Wednesday, September 3, 2014

Demokrasi, Kebebasan dan Kemajuan

Oleh: Helmi Junaidi

Monumen Four Freedoms di Kupang, NTT


Ada empat freedom yang dicita-citakan para pejuang kemerdekaan 1945, dan tentu juga cita-cita para bapak pendiri bangsa kita, yang diambil dari pidato Franklin D. Roosevelt tahun 1941.

1. Freedom of speech.
2. Freedom from want.
3. Freedom of worship.
4. Freedom from fear.

Lihat di website ini: Monumen Four Freedom, Yang Pertama Dikunjungi Bung Karno di Kupang. Monumen tersebut didirikan oleh para pejuang asal Flores yang baru pulang ikut pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. 

Semua yang ada di empat freedom itu harus kita capai bersama-sama, bukan cuma yang satu atau dua poin saja. Kemajuan ilmu pengetahuan pun hanya bisa terjadi bila ada kebebasan bicara. Ingat nasib Galileo? Tanpa freedom of speech dan freedom yang lainnya kita akan terbelakang.

Apakah saya secara pribadi melaksanakan hal itu? Tentu saja. Walau tak setuju Ahmadiyah dan Syiah, buku-buku mereka tetap ada di rak buku saya. tak saya bakar. Saya juga tak pernah menyerukan pelarangan Syiah dan Ahmadiyah. Freedom of speech memang erat hubungannya dengan freedom of worship juga.

Demokrasi memang penuh hiruk pikuk, tapi ketidakseragaman pendapat itulah yang justru bisa membuat negara menjadi kuat. Karena adanya saling koreksi.

Kita bisa mengingat kisah Perang Dunia II. Pada masa itulah terjadi ujian sistem manakah yang akan bisa lebih tangguh dan berjaya. Demokrasi ataukah fasisme? Walau secara tradisional Jerman dan Jepang adalah negara yang sangat disiplin, termasuk tentaranya, tapi mereka akhirnya kalah menghadapi negara-negara demokrasi.

Kenapa? Karena dalam negara fasis sebuah kesalahan yang dibuat pemimpin takkan pernah bisa dikoreksi. Kesalahan akan tetap berlarut-larut. Kesalahan yang tak dikoreksi akan berakibat fatal, yakni kalah perang. Sebaliknya, di negara demokrasi sebuah kesalahan yang dibuat akan cepat dikoreksi. Di negara demokrasi pemimpin yang tak cakap akan segera bisa diganti. Di negara fasis pemimpin yang tak cakap akan terus berlarut-larut menyesatkan negara.Terlihat hiruk pikuk dan sepertinya lemah, tapi justru saling koreksi itulah sumber dari kekuatan. Karena sebuah kesalahan akan cepat dikoreksi.

Nah, kalau dalam sistem ekonomi negara-negara komunis akhirnya ambruk juga dan kalah dengan negara-negara demokrasi yang menguasai ekonomi dunia. Karena adanya kebebasan untuk berusaha dan berbisnis di negara demokrasi. Kebebasan adalah sumber kekuatan. Di negara-negara komunis kegiatan ekonomi diatur negara. Tidak bebas. Dan akhirnya semuanya bangkrut. Pemimipin yang kebijakan ekonominya salah tak bisa dikoreksi dan kesalahan terus berlarut-larut selama bertahun-tahun.

Kita semua tahu bahwa tak ada manusia yang sempurna, temasuk pemimpin yang terhebat sekalipun. Mesti dia pernah membuat kesalahan. Nah, saat dia membuat kesalahan dan tak bisa dikoreksi akan bisa membawa akibat yang fatal bagi negara dan rakyatnya. Negara hancur dan rakyat sengsara.

Hingga sekarang pun ekonomi dan politik dunia dikuasai oleh negara-negara yang menganut demokrasi. Juga dalam bidang seni, budaya dan teknologi. Kenapa mereka bisa menguasai dunia dalam semua bidang? Karena mereka kuat. Kenapa mereka bisa kuat? Karena adanya kebebasan di negara-negara tersebut. Tentu saja, seperti sering saya bilang, demokrasi di negara-negara tersebut tidak sempurna juga, sering berupa plutodemokrasi yang dikuasai para plutokrat. Tapi, bagaimana pun juga tetap lebih baik dibanding negara-negara yang menganut komunisme dan fasisme.

Buktinya apa kok lebih baik? Lho, kan baru kubilang. Buktinya adalah mereka hingga saat ini menguasai dunia dalam semua bidang. Baik politik, militer, ekonomi, teknologi, bahkan seni dan budaya. Jadi, bila kita ingin negara kuat dan maju dalam semua bidang, maka kebebasan berpendapat dan demokrasi harus kita lestarikan di negara kita ini.

Satu contoh bagaimana pengekangan kebebasan bisa berkibat buruk misalnya di Cina twitter dan facebook dilarang karena dianggap mengganggu stabilitas. Pemerintah China menciptakan media sosial sendiri khusus rakyat China yang tentu saja tak terkoneksi dengan dunia luar. Dikunci rapat-rapat pokoknya segala info dari luar. How Chinese officials 'like' banned Facebook and Twitter.

Bagaimana info teknologi dan sains bisa masuk dengan cepat ke China dan negara bisa maju dalam bidang tersebut? Generasi mudanya ketinggalan info. Dalam jangka panjang lambat laun akan tertinggal oleh negara-negara lain yang rakyatnya bebas mendapatkan info tentang apa saja dalam hal sains dan teknologi.

Satu contoh lagi, kota Yunani manakah yang dikenal menghasilkan para filsuf terkemuka yang pemikiran-pemikiran mereka menjadi salah satu landasan peradaban dunia modern? Sparta yang fasis ataukah Athena yang demokratis yang menghasilkan para filsuf terkemuka tersebut?

