Monday, November 30, 2015

Zikir dengan Rekaman Suara

🌻🌺 ZIKIR DENGAN REKAMAN SUARA 🌸🍅


🌻Ada amalan zikir-zikir asmaul husna yang dibaca ratusan bahkan ribuan kali. Banyak manfaatnya, sayangnya jumlah yang banyak menghambat kita untuk rutin mengamalkannya.

🌺Untuk alternatifnya dengan khasiat yang tak jauh berbeda, bacalah zikir itu tiga kali saja. Rekam suara anda itu dengan hape. Nah, selanjutnya bisa disetel repeat berulang-ulang selama dua atau tiga jam tiap hari. Itu sudah mencapai ribuan kali. Lebih lama lebih baik. Energi dan khasiat yang dihasilkan sama dengan membaca biasa. Harus suara Anda sendiri. Tak percaya? Silakan coba sendiri saja. Bisa juga untuk surat-surat pendek karena ada juga amalan yang dibaca ratusan kali. Saya pribadi kebetulan adalah seorang praktisi reiki sehingga bisa merasakan energi yang ada di sekitar kita.

🌼Ini amalan yang sangat amat mudah, karena itu sangatlah rugi pula bila anda tidak mencoba mengamalkannya. Entah Anda percaya atau tidak, toh karena ini amalan yang sangat mudah dan ringan, maka tak ada salahnya untuk mencoba, bukan? Cukup rekam zikir anda di hape 3x, cuma butuh waktu beberapa detik saja, lalu setel repeat berulang-ulang selama beberapa jam. Dan tentu jumlahnya bisa mencapai ribuan kali. Tak perlu keras menyetelnya sehingga bisa mengganggu orang di sekitar. Cukuplah pelan saja asal Anda sendiri sudah bisa mendengarnya. Bisa juga disetel malam hari saat kita sedang tidur. Pelan saja.

🌺Cobalah lakukan rutin selama misalnya seminggu atau dua minggu dulu dan perhatikan khasiatnya. Bahkan bisa juga cuma dalam beberapa hari saja sudah ada khasiatnya. Bisa melancarkan segala urusan dan usaha, juga membuka pintu rezeki. Dan tentu juga akan senantiasa mendekatkan diri kita kepada Allah swt sebagaimana tercantum dalam al-Baqarah ayat 152, Berzikirlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku akan mengingat kalian.
Setiap zikir sebaiknya diawali dengan subhanallah dan jumlahnya ganjil, misalnya seperti di bawah ini:

ﺳﺒﺤﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺎ ﺣﻲ ﻳﺎ ﻗﻴﻮﻡ ﻳﺎ ﻋﻔﻮ ﻳﺎ ﻋﻈﻴﻢ

🌻subhaanallah, yaa hayyu, yaa qoyyuum, yaa 'afuwwu, yaa 'adziim. 3x

🌸Bisa ditambah membaca: subhanallah, yaa hayyu, yaa qayyum, yaa ghoniyyu, yaa mughnii. 3x (direkam terpisah dari zikir yang di atasnya).

🌺Boleh juga membaca asmaul husna yang lain sesuai keinginan kita. Atau bisa juga membaca seluruhnya sehingga kita bisa mendapat semua khasiat yang terkandung di tiap-tiap asmaul husna. Bacaan lengkap asmaul husna yang 99 dan keterangan khasiat masing-masing asma Allah bisa anda cari sendiri di internet, sangat banyak di berbagai situs.

🌻Silakan Anda pilih sendiri asma yang Anda butuhkan. Bila masih belum tahu mau membaca yang mana, bisa juga membaca dua contoh rangkaian zikir yang saya sebut diatas. Khasiatnya bagus juga.

🌷Selamat mencoba dan semoga bermanfaat. Sampaikan juga ke teman dan saudara Anda sehingga mereka semua bisa mendapatkan manfaat dan pahalanya. Amiien.

NB: Jangan lupa wajib berwudhu dulu sebelum merekam zikir anda.

