Oleh: Ir. Soekarno
Beberapa
hari Jang lalu saja mendapat surat "vlieg-post" Kupang, dari Kupang ke
Endeh dengan kapal biasa dari seorang kawan di Bandung, bahwa
"Pemandangan" telah memuat satu entrefilet bahwa saja telah mendirikan
tjabang Ahmadijah dan mendjadi propagandis Ahmadijah bagian Celebes.
Walaupun "Pemandangan" jang memuat chabar itu belum tiba ditangan saja,
dus belum saja batja sendiri — kapal dari Djawa tiga hari lagi baru
datang — oleh karena orang jang mengasih chabar kepada saja itu saja
pertjajai, segeralah saja minta kepadanja membantah chabar dari
tuan-tuan punja reporter itu.
Saja bukan anggauta
Ahmadijah. Djadi mustahil saja mendirikan cabang Ahmadijah atau mendjadi
propagandisnja. Apalagi "buat bagian Celebes"! Sedang pelesir kesebuah
pulau Jang djauhnja hanja beberapa sahadja dari Endeh, saja tidak
boleh! Di Endeh memang saja lebih memperhatikan urusan agama dari pada
dulu. Disampingnja saja punja studie sociale wetenschappen, radjin
djugalah saja membatja buku-buku agama. Tapi saja punja ke-Islam-an
tidaklah terikat oleh sesuatu golongan. Dari Persatuan Islam Bandung
saja banjak mendapat penerangan; terutama persoonnja tuan A. Hassan
sangat membantu penerangan bagi saja. Kepada tuan Hassan dan Persatuan
Islam saja disini mengutjapkan saja punja terima kasih, beribu-ribu
terima kasih.
Kepada Ahmadijah-pun saja wadjib berterima
kasih.Saja tidak pertjaja bahwa Mirza Gulam Ahmad seorang nabi dan belum
pertjaja pula bahwa ia seorang moedjaddid. Tapi ada buku-buku keluaran
Ahmadijah jang saja dapat banjak faedah dari padanja: 'Mohammad the
Prophet" dari Mohammad Ali, "Inleiding tot de Studie «i den Heiligen
Qoer'an" djuga dari Mohammad Ali, "Het Evangelie van len daad" dari
Chawadja Kamaloedin, "De bronnen van het Christendom", dari idem, dan
"Islamic Review" jang banjak memuat artikel jang bagus.
Dan
tafsir Qur'an buatan Mohammad Ali, walaupun ada beberapa fatsal jang
tidak saja setudjui, adalah banjak djuga menolong kepada penerangan
bagi saja. Memang umumnja saja mempeladjari agama Islam itu tidak dari
satu sumber sahadja, banjak sumber jang saja datangi dan saja minum
airnja.
Buku-buku Moehammadijah, buku-buku Persatuan
Islam, buku-buku Penjiaran Islam, buku-buku Ahmadijah, buku-buku dari
India dan Mesir, dari Inggeris dan Djerman, tafsir-tafsir bahasa Belanda
dan Inggeris, buku-buku dari lawan-lawan Islam (Snouck Hurgronje,
Arcken, Dozy Hartmann dan lain sebagainja), buku-buku dari orang-orang
bukan Islam tapi jang sympathie dengan Islam, semua itu mendjadi
materiaal bagi saja. Ada beberapa ratus buku jang saja peladjari itu.
Inilah satu-satu-nja djalan jang memuaskan kepada saja didalam saja
punja studie itu.
Dan mengenai Ahmadijah, walaupun
beberapa fatsal didalam mereka punja visi saja tolak dengan jakin, toch
pada umumnja ada mereka punja "features" jang saja setudjui: mereka
punja rationalisme, mereka punja kelebaran penglihatan
(broadmindedness), mereka punja modernisme, mereka punja hati-hati
terhadap kepada hadits, mereka punja streven Qur'an sahadja dulu, mereka
punja systematische aannemelijk making van den Islam.
Buku-buku seperti "Het Evangelic van den daad" tidak ajal saja menjebut brilliant, berfaedah sekali bagi semua orang Islam.
Maka
oleh karena itulah, walaupun ada beberapa pasal dari Ahmadijah tidak
saja setudjui dan malahan saja tolak, misalnja mereka punja
"pengeramatan" kepada Mirza Gulam Ahmad, dan mereka punja ketjintaan
kepada imperialisme Inggeris, toch saja merasa wadjib berterima kasih
atas faedah-faedah dan penerangan-penerangan jang telah saja dapatkan
dari mereka punja tulisan-tulisan jang rationeel, modern, broad-minded
dan logis itu.
Bagian-bagian fikh terutama sekali,
Persatuan Islam-lah jang mendjadi saja punja penuntun. Memang Persatuan
Islam adalah sangat sekali tinggi duduknja didalam saja punja
sympathie. Kalau umpamanja saja mesti menjebutkan tjatjat "Persatuan
Islam", maka saja akan katakan: "Persatuan Islam" itu ada mempunjai
neiging (tjenderung) kepada sektarisme. Alangkah baiknja kalau
"Persatuan Islam" bisa mengenjahkan neiging jang kurang baik ini, kalau
memang benar ada neiging itu.
Islam adalah satu agama jang luas jang menudju kepada persatuan manusia.
Agama
Islam hanjalah bisa kita peladjari sedalam-dalamnja, kalau kita bisa
membukakan semua pintu-pintu budi akal kita bagi semua pikiran-pikiran
jang berhubungan kepadanja dan jang harus kita saring dengan saringan
Qur'an dan Sunnah Nabi.
Djikalau benar-benar kita saring
kita punja keagamaan itu dengan saringan pusaka ini dan tidak dengan
saringan lain, walaupun dari Imam manapun djuga, maka dapatlah kita satu
Islam jang tidak berkotoran bid'ah, Jang tak bersifat tachajul sedikit
djuapun, Jang tiada "keramat-keramatan", Jang tiada kolot dan mesum,
Jang bukan "hadramautisme", jang selamanja "up to date", Jang rationeel,
Jang gampang maha-gampang, jang tjinta kemadjuan dan ketjerdasan, jang
luas dan "broadminded", jang hidup, jang levend.
Inilah
tuan-tuan redaktur jang terhormat, saja punja keterangan jang singkat
berhubung dengan chabar kurang benar dari tuan punja reporter, bahwa
saja sudah mendirikan tjabang Ahmadijah atau men-djadi propagandis
Ahmadijah. Moga-moga tjukuplah keterangan jang singkat ini buat
memberitahu kepada siapa jang belum tahu, bahwa saja bukan seorang
"Ahmadijah".
Tapi hanja seorang peladjar agama jang sudah njata bukan kolot dan bukanpun seorang "pengikut jang taqlid sahadja".
Terima kasih, tuan-tuan Redaktur.
SUKARNO
Endeh, 25 Nopember 1936.
Sumber: Dibawah Bendera Revolusi, Djakarta, 1964.