Siapakah pula guru dari Alexander, salah satu jenderal dan penakluk terbesar dalam sejarah? Guru Alexander adalah Aristoteles dari Athena dan bukan seorang tetua Sparta. Kebebasan dan demokrasi akan bisa membuat negara kuat dan maju, baik secara ekonomi, teknologi dan militer. Juga di bidang seni dan budaya.

Mempelajari sejarah dan mengambil pelajaran darinya akan bisa membuat kita menjadi lebih bijaksana, bukan?
Di buku Dibawah Bendera Revolusi, Soekarno juga pernah menulis bahwa mempelajari sejarah itu sangat penting supaya bisa tahu apa sebab suatu bangsa itu bisa maju dan  kenapa pula bisa mundur. 

Dalam negara demokrasi setiap individu mempunyai kebebasan untuk mengembangkan potensi terbaik yang ada pada dirinya. Tidak dikekang. Bila tiap-tiap orang bisa bebas mengembangkan potensi terbaik yang ada pada dirinya tentu pada akhirnya akan bisa memperkuat negara. Tentu saja. Mereka yang pandai berbisnis bisa sepenuhnya mengembangkan potensi mereka. Ekonomi bisa maju. Walau tentu keserakahan harus diawasi. Mereka yang pandai seni bisa sepenuhnya mengembangkan kreativitas mereka tanpa hambatan. Kesenian pun bisa maju. Mereka yang pandai dalam berbagai bidangnya masing-masing akan bisa mengembangkan secara full potensi mereka tanpa ada hambatan. Negara pun ikut mendapat manfaatnya. Itu kalau kita meninjau manfaat kebebasan dari sudut individu dan lalu manfaatnya bagi negara juga.

Bila negara mendapatkan hasil potensi yang terbaik dari tiap-tiap warganya tentu negara akan bisa kuat dan maju. Nah, bagaimana kemudian untuk semakin meningkatkan potensi yang ada pada tiap warga? Tentu saja dengan meningkatkan tingkat pendidikan. Kembali persoalannya kepada hal itu lagi.

Pada zaman modern, tepatnya zaman industri yang dipelopori oleh James Watt, di Eropa dan Amerika para ilmuwan dan inventor bermunculan bak jamur di musim hujan. Di mana-mana di setiap negara Barat bermunculan para ilmuwan dan inventor yang menemukan ilmu baru atau barang baru.

Semua.... Benarkah kata "semua" ini? Hampir, karena memang tidak semuanya. Anda pernah mendengar nama ilmuwan dan inventor dari Spanyol dan Portugis? Adakah nama-nama Spanyol dan Portugis di deretan nama-nama besar ilmuwan dunia? No. Tidak ada. Bila pun ada itu sangat amatlah minim. Anda ingin tahu kenapa? Karena inquisisi merajalela di kedua negara tersebut hingga zaman modern. Karena tak ada kebebasan, maka takkan ada pula ilmu baru dan temuan baru. Mandek. Stagnan


1. The Spanish Inquisition - College Essay - Studymode.
2. Epic World History: Spanish and Roman Inquisitions.
3. The Inquisition of Climate Science | Alienated World.

Selain di negara induknya, inquisisi juga diterapkan di negara-negara jajahannya di Amerika Selatan dan baru dihapus setelah kemerdekaan. Akan tetapi, berabad-abad hidup dalam kekangan ternyata membuat rakyat Amerika Selatan sudah terlanjur sulit untuk maju. Hingga sekarang Amerika Selatan tetap miskin dan terbelakang. Efek buruk dari inquisisi ternyata tak bisa dihapus dengan mudah. Bandingkan misalnya dengan Belanda dan Skotlandia yang walau negara kecil sangat banyak ilmuwan dan inventor dari sana.

1. Scottish Inventions and Scottish Inventors.
2. Scottish inventions and discoveries - Wikipedia.

Sangat banyak ilmuwan dan penemu Inggris (UK) yang berasal dari Skotlandia. Universitas Edinburg juga termasuk universitas yang terkemuka di sana.

 
Karena tangan-tangan brutal inquisisi sampai pula ke negara-negara jajahan Spanyol dan Portugal di Amerika Selatan, maka keadaan Amerika Selatan pun menjadi sangat bertolak belakang dengan Amerika Utara. Amerika Utara maju, kuat dan makmur, sebaliknya Amerika Selatan miskin, lemah dan mundur. Dan itu penyebabnya cuma satu saja, ada atau tidaknya kebebasan berbicara. Kondisi Amerika Utara vs Amerika Selatan saat ini yang bagaikan langit dan bumi itu kiranya bisa kita jadikan pelajaran yang sangat berharga tentang betapa pentingnya kebebasan berbicara.

1. Nama-nama Penemu Dunia.
2. Great human inventions by country <= Spanyol dan Portugal tetap tak terdaftar di sini.
3. 30 Brilliant Scientist Quotes.  <= Juga tak ada di deretan nama-nama ini.

Tak ada satu pun nama Spanyol dan Portugis di sini. Inquisisi sukses besar membasmi sains. Sangat mengerikan bukan akibat pengekangan kebebasan dan pembasmian inquisisi terhadap kaum intelektual di Spanyol dan Portugis. Pada saat negara-negara Eropa Barat yang wilayahnya tepat persis di sebelahnya mencapai kemajuan yang sangat pesat, Spanyol Portugis tetap terbelakang saja.

Lho, kok banyak penemu dari Jerman dan Italia juga di daftar tersebut, padahal katanya keduanya negara fasis? Ya, itu kan cuma sebentar saja, sebelumnya keduanya negara demokrasi. Jerman dan Italia menjadi negara fasis cuma seumur jagung saja, yakni cuma pada zaman Hitler dan Mussolini. Sebelum dan sesudah itu keduanya negara demokrasi

Karena itu tetap banyak juga ilmuwan dan inventor dari kedua negara tersebut, termasuk gelombang radio yang ditemukan Marconi. Satu penemuan yang kita gunakan saat ini untuk berkomunikasi via handphone dan internet wireless.

