Wednesday, September 24, 2014

Benarkah Umat Islam Lemah Karena Tidak Adanya Khilafah?

Oleh: Helmi Junaidi





Timur Tengah masih diributkan dengan khilafah al-Baghdadi. Bagaimana pun, janganlah kita mudah tertipu dengan klaim khalifah dari siapa pun. Sekarang ini paling tidak ada dua khalifah, yakni khalifah Ahmadiyah dan khalifah al-Baghdadi. Nah, kalau besok ada yang mengklaim lagi bisa akan ada tiga atau lebih khalifah.

Apakah umat Islam selama ini menjadi lemah karena tak ada khilafah seperti yang sering disebut sebagian kalangan? Itu jelas keliru. Kita tahu bahwa Amerika cuma terdiri dari satu negara, Rusia juga cuma satu negara, tapi mereka sangat kuat. Kalau yang wilayahnya tidak besar tapi kuat adalah Inggris dan Perancis. Dan penyebab kekuatan itu sudah saya pernah saya tulis bahwa itu bukan karena soal ada tidaknya khilafah. Inggris dan Perancis itu sejak dulu wilayahnya cuma segitu, tapi mereka pernah menjajah dan mengalahkan hampir semua bangsa Asia-Afrika. Belanda apalagi, sejak dulu ya cuma secuil itu wilayahnya dengan jumlah penduduk secuil juga, tapi Indonesia yang sangat luas ini mereka taklukkan.

Jadi, soal kuat atau lemah ini tak ada hubungannya dengan khilafah bukan? Juga tak ada hubungannya dengan besar kecilnya negara. Lihat juga Israel, sejak tahun 1948 wilayahnya ya secuil itu dengan penduduk cuma secuil pula. Tapi, tak ada negara Arab yang bisa mengalahkan Israel. Seharusnya, bila dihitung menurut luas wilayah dan jumlah penduduk, maka cukup Israel vs Yordan, atau Israel vs Syria, maka Arab sudah bisa menang. Betul, bukan? Kalau untuk mengalahkan Israel yang secuil itu harus mendirikan khilafah yang luar biasa besarnya, maka itu menandakan betapa luar biasa gebleknya pula umat Islam saat ini.

Kalau untuk menguasai Amerika yang besar itu apa perlu khilafah juga? Lho, berapa jumlah orang Yahudi di Amerika? Segelintir juga. Tapi, mereka bisa menguasai perekonomian dan politik Amerika. Dan orang Yahudi itu tak punya khilafah, cuma negara Israel yang mungil saja.

Memajukan pendidikan, memperkuat ekonomi dan mengambil segala hal yang berguna dari manapun itu, itulah sumber kekuatan yang sesungguhnya. Silakan baca lagi artikel di bawah



Demokrasi, Kebebasan dan Kemajuan .


Malang,  September 2014