kamera Kirlian yang mula-mula adalah Nicholas Tesla,[4]  yang juga pencipta lampu neon dan generator AC. Kalau Edison kan pencipta lampu bohlam dan generator DC yang sekarang sudah tak dipakai. Kita sekarang memakai ciptaan Tesla, bukan Edison. Jangan salah. Lihat antara lain di artikel “SBlCCW"Tesla Edison Feud”.[5] Selain oleh Kirlian, kamera ini juga dikembangkan lagi oleh Prof. Korotkov dari Rusia.

Saya dulu pernah sebentar bisa melihat aura dengan mata biasa, termasuk warna-warnanya. Tapi, lalu tidak bisa lagi karena saya tidak konsisten latihannya. Bila nanti kamera Kirlian atau sejenisnya sudah semakin sempurna, maka kita semua bisa melihatnya dengan lebih mudah.




4.      Tubuh Manusia, Mesin Elektronik Yang Memancarkan Aura dan Menghasilkan Tenaga Dalam.

Aura dan tenaga dalam juga sebenarnya hal yang lumrah dan wajar saja, bukan sesuatu yang mistik atau paranormal. Perhatikan tanya jawab berikut:

Manusia terbuat dari apa? l Darah dan daging l Salah l Dari tanah l Salah juga l Dari air l Tetap salah.

Semua jawaban di atas ternyata salah. Padahal, itulah jawaban yang paling umum didapat kalau kita menanyai seseorang. Akibatnya kebanyakan orang lalu memahami aura dan tenaga dalam itu sebagai sesuatu hal yang mistis atau magic. Jawaban yang benar adalah manusia itu tersusun dari triliunan kali triliunan atom. Tepatnya lihat angka berikut ini.

A 70 kg body would have approximately 7x 1027 atoms. That is, 7 followed by 27 zeros: 7,000,000,000,000,000,000,000,000,000.

Of that, 4.7*1027 would be hydrogen atoms, which have one proton and one electron each. Another 1.8*1027 would be oxygen, which has 8 protons, 8 neutrons and 8 electrons. There are 7.0*1026 carbon atoms, which have 6 protons, 6 neutrons and 6 electrons.

As they say in French - "Beaucoup," meaning a lot! A very technical, but very interesting, discussion of this can be found at http://www.foresight.org/Nanomedicine/Ch03_1.html. In summary, for a typical human of 70 kg, there are almost 7*1027 atoms (that's a 7 followed by 27 zeros!) Another way of saying this is "seven billion billion billion." Of this, almost 2/3 is hydrogen, 1/4 is oxygen, and about 1/10 is carbon. These three atoms add up to 99% of the total!

Arti: Tubuh seberat 70 kg kira-kira terdiri dari 7x1027 atom, yakni angka 7 dengan 27 nol dibelakangnya: 7.000.000.000.000.000.000.000.000.000.

Dari jumlah tersebut 4.7x1027 adalah atom hidrogen yang masing-masing mempunyai satu proton dan satu elektron. Lainnya  adalah 1.8x1027 atom oksigen yang mempunyai 8 proton, 8 neutron dan 8 elektron. Lalu 7.0x1026 atom karbon, yang mempunyai 6 proton, 6 neutron dan 6 elektron.

Seperti yang mereka bilang dalam bahasa Perancis, itu adalah "beaucoup," yaitu banyak sekali! Pembahasan yang bersifat sangat teknis, tetapi sangat menarik bisa kita lihat di http://www.foresight.org/Nanomedicine/Ch03_1.html. Ringkasnya, tipikal orang seberat 70 kg mempunyai 7x1027 atoms (yakni angka 7 dengan 27 nol dibelakangnya!). Cara lain untuk mengatakannya adalah "tujuh miliar miliar miliar." Dari semuanya, hampir 2/3 adalah hidrogen, 1/4 adalah oksigen dan sekitar 1/10 adalah karbon. Persentasi tiga jenis atom ini total adalah 99% dari keseluruhan atom yang ada di tubuh manusia! [6]

Triliunan atom yang ada di tubuh manusia tersebut bermuatan listrik dan karena itu tubuh manusia bisa memancarkan gelombang elektromagnet.  Dan tentu tak bisa dilihat mata telanjang seperti juga gelombang radio, televisi dan sebagainya. Semua sistem yang ada tubuh manusia ini dijalankan oleh energi listrik. Bahkan, boleh dikatakan tubuh manusia adalah semacam mesin listrik atau mesin elektronik. Tak banyak berbeda dengan televisi, komputer, smartphone atau beragam barang elektronik lainnya. Fakta yang mengejutkan? Ya, tapi itu memang fakta. Tubuh manusia, dan juga beragam hewan lainnya, memang tak lebih dari suatu mesin elektronik.