Nama-nama Rusia ada juga di daftar tersebut, tapi relatif sedikit. Karena tiadanya kebebasan juga. Rusia selama berabad-abad dikuasai Tsar yang paling otoriter di Eropa dan setelah itu dikuasai diktator komunis. Rusia sering cuma menjiplak apa yang telah ada di Barat saja.

Dan sedikit tambahan, pada abad ke-20 kemarin Spanyol dan Portugal tenggelam di bawah pemerintahan diktator hingga pertengahan 1970an. Setelah didera inquisisi, masih ditambah lagi pemerintahan diktator, makin tenggelam lagi. Dan keduanya baru bisa bangkit pada era 1980an.

Jadi, pantaslah bila tak satu pun nama Spanyol dan Portugal yang muncul di daftar ilmuwan besar dan inventor dunia. Karena rakyatnya hidup terkekang. Selama ini Anda semua tentu banyak yang salah sangka bahwa sejarah Spanyol dan Portugal berjalan sebagaimana negara-negara Eropa Barat lainnya. Tidak demikian saudara-saudara.

Apa fungsi kemajuan sains dan teknologi di suatu negara? Lho, negara-negara Barat sekarang menguasai dunia karena faktor apa? Karena sains dan teknologi mereka yang maju. Kalau ada tentara bertempur, yang satu membawa roket, senapan mesin dan tank, sedangkan satunya cuma membawa pedang dan tombak, kira-kira siapa yang akan menang? Itulah pentingnya teknologi, saudara-saudara. Tentu tidak hanya di bidang militer, di bidang ekonomi, bahkan kesenian faktor teknologi juga sangat berpengaruh. Film-film Hollywood sekarang menguasai dunia seni perfilman karena teknologi perfilman mereka yang sangat maju. Juga karena teknologi informasi mereka yang maju sehingga bisa menyebarkan info apa saja tentang seni dan budaya mereka. Dan kunci dari kemajuan sains dan teknologi di suatu negara itu adalah adanya kebebasan berbicara. Yang bebas akan maju, sedangkan yang dikekang akan mundur.

Fenomena kemajuan Jepang pada zaman modern yang lalu bisa menyamai bangsa-bangsa Eropa juga penyebabnya sama. Setelah restorasi Meiji, Jepang lalu menerapkan sistem Eropa Barat ke Jepang, termasuk di bidang pendidikan, militer dan demokrasi. Tapi, sejalan dengan waktu kaum ekstrimis kemudian mengambil alih. Jepang pun lalu hancur dan bangkrut. Walau untunglah setelah berakhirnya PD II Jepang kembali menganut demokrasi. Bangsa Jepang pun bisa bangkit lagi dan berjaya di bidang ekonomi. Sedang kalau secara militer memang tak bisa lagi karena dibatasi oleh sekutu supaya militer Jepang tak bertualang lagi.

Oke, sekian dulu deh soal ini. Monggo dihayati dulu oleh anda semuanya. Sudah menjelang berbuka juga, nih. :D 


Malang, 12 - 16 Juli 2014.

Wednesday, August 27, 2014

Perahu Yang Tak Bisa Tenggelam




Anda pernah bermain bandulan? Ya, prinsip utama dari perahu ini adalah seperti yang ada pada bandulan atau pendulum atau benda-benda lain semacamnya. Sewaktu Anda bermain bandulan, walaupun terayun-ayun keras kesana kemari, pada akhirnya berhenti di bawah juga karena adanya gaya gravitasi. Mustahil setelah lama terayun-ayun lantas Anda berhenti terbalik di atas. Tidak mungkin bukan? Itu bertentangan dengan ajaran Pak Newton tentang teori buah apelnya. Demikian pula prinsip yang ada pada bullet boat ini. Tak akan pernah bisa terbalik kecuali bila Newton bangun lagi dan merevisi teori buah apelnya. Jadi, prinsip dasarnya memang sederhana saja, sekedar memanfaatkan gaya gravitasi dan tentunya ditambah beberapa buah klaker dan adanya lambung ganda (double hull).

Bullet Boat ini bisa berfungsi untuk piknik atau tim SAR karena bisa untuk bepergian melewati laut yang berombak besar. Besarnya hanya sekitar 4 kali 1 meter dan punya lambung ganda. Ada dua lambung kapal, yang di dalam berbentuk seperti perahu biasa, sedangkan yang lambung luar berbentuk bulat tertutup seperti peluru. Lambung bagian dalam tadi dimasukkan lewat buritan. Bagian buritan lambung luar bisa dibuka tutup untuk memasukkan lambung dalam tadi, mirip tutup botol begitulah. Setelah lambung dalam dimasukkan, maka bagian buritan lambung luar tadi ditutup rapat-rapat kembali dengan mur baut yang panjang supaya kuat. Pada bagian depan kapal, kedua lambung ini dikaitkan dengan as supaya bisa bergulir, seperti yang ada pada roda. Pada buritan cukup ditekan rapat-rapat dengan mur baut yang panjang saja tadi. Bagian belakang tidak bisa diberi as karena ada bagian dalam yang harus berada di luar, yakni baling-balingnya. Mesin perahu dan baling-baling memang mesti terletak pada lambung dalam tentunya, yang selalu berada di bawah, bukan lambung luar yang bisa berputar ke mana-mana. Pada bagian lambung luar dibuatkan jalur melingkar untuk baling-baling tersebut sehingga bisa tetap mengikuti posisi lambung bagian dalam. (Lihat gambar bagian belakang). Diberi klaker juga tentunya, kalau ini klaker yang biasa saja, dan sambungan antara lambung luar dan lambung dalam di buritan tersebut tersebut sebaiknya dibuat waterproof. Bentuk bagian belakang ini lihat gambar.