✌🏻🌺🌷~ Helmi Junaidi~ 🌸🌼😋

Tuesday, September 8, 2015

Sinopsis Buku: Adam & Hawa Bukan Manusia Pertama




Judul: Adam dan Hawa Bukan Manusia Pertama
Format : Ebook dan Cetak.
Ukuran: 14,5 cm x 21 cm
Jumlah: xii; 172
halaman 
Harga: Ebook Rp 21.000,- Cetak Rp 45.000,-
Pemesanan via whatsapp/sms: 083867847969 atau email: averoesdip@gmail.com

Membaca judulnya, yaitu Adam dan Hawa Bukan Manusia Pertama, mungkin akan langsung bisa membuat kita bertanya-tanya. Karena selama ini kita diajarkan bahwa Adam dan Hawa adalah leluhur manusia yang pertama dan tidak ada manusia sebelum mereka. Ada tiga agama besar di dunia yang menganut keyakinan semacam ini, yaitu Islam, Kristen dan Yudaisme. Selain ketiganya tidak ada lagi yang menganutnya. Seperti misalnya agama Hindu dan Budha, masing-masing punya keyakinan sendiri-sendiri. Oleh karena itu, pembahasan tentang masalah Adam dan Hawa itu memang mau tidak mau akan bersinggungan dengan ketiga agama besar tersebut.

Sesuai dengan judulnya, demikian pula isi buku ini. Berbeda dengan buku-buku lainnya yang beredar selama ini, yang pada umumnya menentang teori evolusi, maka buku ini dengan tanpa ragu-ragu mendukung sepenuhnya teori tersebut. Suatu hal yang tentunya akan membuat menjadi penasaran. Pada Bab 1 buku ini kita akan disuguhi tentang kontroversi seputar teori evolusi yang terjadi di Eropa dan Amerika. Semenjak awal kemunculannya pada abad ke-19 hingga saat ini, yakni terentang lebih dari satu setengah abad, ternyata masalah ini tetap diperdebatkan dan dipertentangkan dengan sengitnya, bahkan di Eropa dan Amerika yang masyarakatnya secara umum relatif terpelajar dan rasional. Walau kebanyakan sudah menerima teori evolusi, ternyata masih ada juga yang menentangnya.

Walau pembahasannya relatif ringkas, akan tetapi Bab 1 ini akan lumayan bisa membawa kita kepada suasana hangat yang ada seputar kontroversi tersebut. Secara umum, teori evolusi di Eropa dan Amerika didukung oleh kalangan liberal sedangkan para penentangnya adalah dari kalangan konservatif. Boleh dikatakan, teori ini senantiasa terbawa–bawa dalam apa yang biasanya disebut sebagai “culture war” antara kaum liberal dan konservatif. Yang relatif masih baru terjadi adalah “perang” antara pendukung aktor Matt Damon yang liberal dengan pendukung cawapres Sarah Palin yang berbasis kaum konservatif, di mana teori evolusi turut diperdebatkan dengan sengit pula oleh kedua kubu di sosial media.

Selain itu, buku ini juga mengungkap bahwa buku-buku Harun Yahya dan organisasinya BAV (Bilim Arastirma Vakfi) dari Turki itu tak lebih hanya menjiplak saja buku-buku kaum fundamentalis Kristen Amerika, terutama dari karya Henry Morris ketua ICR (Institute for Creation Research). Kaum fundamentalis Amerika yang umumnya juga terdiri dari evangelis adalah kalangan garis keras yang baik dalam politik luar negeri maupun dalam negeri sangat memusuhi umat Islam. Ironisnya, Harun Yahya di sini dianggap sebagai "pahlawan Islam".


Untuk gampangnya, kaum liberal Amerika itu adalah mereka yang antara lain pernah ikut berdemo anti perang Vietnam dan lain-lain. Sebaliknya, kalau kaum konservatif adalah yang gemar mengirim tentara Amerika ke mana-mana, termasuk ke Irak dan Afghanistan. Secara umum, kalangan konservatif yang di Amerika memang kurang bersahabat dengan umat Islam. Mereka banyak berisi kaum garis keras. Berbeda dengan kalangan liberal yang pada umumnya sikapnya cukup bersahabat dengan umat Islam. Sayangnya, karena kebanyakan umat Islam kurang pengetahuannya tentang masalah evolusi dan yang terkait, maka pemikiran yang diimpor ke dunia Islam via Harun Yahya justru adalah karya-karya kaum konservatif garis keras, atau lebih tepatnya kaum fundamentalis (evangelis).

Pada dua bab selanjutnya buku ini berusaha menjembatani teori evolusi dan agama Islam. Tentunya dengan mengutip beberapa ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dan pendapat-pendapat ulama yang relatif sejalan. Di sini terutama membahas tentang surga Nabi Adam dan kejatuhannya dari sana. Ternyata kita bisa menemui bahwa tidak semua ulama dan kitab-kitab tafsir secara aklamasi menyatakan bahwa surga Nabi Adam berada di bumi. Buku ini lebih mendukung penafsiran bahwa surga Nabi Adam berada di bumi dan bukan di langit.