Without electricity, you wouldn't be reading this article right now. And it's not because your computer wouldn't work. It's because your brain wouldn't work.

Everything we do is controlled and enabled by electrical signals running through our bodies. As we learned in intro physics, everything is made up of atoms, and atoms are made up of protons, neutrons and electrons. Protons have a positive charge, neutrons have a neutral charge, and electrons have a negative charge. When these charges are out of balance, an atom becomes either positively or negatively charged. The switch between one type of charge and the other allows electrons to flow from one atom to another. This flow of electrons, or a negative charge, is what we call electricity. Since our bodies are huge masses of atoms, we can generate electricity

When we talk about the nervous system sending "signals" to the brain, or synapses "firing," or the brain telling our hands to contract around a door handle, what we're talking about is electricity carrying messages between point A and point B.  

Arti: Tanpa listrik Anda sekarang mustahil bisa membaca artikel ini. Dan itu bukanlah karena komputer Anda tidak bisa menyala. Tetapi, itu karena otak Anda yang tidak bisa menyala.

Semua hal yang kita lakukan dikontrol dan bisa berfungsi karena adanya sinyal-sinyal listrik yang mengalir di badan kita. Sebagaimana kita pelajari di bagian awal pelajaran fisika, semua yang ada di alam ini terdiri dari atom, dan atom itu terdiri dari proton, netron and elektron. Proton bermuatan positif, netron bermuatan netral dan elektron bermuatan negatif. Ketika muatan ini menjadi tidak seimbang, maka atom menjadi bermuatan positif atau negatif.  Perubahan dari positif ke negatif atau sebaliknya inilah yang membuat elektron bisa mengalir dari satu atom ke atom yang lainnya. Aliran elektron ini, atau muatan negatif, adalah apa yang kita sebut sebagai aliran listrik. Karena tubuh kita adalah sekumpulan massa atom yang berjumlah sangat besar, maka kita bisa menghasilkan listrik.

Bila kita bicara tentang sistem syaraf mengirimkan sinyal ke otak, penembakan sinaps atau otak menyuruh tangan kita untuk memegang gagang pintu, apa yang kita bicarakan itu adalah tentang pesan listrik yang dibawa dari titik A ke titik B.[7] 

Demikian tentang tubuh manusia yang bahan dasarnya memang bukanlah darah dan daging, air atau tanah. Sebagaimana semua benda yang ada di alam semesta ini, tubuh manusia juga tersusun dari atom. Sinyal-sinyal dari semua bagian tubuh manusia juga disampaikan ke otak melalui sinyal listrik, bukan sinyal kimia.

Jadi, aura dan tenaga dalam itu sebetulnya hal yang sangat wajar dan alami, bukan? Tidak ada unsur gaib atau paranormalnya. Murni gejala alam biasa saja. Dianggap paranormal karena limited understanding of nature dari manusia saja. Itu semua sekedar soal atom-atom bermuatan listrik (bioelektrik) yang bila diolah dengan teknik pernafasan lalu bisa menghasilkan energi yang lebih kuat yang lalu disebut dengan tenaga dalam. Sedangkan aura itu adalah gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh triliunan kali triliunan atom tadi. Hanya soal lumrah dan sepele begini saja. Akan tetapi, gejala alam yang sangat lumrah seperti aura dan tenaga dalam ini sampai sekarang didefinisikan kebanyakan ilmuwan sebagai klenik paranormal. Di Wikipedia juga masih digolongkan begitu, yaitu di artikel "Aura"[8] dan "Chi".[9]