Pada bagian lambung yang dalam, bagian bawahnya yang bersentuhan dengan lambung luar diberi lonjongan-lonjongan besi. Semacam klaker tetapi lonjong. Untuk mudahnya, bayangkanlah misalnya beberapa buah pensil yang dijejer rapat dibawah tempat pensil. Jadi, seperti itu kira-kira bentuk dan susunan lonjongan besinya. Diameternya lonjongan besinya bisa sekitar 2,5 cm atau 3 cm supaya cukup kuat, dengan panjang sekitar 30 cm. Atau tergantung hasil uji coba nanti.

Klaker ini tidak perlu terlalu licin banget karena fungsinya tidak seperti pada roda mobil yang harus berputar kencang. Sebaliknya, malah perlu dibuat agak seret supaya lambung perahu bagian dalam nanti bisa lebih stabil. Mungkin tutup luarnya bisa dari karet. Nanti juga perlu diberi semacam “rem”, ini fungsinya bila kita ingin menyatukan kedua lambung tersebut dan menghentikan gerakan klaker, bila laut sedang tenang misalnya, atau juga untuk membantu membuat perahu lebih stabil. Atau apakah seandainya lonjongan besinya dibuat jarang (tidak rapat) akan bisa membuatnya lebih seret? Bila demikian mungkin perlu dibuat rancangan semacam itu. Hanya perlu sekitar 6 batang tiap-tiap klaker yang diberi lubang penyangga di ujung-ujungnya, jadi bersifat tetap pada tempatnya. Bisa bergulir tapi tak bisa bergeser ke sana kemari. Walau tidak persis benar, untuk gampangnya bayangkanlah dulu misalnya bentuk roda tank.

Karena antara kedua lambung tersebut ada klakernya, maka yang berputar terhantam ombak hanya lambung yang bagian luar, sedangkan bagian dalam yang berbentuk perahu, yang kita naiki itu, cukuplah sekedar berayun-ayun seperti bandulan. Tak akan pernah bisa sampai terbalik. Dan bila sedang ada badai besar penumpangnya malah bisa ketiduran, keenakan terayun-ayun. Penumpangnya bisa satu atau dua yang duduk di belakangnya.

Model kakinya seperti seaplane, tetapi tidak persis benar karena berbentuk bulat, tidak seperti yang ada pada seaplane yang agak pipih. Ini karena posisi lambung luar yang nanti bisa berputar-putar sehingga kaki itu harus bulat bentuknya, atau lebih tepatnya berbentuk lonjoran panjang yang ujung depannya berbentuk seperti peluru juga, supaya streamline. Kakinya ada empat, jadi biarpun menggelundung kesana kemari terkena ombak besar, perahu akan tetap berdiri tegak di atas dua kaki. Ini nanti lajunya bisa cepat sekali karena gesekannya dengan permukaan air sangat minimal. Jadi lambung perahu tidak menyentuh air. Meski demikian, ini tidak seperti hydrofoil karena biarpun dalam kondisi berhenti lambung kapal tetap tak menyentuh air. Kalau hydrofoil kan waktu berhenti menyentuh air. Bisa dikatakan ini lebih menyerupai catamaran, perahu yang desainnya diilhami oleh perahu-perahu di wilayah Pasifik, termasuk Indonesia. Dan kita tahu bahwa meskipun ukurannya hanya beberapa meter saja, perahu semacam ini semenjak berabad yang lalu telah memungkinkan nenek moyang bangsa Melayu-Polinesia menjelajahi segala penjuru Samudra Pasifik. Mengingat ukuran perahu ini hanya sekitar seaplane saja, bahkan lebih ringan, maka memang bisa selalu dibuat mengapung sedemikian rupa, katakanlah sekitar 15 cm atau 20 cm dari permukaan air. Asal sekedar lambung tengah kapal tak menyentuh air itu sudah cukup. Kalau sekedar kecipratan dikit ya tidak apa-apa.

Saya membuat juga model lain yang kakinya berbentuk segitiga, kaki tersebut bagian ujung depannya menyempit seperti bentuk kapal, untuk mengiris air sehingga lajunya bisa cepat. Model ini lambungnya sepenuhnya bersentuhan dengan air, atau bila kaki itu dibuat agak panjang ya hanya menyentuh air sedikit saja. Desain yang ini bisa untuk kapal yang lebih besar seperti kapal feri misalnya. Tapi kalau untuk kapal feri dikunci saja klakernya dan baru dibuka saat kapal sudah berada dalam keadaan bahaya, miring hingga di atas 45 derajat. Nah, saat kapal miring itulah kunci klaker dibuka dan kapal feri pun akan bisa kembali ke posisi tegak seperti semula. Selamat deh semuanya, tak jadi tenggelam. Bila hal ini bisa diaplikasikan, maka akan bisa menyelamatkan banyak nyawa karena tiap tahun selalu saja ada berita kapal feri yang tenggelam karena terbalik.

Desain ini hanya sekedar gambaran kasarnya, bisa saja nanti mengalami revisi-revisi sesuai hasil uji coba di lapangan. Tetapi, untuk sementara ya seperti ini dulu. Bila ada yang tertarik bekerja sama bisa hubungi ke email: helmijun@gmail.com atau pesan di facebook.