Satu hal lagi yang cukup mengejutkan adalah kutipan dari kitab Al-Maraghi yang terdapat pada akhir bab kedua yang menyatakan bahwa ternyata pembaharu Islam dari Mesir, Muhammad Abduh, juga tidak menyetujui bahwa Nabi Adam adalah manusia pertama. Abduh cenderung berpendapat bahwa Nabi Adam itu hanyalah bapak bagi sebagian umat manusia saja, yakni mereka yang hidup di Timur Tengah. Selain itu, buku ini juga menyebutkan bahwa perempuan sebenarnya bukanlah tercipta dari tulang rusuk laki-laki, ini karena nafs wahidah pada ayat surat an-Nisa' ayat 1 adalah kata muannats (feminin) dan bukan mudzakkar (maskulin). Suatu hal yang mungkin kaum perempuan akan bisa gembira mendengarnya. Selain Abduh, pembaharu Islam dari India, yaitu Sayyid Ahmad Khan, juga mendukung penuh teori evolusi. Ahmad Khan adalah pendiri Universitas Aligarh yang juga seorang founding father dari negara Pakistan. Dua bapak pembaharu Islam ini keduanya mendukung teori evolusi. Satu hal yang selama ini masih jarang diketahui oleh umat Islam.

Selain meninjaunya dari sudut pandang agama, buku ini juga menyinggung sekilas teori Alexander Oparin dan Harold Urey tentang asal-usul kehidupan menurut ilmu biologi modern. Keduanya masing-masing adalah ahli biokimia Rusia dan ahli kimia Amerika yang menyatakan bahwa segala kehidupan di muka bumi ini berasal dari zat-zart inorganik. Melalui serangkaian eksperimen di laboratorium, murid dari Urey, yakni Stanley Miller, ternyata berhasil membuktikan bahwa zat-zat inorganik memang bisa diubah menjadi za-zat organik. Suatu hasil eksperimen yang cukup mencengangkan memang. Zat-zat organik yang terbentuk milyaran tahun yang lalu itulah yang oleh para ilmuwan diyakini ber-evolusi menjadi beragam makhluk hidup di muka bumi ini, termasuk manusia.

Ada terutama dua hal penting yang disebutkan di dalam buku ini yang bisa memberikan bukti bahwa teori evolusi itu memang cukup valid. Yang pertama pada akhir bab kelima, yaitu tentang adanya keragaman ras manusia. Bila bentuk manusia itu tidak bisa berubah sama sekali, maka tentunya hanya ada satu ras manusia. Bila misalnya saja bapak pertama manusia itu berkulit hitam dan bermata hitam, maka tentunya semua anak cucunya akan berwajah serupa. Tetapi, kita tahu bahwa kenyataannya tidak demikian. Ada beragam ras dan rupa manusia di muka bumi ini, mulai dari kulit putih, coklat, kuning maupun gradasi dari warna-warna tersebut. Yang kedua disebutkan pada bab keenam tentang adanya perbedaan susunan genetik pada tiap-tiap individu, yang disebut dengan genetic fingerprint atau sidik jari genetik, yang bahkan terjadi antara bapak dengan anaknya. Perubahan susunan genetik dari bapak ke anaknya itu berlangsung selama jutaan generasi sehingga bisa menghasilkan susunan genetik yang sangat bervariasi, yang mana sejalan dengan berlangsungnya seleksi alam pada akhirnya bisa menghasilkan beragam jenis spesies yang berbeda pula. Selain itu, disebutkan pula beberapa contoh tentang perubahan yang terjadi pada beberapa masyarakat di dunia.

Seperti biasanya, mau tidak mau, setiap membahas teori evolusi akan turut pula menyertakan pembahasan tentang mereka yang diyakini sebagai para leluhur manusia seperti Australopithecus, Homo erectus, Neandertal dan sebagainya. Salah satu yang cukup kita kenal di sini adalah Pithecanthropus karena ditemukan di Jawa Tengah, Indonesia. Perjalanan evolusi manusia yang dimulai dari benua Afrika bisa kita dapati pada Bab 5. Juga penjelasan tentang perubahan-perubahan berangsur yang terjadi pada mereka.

Terlepas dari setuju atau tidak, buku ini rasanya cukup penting untuk kita baca sehingga bisa mengetahui sudut pandang pemikiran yang lain dari yang kita yakini selama ini. Membuka pemikiran dan pandangan kita bagi sebuah cabang ilmu pengetahuan yang selama ini masih belum banyak dibahas di Indonesia. Apalagi seperti kata Dobzhansky bahwa nothing in biology make sense except in the light of evolution, yang artinya semua hal yang ada di dalam ilmu biologi itu tidak masuk akal, kecuali bila dipandang menurut teori evolusi.