Pelajaran yang bisa diambil dari sini adalah kita memang tak boleh terburu-buru menilai suatu hal sebagai absolut benar atau absolut salah sebelum mempelajarinya dan mengadakan penelitian yang sungguh-sungguh. Sikap ilmiah yang paling baik adalah bersikap skeptis terlebih dahulu. Dengan demikian kita akan tergerak untuk menelitinya. Kalau langsung bilang salah atau benar tanpa mengadakan penelitian apa-apa, ya orang-orang gembel di jalan pun bisa bersikap seperti itu. Akibatnya, fenomena alam yang sangat lumrah seperti aura dan tenaga dalam ini masih dianggap mayoritas ilmuwan sebagai klenik paranormal. Tentu sikap seperti ini berlaku pada ilmu dan fenomena apa saja. Kita tak boleh pernah menilai salah benar sebelum mempelajari dan mengadakan penelitian yang sungguh-sungguh.

5.      Reiki dan Tenaga Dalam

Kalau membahas soal reiki saya paham sepenuhnya karena saya memang praktisi reiki. Kebetulan saya juga cukup peka dan bisa merasakan energi reiki. Bagaimana pun, kepekaan tiap orang memang berbeda-beda, ada yang peka dan ada pula yang tidak. Entah berapa persen perbandingan orang yang peka dengan yang tidak peka. Tapi, kalau saya melihat suasana di pelatihan atau pengobatan massal reiki yang diikuti ratusan orang, sepertinya perbandingannya fifty-fifty. Sangat banyak orang yang peka di acara-acara seperti itu. Andai kita ambil angka minimal, mungkin bisa sekitar 15-20 persen orang yang peka. Itu pun tetap sangat banyak bila kita hitung seluruh penduduk bumi yang berjumlah miliaran ini. Bisa ada banyak saksinya yang tentu akan sulit diabaikan oleh mereka yang masih skeptis. Mustahil bukan mengabaikan saksi yang berjumlah miliaran? Andai pun yang peka cuma 1 persen dari total seluruh penduduk bumi ini, maka itu pun sudah luar biasa banyaknya, yakni puluhan juta manusia. Tetapi, jumlah 1 persen itu mustahil karena persentasinya memang jauh di atas itu. Ini memang cuma perkiraan saja karena belum ada ada studi tentang hal ini. Saya cuma mengambil kesimpulan dari apa yang saya saksikan saat melihat acara pengobatan massal. Atau saat saya melakukakan attunement ke teman atau saudara. Kalau di keluarga saya persentasinya malah sekitar separuhnya. Cukup banyak orang yang peka dengan energi reiki.

Mereka yang tidak peka sering lalu menuduh reiki sebagai takhayul, terutama ilmuwan di Barat sana. Itu sikap yang tidak benar. Karena saya sendiri jelas bisa merasakan energinya. Sikap asal tuduh itu kan seperti orang bertubuh pendek yang karena tidak bisa melihat buah yang jatuh di atap lalu dia menganggap buah itu sebagai takhayul. Tidak kelihatan katanya, jadi itu dibilangnya takhayul. Padahal, orang bertubuh tinggi yang berdiri di tepat sebelahnya bisa melihat buah tersebut dengan jelas.

Yang diperlukan oleh para ilmuwan Barat yang masih skeptis itu adalah menciptakan alat yang  bisa mendeteksi energi reiki. Karena energi reiki itu memang ada dan sangat banyak orang yang bisa merasakan, tapi alat pendeteksinya saja yang belum ada sehingga tak bisa mendeteksi energi tersebut. Perlu diciptakan alat semacam itu.

Atau cara pembuktian lainnnya adalah para ilmuwan yang skeptis masih itu diberi attunement sampai tingkat master. Lalu dia disuruh memberikan pengobatan massal kepada orang-orang yang dipilihnya sendiri, termasuk teman dan keluarga yang dipercayanya. Katakanlah berjumlah sekitar 75 orang. Diantara sekian orang itu tentu banyak yang peka. Pada saat energi yang disalurkan ilmuwan yang telah di-attunement itu mengenai para peserta, maka peserta yang peka bisa memberitahu ilmuwan yang mengirim energi tadi. Itu akan bisa membantu meyakinkan mereka yang masih skeptis.