14 November 2007

Monday, June 16, 2014

Hawa Tidak Diciptakan dari Tulang Rusuk Adam

Oleh: Helmi Junaidi


 
Selama ini Hawa diyakini oleh umat Islam diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam. Sebenarnya al-Quran tidak pernah sekalipun menyebut nama Hawa. Tidak ada nama Hawa di dalam al-Quran. Boleh silakan search sendiri di program al-Quran digital yang mana pun. Ketik kata Hawa dan dijamin hasilnya nihil. Al-Quran juga tidak pernah sekalipun menyebutkan bahwa perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk laki-laki. Ayat al-Quran yang dijadikan landasan bagi penafsiran bahwa perempuan (Hawa) itu berasal dari tulang rusuk laki-laki (Adam) itu antara lain adalah surat 4, An-Nisa ayat 1. Ayat tersebut berbunyi:

يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً *

“Hai sekalian manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri (dzat) yang satu dan menciptakan darinya pasangannya. Dan dari dari dua jenis yang berbeda itu Allah memperkembangbiakan laki-laki dan perempuan yang banyak”.

Ayat ini tidaklah menyebutkan bahwa perempuan itu berasal dari tulang rusuk laki-laki, dan di dalam al-Quran memang tidak ada satu pun ayat yang berbunyi semacam itu. Ayat ini sebenarnya menyatakan bahwa manusia itu berasal dari diri (dzat hidup)[1] yang mulanya adalah satu, kemudian dari dzat hidup yang satu itu Tuhan menjadikan darinya pasangannya. Perlu diperhatikan di sini bahwa nafs wahidah adalah kata muannats (wanita/feminin) dan kata gantinya adalah haa (kata ganti untuk wanita) dan bukan hu (kata ganti untuk laki-laki)[2] sehingga yang dimaksud dengan nafs wahidah di sini tidak bisa ditafsirkan sebagai Nabi Adam sebab beliau adalah orang laki-laki, bukan perempuan. Seandainya yang dimaksud pada ayat ini memang adalah Nabi Adam, tentunya menggunakan kata mudzakar (laki-laki/maskulin) dan kata gantinya adalah hu. Bisa kita lihat kata selanjutnya di ayat tersebut wa khalaqa minhaa zaujahaa di mana kata nafs wahidah semuanya menggunakan kata ganti muannats (feminin). Jadi, yang dimaksudkan dengan nafs wahidah di sini memang bukanlah Nabi Adam yang berjenis kelamin laki-laki, melainkan dzat hidup yang satu. Dari dzat yang satu itulah perempuan, dan juga laki-laki, kemudian diciptakan. Dan ayat ini sama sekali tidak berkisah tentang penciptaan Nabi Adam dan Hawa, tetapi mengenai proses penciptaan seluruh umat manusia.

Digunakannya kata muannats pada ayat di atas mungkin disebabkan karena dzat tersebut mempunyai kemampuan untuk bereproduksi. Dalam proses reproduksi, yang mempunyai peranan paling besar adalah kaum perempuan. Karena itu, walaupun dzat yang mula-mula itu tidak bisa ditentukan jenis kelaminnya, ia disebut dengan menggunakan kata muannats karena mempunyai kemampuan bereproduksi yang cenderung kepada sifat wanita. Untuk mempermudah pengertian dzat yang satu ini mungkin bisa diartikan sebagai mahluk bersel satu yang melakukan reproduksi dengan cara membelah diri. Dan bukankah proses kelahiran manusia itu sendiri seolah-olah seperti sebuah proses pembelahan diri, di mana satu individu menjelma menjadi dua individu? Tak jauh berbeda dengan proses pembiakan bakteria yang paling sederhana. Benar-benar tidak jauh berbeda! Sebenarnya, dalam proses reproduksi sel jantan dapat digantikan oleh perantara fisis atau kimiawi. Hanya unsur betina yang penting. Dengan teknik-teknik yang tepat, suatu individu baru dapat dihasilkan dari sel telur yang tidak dibuahi, tanpa intervensi unsur-unsur jantan. Hal ini sudah pernah dibuktikan dalam percobaan-percobaan yang dilakukan oleh Bataillon dan Jacques Loeb.[3]

Penjelasan selanjutnya mengenai asal-usul mahluk hidup menurut ilmu biologi modern ini bisa dilihat pada bab berikutnya. Menurut ilmu biologi modern, asal-usul semua mahluk hidup adalah berasal dari senyawa-senyawa kimia organik yang kemudian membentuk dzat hidup pertama yang masih belum bisa ditentukan jenisnya. Cara mereka untuk bereproduksi masih sederhana sekali. Setelah berkembang menjadi lebih kompleks barulah mahluk hidup itu terbagi menjadi dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Inilah kiranya yang dimaksud pada ayat di atas. Jadi, perempuan sama sekali bukan berasal dari tulang rusuk laki-laki, tetapi berasal dari dzat yang sama dengan laki-laki dan kemudian dzat tersebut berkembang dan terbagi menjadi dua jenis kelamin yang berbeda. Dan kata ganti humaa yang terdapat pada ayat di atas tidaklah berarti Nabi Adam dan Hawa, tetapi dua jenis kelamin yang berbeda. Jadi, penafsiran yang menyebutkan bahwa perempuan itu berasal dari tulang rusuk laki-laki sama sekali tidak tepat, baik bila ditinjau menurut ilmu tata bahasa Arab maupun ilmu biologi. Penafsiran semacam itu adalah pengaruh dari cerita Israiliyat, dan bukan ajaran Islam.

Sementara itu, di dalam tafsir al-Maraghi juga disebutkan bahwa pembaharu Islam dari Mesir, Muhammad Abduh, juga tidak menyetujui penafsiran yang menyatakan bahwa Nabi Adam itu bapak seluruh umat manusia.

Al-Ustadz al-Imam (Muhammad Abduh) juga menyatakan bahwa makna lahiriyah nash bukan menunjukkan bahwa yang di maksud dengan satu jiwa (nafs wahidah, pnl.) itu adalah Nabi Adam karena dua alasan berikut ini:

Penyelidikan ilmiah dan sejarah (arkeologi) yang bertentangan dengan pengertian tersebut.

