Oleh: Helmi Junaidi
Suatu nasehat dari kitab hikmah para pharaoh yang ditulis 3000 tahun SM ini kiranya bisa kita petik hikmahnya, termasuk untuk zaman sekarang:
Suatu nasehat dari kitab hikmah para pharaoh yang ditulis 3000 tahun SM ini kiranya bisa kita petik hikmahnya, termasuk untuk zaman sekarang:
Rulers should treat their people justly and jugde impartially between their subjetcs. Avoid unnecessary trouble. They should aim to make their people prosperous. Those who have bread are urged to share it with the hungry. Humble and lowly people must be treated with kindness. One should not laugh at blinds or at dwarfs dst...
Dan itulah
sebabnya kenapa dinasti kaum pharaoh bisa bertahan hingga ribuan tahun dan
mereka pun mampu membangun peradaban yang tetap dikagumi orang hingga sekarang.
Tetapi, agaknya nasehat itu ditujukan untuk bangsa Mesir sendiri dan tidak
kepada bangsa lain, termasuk juga kepada umatnya Nabi Musa. Maklumlah, ini
adalah zaman Age of Empires dan perbudakan adalah hal yang masih lazim pada
masa itu.
Memang harus
diakui bahwa kenyataan di lapangan tidak selalu seindah yang tertera di “kitab suci”
mereka. Tetapi, paling tidak pedoman itu telah membuat mereka tetap makmur dan
berjaya selama ribuan tahun dan tidak hanya beberapa tahun atau sekian puluh
tahun saja. Terlebih lagi bila mengingat bahwa pada masa lampau
bila rakyat sudah merasa tidak puas dengan pemerintah, mereka bisa dengan mudah
menumbangkannya sebab pada masa itu tidak ada senapan mesin atau senjata
semacamnya. Cobalah kita bayangkan seandainya saja kerusuhan di Jakarta
itu terjadi pada bulan Mei tahun 1998 SM dan pihak keamanan hanya bersenjata
tombak dan pedang sedangkan rakyat yang mengamuk membawa senjata yang sama
pula. Tentu pemerintahan akan bisa tumbang dengan segera meskipun seandainya presiden tidak mau turun. Demikian pula yang akan terjadi pada raja-raja pada masa lampau bila mereka tidak bisa memenuhi harapan rakyatnya. Tetapi, para
Pharaoh bisa bertahan hingga ribuan tahun. Ini tentunya membuktikan bahwa
mereka sedikit banyak bisa memenuhi harapan rakyatnya.
Yogyakarta, 2001