Meski demikian, cara yang terbaik adalah mereka yang skeptis itu bisa merasakan energi itu sendiri. Kepekaan sebenarnya bisa dilatih. Bila ada orang yang tidak peka lalu dia rajin latihan, maka lama-kelamaan akan bisa menjadi peka juga. Tetapi, kalau dia langsung menganggapnya sebagai takhayul karena dia tidak peka dan akhirnya tidak mau berlatih, tentu saja seumur hidup dia akan tetap tidak peka.

Reiki itu adalah mengambil energi dari alam yang lalu diolah menjadi semacam tenaga dalam. Tapi, reiki pada umumnya cuma untuk terapi kesehatan saja, bukan untuk bela diri seperti halnya perguruan tenaga dalam. Sebelum belajar reiki saya dulu pernah juga sebentar belajar tenaga dalam pernafasan, tapi lalu berhenti. Berbeda dengan reiki, kalau tenaga dalam itu asli energi yang ada dihasilkan tubuh manusia, yakni mengolah energi listrik (bioelektrik) yang ada di tubuh manusia. Tepatnya energi yang berasal dari triliunan atom tadi. Tenaga dalam pernafasan memerlukan latihan yang rutin dan konsisten supaya energinya tetap ada. Bila tak dilatih akan bisa hilang.

Selain tak dipahami oleh kalangan fisikawan, bio-elektrik yang ada pada manusia juga belum begitu dipahami oleh banyak kalangan medis. Seperti di artikel “QmT"Reiki Is Nonsense[10] inilah pandangan banyak kalangan di dunia kedokteran hingga saat ini. Menuduhnya sebagai quack alias omong kosong. Menyedihkan bukan? Padahal, berapa banyak pasien yang bisa dibantu bila reiki turut digunakan sebagai metode resmi bersama dengan kedokteran konvensional. Tentu bukan reiki saja. Kan banyak juga perguruan tenaga dalam pernafasan di sini yang bisa digunakan untuk pengobatan.

Sebagian orang Islam juga ada yang menentangnya dengan alasan musyrik, walau tentu saja dengan "pasal karet" musyrik.  Misalnya di artikel “cr"Kesesatan Tenaga Dalam” ini dan juga di berbagai website yang lain.[11] Tidak jelas definisinya. Semua hal dibilang musyrik, tak sesuai syariat dan semacamnya. Penafsiran agama yang kacau dengan definisi musyrik yang kacau pula. Padahal, kalau mereka sakit minta tolong ke dokter juga. Ini tentu saja termasuk musyrik dengan definisi tadi. Kenapa mereka tidak pergi berobat langsung ke Tuhan? Mereka bilang musyrik kalau minta tolong kepada selain Tuhan, tapi kalau mereka sakit tidak pernah minta tolong ke Tuhan, malah pergi ke dokter. Kalau pergi bekerja juga banyak yang minta tolong ke sopir bus, sopir angkot, ojek dan sebagainya untuk mengantar. Ini musyrik juga. Kenapa tidak minta tolong ke Tuhan minta diantar? Repot bukan bila penafsiran musyrik dikaretkan semaunya begitu? Pikiran mereka agaknya tak sampai kesitu. Jadi, kalau mereka minta tolong sesuatu ke Anda jangan mau. Bilang saja kepada mereka, “Anda musyrik minta tolong ke saya, minta tolonglah langsung kepada Tuhan”.

Tuhan pun rasanya tidak seperti orang-orang itu yang apa saja dibilang musyrik. Minta tolong ke siapa saja, asal tujuan dan niatnya baik, juga disertai keyakinan bahwa semua daya itu datangnya dari Tuhan, maka itu tidak musyrik. Kalau minta tolong kepada selain Tuhan musyrik ditafsirkan seperti mereka itu kan Tuhan nanti jadi repot. Tuhan dimintai tolong nyopir, ngepel, mencuci dan sebagainya. Minta tolonglah langsung kepada Tuhan untuk ngepel rumahmu. Walhasil, Tuhan pun menjadi sopir dan pembantu.