Di dalam ayat dikatakan rijalan katsiran wa nisaa’an (laki-laki dan perempuan yang banyak) bukannya ar-rijal wan-nisa’ (laki-laki dan perempuan).[4]

Adapun mengenai ayat yang ditujukan kepada umat manusia, yaitu: (yaa bani Adam) tidak cukup dijadikan alibi bahwa semua umat manusia berasal dari Nabi Adam. Sebab, pengertian dari ayat tersebut cukup jika ditujukan kepada orang-orang yang dimaksud pada masa diturunkannya al-Quran (ashrut tanzil) dari kalangan anak-anak Adam.[5]

Jadi, sebenarnya pendapat bahwa Adam bukan bapak seluruh umat manusia itu juga sudah dikemukakan oleh Muhammad Abduh lebih dari seratus tahun yang lalu. Hanya saja, selama ini memang tidak begitu diperhatikan oleh umat Islam. Di sini Muhammad Abduh nampaknya berpendapat bahwa Nabi Adam itu hanyalah bapak sebagian umat manusia, yaitu masyarakat yang tinggal di sekitar Timur Tengah karena Nabi Adam memang tinggal di sekitar wilayah tersebut ribuan tahun yang lalu. Dengan demikian, memang sangat besar kemungkinan bahwa orang-orang yang tinggal di sekitar wilayah tersebut adalah keturunan dari Nabi Adam–atau paling tidak banyak di antaranya--sebab walaupun mungkin saja Nabi Adam bukan berasal dari bangsa Semit, tetapi telah terjadi percampuran antara bangsa Semit dan bangsa-bangsa lainnya karena mereka memang tinggal berdekatan. Dan Timur Tengah itu memang wilayah tempat bercampur baurnya segala bangsa.


Yogyakarta - 1997




[1] Kata nafs tidak hanya bisa berarti diri atau orang tetapi juga dzat, jasad, ruh atau jiwa. Lihat Al-Munawwir, hlm. 1545. Lihat juga Attabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab –Indonesia, (Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum, 1996), hlm. 1932, 926 dan 712.
[2] Dalam bahasa Inggris haa sama artinya dengan her dan hu dengan him/his.
[3] Alexis Carrel, Misteri Manusia, terj. Kania Roesli dkk., (Bandung: Remadja Karya, 1987), hlm. 85.
[4] Al-Maraghi, Juz 4, hlm. 317.
[5] Ibid.

Women Not Created from Men’s Rib

By: Helmi Junaidi





Most muslims believe that Eve was created from Adam’s rib. Actually al-Quran never mention the word Eve and never once mention that she was created from Adam’s rib. Al-Quran verse which is used as the basis for such interpretation is An-Nisa’ verse 1.

يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً *

“O mankind! Obey your Lord who created you from one self (essence of life) and from it created its mate. And from the two (different sexes) proliferated many men and women“.

This verse does not mention that women is created from men’s rib, and there is no single verse in the Quran that mention it. This verse actually states that all living things created from nafs wahidah, one self (essence of life), and from that essence of life God created its mate. It should be noted that the word nafs wahidah is muannats (feminine) and use haa (female pronoun) rather than hu (male pronoun), so nafs wahidah cannot be interpreted as Adam because it is feminine, not masculine. If this verse refers to Adam, it would use mudzakar (masculine) word and its pronoun is hu. (In English, hu = his and  haa = her). So, nafs wahidah is not Adam but one self and both women and men created from it. And this verse do not tell the creation of Adam and Eve, but about the creation of all living things. (See Al-Munawwir dictionary, p. 1545 about nafs meaning. See also Kamus Kontemporer Arab –Indonesia, Yogyakarta, Yayasan Ali Maksum, 1996, p. 1932, 926 and 712).

The above verse use muannats perhaps because the essence has the ability to reproduce. In reproduction process, women has greater role. Therefore, although the essence cannot be determined its sexes, it is called by using muannats because it has the ability to reproduce, the characteristics found in women. To make it easy, the essence might be interpreted as a single-celled creature that reproduce by divides itself. And human birth process itself seems like a binary fission in bacteria, in which one individual divides into two individuals. Not much different from reproduction process of the simplest bacteria. Really not much different! In fact, in reproduction process the male reproductive cells can be replaced by physical or chemical agents. Only the female element is important. With appropriate techniques, a new individual can be produced from egg cells that are not fertilized, without the intervention of male elements. This has been proved in experiments carried out by Bataillon and Jacques Loeb. (Alexis Carrel, Misteri Manusia, terj. Kania Roesli dkk., Bandung, Remadja Karya, 1987, p.85). 

Further explanation about the origin of life according to modern biological sciences can be seen in the next chapter. According to modern biology, all living things originated from organic chemistry compounds which then formed the first essence of life. Their way to reproduce were very simple. After developing into more complex creatures then divided into two sexes, male and female. So, women were not created from men’s rib, but created from the same essence of life as men, and then developed and divided into two different sexes. And humaa pronoun in the verse does not mean Adam and Eve, but the two sexes. Thus, the interpretation which states that women were created from men’s rib has no basis at all, either viewed according to Arabic grammar or biological science. Such interpretation because the influences of Israiliyat story (Biblical story), but not found in the al-Quran.

Al-Maraghi also mentioned that the Egyptian Islamic reformer, Muhammad Abduh, disagreed with the interpretation that states Adam is the father of all mankind.

Al-Ustadz al-Imam (Muhammad Abduh) also stated that the meaning of the texts do not show that one self (nafs wahidah.) is Adam because of two following reasons:

Scientific investigation and historical (archaeological) that contradict it.