Kita perlu menjelaskan begini karena ada sebagian orang yang menuduh reiki dan tenaga dalam itu energinya dari jin. Padahal, mereka menuduh tanpa bukti karena mereka juga tidak waskita. Suudzon belaka. Tapi, andai ada aliran lain yang menggunakan jin, asal jin putih, maka hukumnya seperti minta tolong ke dokter tadi.  Apalagi, tanpa jasa walisongo, orang-orang yang mengharamkan itu hingga sekarang masih musyrik dan animis. Kita tahu bahwa walisongo juga punya beragam ilmu kesaktian yang biasanya untuk mendapatkannya harus disertai puasa dan tirakat. Puasa itu fungsinya menyelaraskan tubuh manusia dengan alam gaib. Jadi, walisongo juga menggunakan energi jin. Lalu apakah walisongo juga musyrik? Ada artikel berjudul “Dalil Halal-Haram Mempelajari Ilmu Tenaga Dalam” di website Perguruan Energi Semesta Alam (ESA). [12] Silakan nanti Anda membacanya.

Salah satu hal yang disampaikan di sana adalah orang umumnya menentang tenaga dalam karena Nabi Muhammad tidak pernah mengajarkannya. Nabi Muhammad saja tidak bisa lalu kenapa kita harus belajar? Itu bukan sunah Rasullulah katanya.

Kalau cara berpikirnya seperti itu tentu umat Islam akan menjadi terbelakang. Nabi Muhammad itu buta huruf, tidak pandai berhitung, juga tidak bisa IPA dan IPS seperti juga sebagian besar orang pada zaman beliau. Lalu apakah kita juga harus anti belajar semua ilmu tersebut karena dianggap bukan sunah Rasul?

Meski demikian, kalau sekarang boleh dikatakan tenaga dalam pernapasan sebenarnya sudah agak ketinggalan zaman. Terlalu butuh waktu yang lama untuk mempelajarinya, paling tidak sekitar dua atau tiga tahun supaya energi yang terkumpul bisa cukup kuat. Banyak peserta yang tidak sabar menunggu selama itu sehingga akhirnya berhenti di tengah jalan. Oleh karena itu, praktisi tenaga dalam yang sampai tamat jumlahnya tidaklah terlalu banyak. Bila pun ada yang sampai tamat, banyak juga yang lalu tidak berlatih secara rutin lagi sehingga energinya lalu hilang. Walhasil, jumlah praktisi yang bisa melakukan pengobatan secara rutin di klinik-klinik milik sesuatu perguruan tenaga dalam jumlahnya sangatlah sedikit bila dibandingkan dengan jumlah pasien yang hendak ditolong. Saat mempraktekkannya pun butuh energi fisik sehingga praktisi bisa kelelahan.

Yang lebih up-to-date adalah dengan mengakses energi alam dengan cakra-cakra. Tidak butuh latihan lama, seperti misalnya di Tenaga Dalam Ilahi (TDI) dan Tenaga dalam Ilahi (Tendai). Keduanya aliran yang berbeda walau namanya sama, tetapi sistemnya kurang lebih sama. Cukup belajar dalam beberapa  minggu energi yang kita punyai sudah sama dengan master tenaga dalam yang belajar bertahun-tahun. Dan berbeda dengan tenaga dalam pernafasan yang kalau tak dilatih tenaganya bisa hilang, maka kalau TDI tidak pernah hilang. Walau tak pernah dilatih energinya tetap ada dan bisa digunakan setiap saat, sama seperti reiki. Perguruan tenaga dalam pernafasan kiranya perlu meng-update pelajarannya dengan melakukan kombinasi antara keduanya, yakni TDI dan pernafasan, sehingga tak perlu kelelahan. Tentu itu tadi ditinjau dari besarnya energi saja, kalau dari segi teknik dan lain-lain masih perlu belajar lebih lanjut.

Pada saat ini banyak aliran reiki dan tenaga dalam yang menawarkan pelatihan dengan biaya jutaan rupiah. Sebenarnya ada juga yang murah dengan biaya beberapa ratus ribu saja, baik itu pelatihan jarak dekat bertemu langsung maupun  pelatihan jarak jauh. Meski demikian, kalau ada yang ingin belajar sebaiknya yang jarak dekat saja dan ketemu langsung dengan gurunya. Kalau ada apa-apa bisa bertanya dengan lebih jelas dan bisa dibantu.

Kalau saya dulu ikut dua pelatihan saja, yaitu reiki dan sejenis yoga. Kalau TDI saya tidak pernah ikut. Penjelasan di atas tadi hanya untuk informasi saja. Tujuan saya belajar “ilmu gaib” itu memang hanya untuk kesehatan, bukan untuk bela diri. Tapi, kalau ada orang yang belajar bela diri tentu boleh saja asalkan tidak digunakan sembarangan.

Sebagian aliran reiki ada juga yang walaupun muridnya sudah tamat, tetapi mereka tak bisa mengajarkan ilmunya ke orang lain, tak bisa melakukan attunement. Jadi, agak sulit tersebar luas. Kalau aliran yang saya ikuti bersifat bebas. Bila software boleh dikatakan semacam Linux. Setelah tamat kita bisa langsung melakukan attunement kepada orang lain. Attunement ini kalau bahasa tradisionalnya di Indonesia adalah “mengisi”, yakni maksudnya adalah mengisi tenaga dalam. Sebenarnya tidak tepat kalau attunement ini disamakan dengan mengisi, tapi ini untuk mempermudah pengertian saja.

Selain aliran yang saya ikuti tersebut, masih banyak juga aliran-aliran lainnya yang bersifat bebas demikian. Banyak yang menawarkannya di internet. Anda bisa mencarinya sendiri dan memilih aliran yang paling cocok untuk Anda pribadi. Dan sekali lagi, bila hendak ikut sebaiknya bertemu langsung dengan gurunya, jangan jarak jauh, supaya bisa kenal dengan gurunya. Paling tidak bertemu untuk yang attunement pertama bila jarak kotanya cukup jauh. Untuk attunement selanjutnya bisa juga jarak jauh. Biasanya ada tiga kali attunement, walau ada juga yang lebih. Setelah tamat, cukup dalam waktu sekitar seminggu itu tadi, kita bisa langsung mengajarkannya ke teman, saudara atau siapa saja yang mau.

Di dalam reiki kita latihan atau tidak latihan energi tetap senantiasa ada dan bisa dipergunakan sewaktu-waktu. Kelebihan lainnya adalah proses belajarnya yang sangat cepat, yakni cuma dalam hitungan minggu saja. Selanjutnya, mereka yang sudah belajar itu bisa langsung mengajar orang yang lainnya lagi. Bisa mudah tersebar luas dan semakin bisa bermanfaat bagi masyarakat banyak, terutama untuk kesehatan dan penyembuhan.

Kemudian untuk sejenis yoga yang saya sebut di atas tadi kita belajar banyak mudra juga, tapi yang sering saya latih cuma prana mudra[13] dan gyana mudra[14]. Energinya lebih besar dari yoga fisik biasa karena ini memang mengolah energi saja, bukan fisik. Mudra itu adalah membentuk jari tangan dalam pola-pola tertentu. Fungsinya untuk mengalirkan energi ke cakra-cakra atau bagian tubuh tertentu. Bagi mereka yang peka akan bisa merasakan aliran energi tersebut. Ini tidak terkait dengan agama apa pun walau memang posisi mudra tersebut banyak juga terdapat di arca-arca candi. Juga terdapat pada posisi tangan penari tradisional di Jawa yang biasanya menggambarkan pose mudra untuk bermeditasi dan menenangkan pikiran, yakni ujung jempol bersentuhan dengan ujung jari tengah. Itu sebenarnya aslinya ajaran untuk mengolah energi saja, bukan ajaran agama.