The verse says rijalan katsiran wa nisaa’an (many men and women) and not ar-rijal wan-nisa’ (a man and a woman).

As for the verses address to mankind, namely children of Adam (yaa bani Adam) we cannot make it as a reason that all mankind descend from Adam. Therefore, this verse refers to the people to whom al-Quran revealed (ashrut tanzil), from the children of Adam. (Al-Maraghi, Juz 4, hlm. 317).

The interpretation that Adam is not father of all mankind had been stated by Muhammad ‘Abduh more than a hundred years ago. But most muslims do not notice it. Muhammad Abduh seemed to believe that Adam is only father of some human race, the people who live in the Middle East because Adam lived there some thousand years ago. Thus, it is highly probable that the people who live around the area are descendants of Adam, or at least many of them. Perhaps Adam was not a Semit, but his children married with Semitic peoples and other nations who lived nearby. And the Middle East is a place where many nations intermingle.

Yogyakarta-Central Java, 1997.

Thursday, May 8, 2014

Bermain Keyboard dengan Smartphone

Oleh: Helmi Junaidi






Sebenarnya sudah sejak tahun 2000 saya punya ide ini. Belum pernah saya tulis karena ini tentang alat musik dan saya ini bukan pemusik profesional. Saya kan cuma pemusik amatiran saja, bermain alat musik cuma untuk menghibur diri sendiri. Tahun 2000 saya baru punya komputer OS Windows, saat itu rata2 orang masih pakai Windows 98. Nah, saat mulai pakai windows itu tentunya banyak program yang bisa diinstal, salah satunya mini piano. Ada gambar piano di monitor dan saat kita pencet tombol keyboard komputer, maka piano berbunyi. Cuma dua oktaf kalau tak salah.

Saya lalu berpikir, andai saja ada program piano yang full 6 oktaf dan ada keyboard khusus yang persis piano standar yang dipakai main musik, maka kita bisa bermain piano di komputer. Kalau keyboard saja kan lebih murah dibanding harga piano.

Bertahun-tahun kemudian, sekitar tahun 2007 saya tahu ada alat bernama controller. Astaga, alat yang saya inginkan sudah ada yang bikin sekarang. Cuma kecil banget. Kalau main pakai controller jari-jemari mesti himpit-himpitan karena tuts yang sangat kecil dan sempit. Cuma tiga oktaf pula.

Ada juga katanya controler yang lebih besar harganya sekitar Rp 1 juta dengan 5 oktaf. Fungsi controller itu pun bukan untuk bermain piano, tapi untuk memasukkan nada-nada ke program musik. Makanya namanya controller, bukan keyboard. Jadi, walau kemudian sudah ada alat semacam itu, yang saya inginkan sejak tahun 2000 itu belum sepenuhnya terkabul.

Nah, di Jakarta kemudian saya pernah menonton latihan musik di suatu studio. Saya lihat pemain keyboardnya pakai dua buah keyboard. Salah satunya yang ditaruh di sampingnya sampai bertumpuk dua keyboard. Ribet sekali. Lalu saya tanya kenapa begitu. Jawabnya karena tak semua jenis suara ada di keyboard yang satu saja. Di sini ada suara begini, disatunya tak ada. Di sana ada suara begitu, di satunya tak ada. Padahal dia butuh semua suara tersebut.

Bila saja ada program piano yang lengkap dengan segala jenis suara, dengan keyboard yang besarnya persis piano standar, maka semua bisa menjadi ringkas saja. Yang saya inginkan adalah program piano yang lengkap segala jenis suara, lalu kita sambung keyboard standar lewat USB ke komputer. Jreng.

Sudah begitu saja. Cukup beli programnya, dan lalu beli keyboard. Harganya tentu akan jauh lebih murah dibanding harga keyboard. Berapa harga keyboard Roland sekarang, apalagi Korg? Ihiks... belasan juta atau lebih, tergantung tipenya. Muaahal bok. Karena peralatan elektroniknya terletak di dalam keyboard itu juga, maka kalau bawa keyboard konvensional itu mesti berhati-hati tenan. Kalau yang saya inginkan malah keyboard yang bisa dilipat. Kan tak ada peralatan elektronik apa-apa di dalamnya.

Sedangkan kalau programnya, misalnya harga resmi, bisa dijual seharga Sibelius atau Nuendo. Harganya program-program musik tersebut sekitar sama dengan harga resmi MS Office atau Corel Draw. Jauh sekali bukan dengan harga keyboard Roland, apalagi Korg. Kalau pingin tambah suara,  maka tinggal tambah add-on saja. Beres. Tak usah nambah keyboard yang ribet dan mahal.

Kita buat juga versi kecilnya untuk smartphone. Smartphone sekarang memorinya sudah lumayan juga, rata-rata 16 Gb. Jadi, kita bisa main keyboard dengan smartphone. Tentu pakai keyboard ukuran standar yang sama dengan versi untuk komputer. Untuk latihan anak-anak atau bermain santai kan lumayan. Kalau ingin disambung ke komputer juga bisa. Nanti di produk tersebut disertakan program yang untuk smartphone dan komputer. Kalau yang ini versi untuk pemain amatir dan anak-anak saja sehingga jenis suaranya lebih sedikit.

Kalau untuk yang profesional pakai yang versi komputer tadi karena jenis suara yang ada lebih lengkap. Enak kan, kemana-mana cukup bawa laptop dan keyboard yang bisa dilipat. Enteng dan murah. Keyboard kebanting-banting juga gak apa-apa karena tak ada peralatan elektronik di dalamnya. Yang mesti di amankan cuma laptopnya saja yang ukurannya relatif kecil. Untuk yang versi pemain profesional ini disertakan juga program yang untuk smartphone karena siapa tahu dia suatu saat membutuhkannya. Pemain profesional kan sesekali bermain santai dengan keluarganya juga. Hanya saja yang program versi smartphone lebih terbatas jenis suaranya.

Jadi, kedua jenis produk tersebut, baik yang untuk profesional dan yang bukan nanti sama-sama bisa dipakai untuk smartphone dan komputer, tetapi yang untuk smartphone jenis suara yang ada lebih sedikit. Karena smartphone  memorinya lebih sedikit pula.

Bagi yang belum tahu rupa controller silakan lihat di link ini. Harga controler yang kecil adalah Rp 500 ribu sedangkan yang besar Rp 1,5 juta. Produksinya terbatas hanya untuk kalangan pemusik saja. Jarang yang beli sehingga biaya produksinya mahal. Itu pun masih jauh lebih murah ketimbang piano semacam Roland atau Korg.

Tapi, yang saya inginkan bukan controller yang fungsinya untuk menulis nada, melainkan keyboard khusus dengan program khusus untuk bermain musik. Saya hanya ingin Anda tahu perkiraan harganya saja. Kalau keyboard khusus untuk smartphone itu bisa diproduksi massal karena untuk semua orang, termasuk pemusik amatiran dan anak-anak yang ingin belajar keyboard. Jadi, harganya bahkan bisa lebih murah ketimbang controller.

Kalau untuk saya pribadi terutama adalah yang programnya bisa diinstal di smartphone. Murah meriah. Speaker aktif included di keyboard juga, harga speaker kan murah. Jadi, tinggal colokkan kabel data ke ke smartphone, colokkan jack ke speaker aktif, bunyi sudah.

Versi smartphone ini untuk pemain amatiran, latihan anak-anak kecil yang belajar piano atau pemain semi pro yang main di kampung-kampung misalnya. Untuk mereka kan tak perlu keyboard yang mahal. Yang murah meriah saja. Sedangkan yang versi lebih mahal dan lengkap untuk pemain pro.

Nah, kalau yang keyboard plus smartphone ini murni ide saya. Belum pernah ada. Yang ada kan program yang di  komputer saja. Karena itu nanti diproduksi di Indonesia saja sehingga bangsa Indonesia akan dikenal sebagai bangsa yang berestetika. :p Lumayan bisa untuk menyerap tenaga kerja di sini juga.

Keyboard bisa pakai batere sehingga bisa mobile. Nanti dibuat juga model yang bisa dilipat. Tidak ada peralatan elektronik apa-apa di dalamnya sehingga bisa dibuat model semacam itu. Mesinnya kan terletak di smartphone. Bisa mudah dibawa kemana-mana. Ringkas, enteng dan mobile. Di keyboard tersebut diberi sandaran atau lekukan, tempat khusus untuk menaruh smartphone.

Yang paling penting ukuran tuts standar. Bunyinya standar sudah bagus juga. Bila ada keyboard yang murah meriah, maka semua orang nanti akan bisa bermusik dengan murah meriah juga. Saya kira banyak juga orang atau anak-anak kecil yang ingin main atau belajar keyboard tapi tak punya alat musiknya. Mahal harganya, berjuta-juta. Sedangkan smartphone sekarang banyak orang yang punya. Yang Rp 750 ribuan ada.

Yang belum punya
smartphone silakan beli dulu. Lalu beli keyboard khusus tersebut dan colokkan ke smartphone. Bagi yang sudah punya smartphone langsung plug and play saja. Let the music play...


Jakarta, 2 Mei 2014.

Saturday, May 3, 2014

Population Problems


As early as 1798 Thomas Robert Malthus, an English economist, expressed his opinion about the rapid growth of the world's population in his "Essay on the Principle of Population".  He stated that population  increased  in  a geometrical ratio  (2, 4, 8, 16, 32….) while subsistence (and employment) increased only in an arithmetical ratio (2, 4, 6, 8, 10….). Consequently, unless  there  were  checks on the growth of the population, a dearth of material for subsistence (and employment) would soon prevail. All plans for social reform would be in vain unless they included a lowering of the birthrate.

It is now nearly 200 years since Malthus' views were first published, and even though science and technology have advanced far and been very successful in increasing subsistence, there is still no certainty about the future unless population growth is checked: "Zero population growth" has become a popular motto in campaigns for family planning and birth control.

In 1930 Indonesia had a population of 60 million; in 1954 it was 81 million; the present estimate is about 150 million. The average annual rate of increase is around 2.2 percent. If the population continues to grow at this rate, in the year 2000 we will have a population of over 200 million.

To get an idea of how enormous and complex the problems are, let us suppose that the population increases by 2 per cent per year. That means about three million more people each year, which means that each year there will be three million more people to be fed, housed, clothed, and educated; in short, to be taken care of. Cities will grow larger and larger, streets will be more and more crowded, unemployment rate will become higher and higher.

There will be more cars, more motorcycles, and consequently accidents will be more likely to happen. As peoples' needs in­crease, so industries will grow up to produce the things needed for building roads, houses, and cars; for making clothes, food­stuffs and so on. However, besides its positive as a producer of goods and employer of labour, industry has an undesirable side effect. It is a source of pollution. It pollutes the air, the soil, the water in wells and rivers, and even the sea. Legislative measures should be taken to prevent, or at least mininize pollution.

It is, therefore, of the greatest importance that population growth be checked. To do this it is necessary to know its causes. They are a high .birthrate and a low death rate. Of course, if the death rate is low, it should not be tampered with; it is, in fact, the result of better living conditions, and better medical care. Thus there is no alternative but to lower the birthrate, by en­couraging birth control. The government's campaign for birth control must succeed. If it does not, all ourplans and all our efforts to improve the nation's prosperity will be in vain.

Source: Bahasa Inggris 3a untuk SMA, Jakarta, Balai Pustaka, 1989.