Kalau di reiki tidak diajari mudra-mudra seperti di atas. Saya kira ada baiknya juga pelatihan reiki bisa diberikan di sekolah-sekolah bagi siswa yang berminat. Bebas tentu, tidak perlu wajib. Karena masih ada yang tidak setuju. Untuk kesehatan dan kebugaran, juga meningkatkan spiritualitas dan kepercayaan kepada hal-hal yang gaib. Ini memang teknik yang netral, seperti juga sepakbola atau pingpong. Walau ciptaan orang Inggris dan Cina, bukan berarti kalau kita bermain kedua olahraga tersebut lalu menjadi orang Kristen atau Kong Hu Cu. Kisah yang serupa, pada zaman Belanda dulu sepakbola sempat juga diharamkan karena dianggap olahraga orang kafir. Menerjemahkan al-Quran ke dalam bahasa Indonesia juga dulu diharamkan. Huruf Latin dianggap hurufnya orang kafir. Ilmu-ilmu umum seperti IPA dan IPS juga pernah diharamkan karena dianggap ilmu kafir. Sebaiknya umat Islam senantiasa berpikir panjang dulu sebelum mengharamkan sesuatu, tidak bersikap picik sehingga sulit menjadi maju.

Kelebihan pelatihan reiki memang terutama soal waktu pelatihannya yang sangat cepat sehingga semua siswa akan bisa menguasainya. Sangat berbeda dengan tenaga dalam pernafasan yang minimal butuh waktu dua tahun supaya energinya cukup kuat untuk terapi pengobatan atau mengajar orang lain sehingga sering banyak peserta yang berhenti di tengah jalan. Tenaga dalam pernafasan juga membutuhkan latihan yang sangat rutin dan konsisten supaya energinya bisa terkumpul banyak. Setelah energinya banyak pun, maka bila tidak rajin latihan akan melemah lagi, bahkan bisa hilang sama sekali. Meski demikian, bila ada yang telaten, maka yang paling baik memang bila kita mempelajari dan mengombinasikan keduanya sehingga nanti bisa saling melengkapi satu sama lain. Akan sayang bila ilmu tenaga dalam pernafasan lalu ditinggalkan begitu saja. Tetap harus kita lestarikan karena memang akan banyak manfaatnya.

Selain itu, ada juga ilmu gaib yang tak bisa disebut tenaga dalam lagi, tapi tenaga luar, karena memakai energi dari makhluk-makhluk di frekuensi ultraviolet. Ada yang memakai energi dari makhluk ultra aliran baik-baik, ada juga yang memakai makhluk ultra aliran hitam, termasuk yang sedang dibahas di DPR sekarang. Untuk memperolehnya biasanya dengan melakukan puasa dan amalan tertentu. Ilmu semacam ini ada dan nyata, tapi kita memang mesti mengamatinya dengan bantuan alat-alat, tak bisa dengan mata telanjang, karena frekuensi makhluk-makhluk tersebut diluar jangkauan range mata manusia. Setelah tahu apa dan bagaimananya, rasanya memang lebih tepat bila mereka itu disebut makhluk ultra, bukan makhluk gaib lagi. Juga tidak tepat bila mereka disebut makhluk dari dimensi lain, karena mereka berada di dimensi yang sama juga dengan kita. Mereka bisa dideteksi dengan alat-alat elektronik biasa kok.
6.      Penutup

Demikianlah kisah barang gaib yang ternyata tidak gaib ini. Itu semua sebenarnya hal yang alami saja, gejala alam biasa yang bisa dideteksi dengan peralatan elektronik pula. Entah kenapa DPR kita sampai tur ke Eropa pula dengan biaya miliaran rupiah. Tidak jelas. Apalagi kalau sampai di Eropa malah berguru ke Richard Dawkins dan kawan-kawan.

Bagaimana pun, kadang terlintas di pikiran saya bagaimana bila orang ateis semacam Richard Dawkin dan kawan-kawannya di-attunement reiki dan ternyata mereka termasuk orang yang peka. Saya yakin mereka bisa berubah pendirian dan akan percaya dengan barang-barang gaib. Saya sendiri saat pertama kali merasakan sensasi energi reiki dan kemudian mempraktekkannya memang adalah pengalaman yang luar biasa. Terasa aneh tapi nyata. Ternyata energi gaib itu memang ada. Dan selain saya, tentu banyak orang lain yang peka.

Jadi, memang para anggota DPR itu tak perlu kunjungan kerja jauh-jauh dan mahal-mahal Rp 6,5 miliar ke Eropa. Cukup menggunakan speaker aktif saja bisa mendeteksi santet kok. Atau bisa juga ditambah membeli kamera UV dan IF yang telah dimodifikasi khusus. Pembaca boleh ikut membeli kalau mau. Dan setelah itu Anda tak perlu merasa kesepian bila sedang sendirian di apartemen, rumah atau lembur di kantor. Cukup gunakan kamera untuk melihat sekeliling. Siapa tahu nanti akan ada “teman-teman” yang lewat di apartemen dan rumah anda. Hiiiiii.... 

Untuk menjelaskan barang gaib begini, selain mengutip ayat-ayat kita memang bisa juga menambahnya dengan mengutip indovision dan artikel-artikel ilmiah lainnya. Kalau cuma dengan ayat-ayat orang biasanya malah bosan karena cuma mengulang-ulang yang sudah sering diceramahkan tanpa memberikan penjelasan apa-apa. Jadi menngantuk nanti yang membaca atau mendengarkan.

Dan yang terakhir, marilah kita membaca surat al-Baqarah ayat-ayat awal. Dzaalikal kitaabi laa raiba fiihi. Hudan lil muttaqiin, alladzina yu'minuna bilghaibi…. dan seterusnya. Boleh Anda teruskan sendiri, sampai khatam 30 juz juga boleh. Tentunya Anda semua sudah hafal ayat awal al-Baqarah ini, bukan? Kalau tidak hapal boleh balik sekolah ke TK atau TPA lagi. :D

Malang, 31 Maret – 6 April 2013






Endnote



[1] Peter creighton, “A New way to Capture Ghosts on Camera",  http://petercreighton.hubpages.com/hub/A-new-way-to-try-and-capture-a-ghost-on-camera. Lihat juga artikel “Ultra-Violet-Ghost-Hunting” karya penulis yang sama http://petercreighton.hubpages.com/hub/Ultra-Violet-Ghost-Hunting




[2]  Can you tell names of creatures who can hear infrasonics? Beberapa artikel menarik yang terkait lainnya adalah  Vision in Birds, Butterflies, Cats, and Dogs , What Animals/Insects Can See Ultraviolet Light? Which Ones Cannot? Lihat juga True Colors: How Birds See the World. 


[3] Dr Tom J. Chalko, “Aura Introduction”, http://www.thiaoouba.com/seeau.htm




[4] “Kirlian Photography”, Wikipedia,  http://en.wikipedia.org/wiki/kirlian_photography




[5] Maggie Ryan Sandford,  “AC/DC: The Tesla–Edison Feud”,  http://mentalfloss.com/article/30140/acdc-tesla%E2%80%93edison-feud. Lihat juga “War_of_Currents”, Wikipedia, https://en.m.wikipedia.org/wiki/War_of_Currents.




[6]  Brian Kross,  “How many atoms are in the human body?” http://education.jlab.org/qa/mathatom_04.html




[7] Julia Layton, “How Does the Body Make Electricity and How Does It Use It?”,  http://health.howstuffworks.com/human-body/systems/nervous-system/human-body-make-electricity.htm. Dalam bahasa Indonesia disebut listrik. Tetapi dalam bahasa aslinya, yakni bahasa Inggris disebut electricity karena yang menyebabkan terjadinya aliran listrik itu karena pergerakan elektron. Dari kata electron menjadi electricity.





[9] “Chi”, Wikipedia, https://en.wikipedia.org/wiki/Qi




[10] Stephen Barrett, M.D.,  Reiki Is Nonsense”, http://www.quackwatch.org/01QuackeryRelatedTopics/reiki.html





[12]  Dalil Halal-Haram Mempelajari Ilmu Tenaga Dalam”, https://sites.google.com/site/perguruanenergisemestaalam/services




[13]Benefits and Steps of Gyan Mudra”, http://www.yogawiz.com/yoga-mudra/gyan-mudra.html




[14]Benefits and Steps of Gyan Mudra”, http://www.yogawiz.com/yoga-mudra/prana-mudra.html





Sumber Gambar



1.      “Electromagnetic Radiation and Electromagnetic Spectrum”, http://chandra.harvard.edu/resources/em_radiation.html

2.      “Kirlian Photography”,  https://en.wikipedia.org/wiki/Kirlian_photography

3.      Ibid.

4.      Ibid.