*********

Daftar Isi 

Kata Pengantar -- vi
1. Teori Evolusi dan Akibat-akibat yang Ditimbulkannya – 1
- Charles Darwin, Sang Pencetus – 2
- Kontroversi dan Reaksi Kaum Fundamentalis – 5
- Marxisme dan Darwinisme – 13
- Fundamentalisme dan Kreasionisme – 16
- Kaczynski, Masyarakat Industri dan Mismatch Theory – 26
- Pengaruhnya kepada Kehidupan Moral di Barat – 34
2. Adam dan Hawa di dalam Al-Quran – 38
- Khalifah atau Manusia Pertama? – 39
- Perempuan Tidak Berasal dari Tulang Rusuk Laki-laki – 43
3. Surga Nabi Adam – 49
- Taman Eden di dalam Al-Quran – 49
- Letak Taman Eden Menurut Kitab Kejadian – 56
4. Asal-Usul Kehidupan Menurut Ilmu Biologi Modern – 63
5. Perjalanan Evolusi Manusia – 75
- Ardipithecus Ramidus – 77
- Australopithecus – 79
- Homo Habilis – 80
- Homo Erectus – 81
- Homo Neandertalensis – 86
- Homo Sapiens – 89
6. Bukti-bukti yang Mendukung Teori Evolusi – 95
- Variasi, Seleksi Alam dan Struggle for Existence – 96
- Adaptive Radiation dan Pembentukan Spesies Baru – 101
- Perbandingan dengan Proses Evolusi Bahasa – 104
- Perubahan-perubahan yang Terjadi Pada Manusia – 111
- Bukti-bukti Lain – 119
7. Altruisme di dalam Darwinisme – 125
8. Ilmu Pengetahuan dan Asal-usul Manusia di dalam
Al-Quran -- 137
- Masalah Kemahakuasaan Tuhan – 141
- Asal-Usul Manusia di Dalam Al-Quran – 145
- Kun Fayakun dan Relativitas Waktu – 150
9. Beberapa Saran Bagi yang Masih Berkeberatan – 153
- Simian Ancentry dan Asfala Safiliin – 155
- Kepastian dari Ilmu Alam – 158
- Keterbukaan kepada Pemikiran Asing – 163
Daftar Pustaka – 168


Sinopsis Buku: Ibnu Rusyd, Bapak Ateisme dan Renaisans Eropa Barat






Judul: Ibnu Rusyd, Bapak Ateisme dan Renaisans Eropa Barat
Format: Ebook dan Cetak
Ukuran: 14,5 cm x 21 cm
Jumlah: 105 halaman
Harga: Ebook Rp 15.000, Cetak Rp 35.000,-
Pemesanan via whatsapp/sms: 083867847969 atau averoesdip@gmail.com

Buku ini berisi beberapa artikel, tetapi artikel utamanya dan yang paling panjang adalah yang membahas Ibnu Rusyd dan pemikirannya. Artikel-artikel lainnya adalah artikel pendukung yang relatif masih terkait dengan artikel utama. Lengkapnya, artikel yang ada di dalam buku ini adalah:

1. Mengganti Trend Radikalisme Salafi Ibnu Taimiyah dan Okasionalisme al-Ghazali dengan Trend Rasionalisme dan Hukum Kausalitas Ibnu Rusyd.
2. Pengaruh Interaksi Antar Peradaban Kepada Kemajuan Ilmu Pengetahuan.
3. Aura, Santet dan Tenaga Dalam, Barang Gaib Yang Tidak Gaib.
4. Kitab Tafsir Ahmadiyah yang Rasional dan Ilmiah.
5. Syiah dan Sunni, Mazhab Politik dalam Islam.

Judul yang lebih lengkap untuk buku ini sebetulnya adalah “Ibnu Rusyd, Bapak Sekulerisme, Rasionalisme, Hukum Kausalitas, Atheisme dan Renaisans Eropa Barat”. Tapi, itu tentu akan terlalu panjang bila ditulis pada cover buku. Oleh karena itu, lalu diringkas menjadi seperti di atas.

Suatu klaim yang terlalu sensasional mungkin? Kok Ibnu Rusyd itu bisa menjadi bapak banyak hal di Eropa Barat, bahkan bapak Renaisans juga. Ternyata tidak, sumber-sumber referensi yang digunakan untuk menulis buku ini terutama berdasarkan kepada sumber mainstream saja, yang artinya sudah disetujui umumnya para sarjana di bidang ini, termasuk di beberapa ensiklopedi yang banyak dibaca masyarakat sehari-hari seperti misalnya Wikipedia. Juga media mainstream yang banyak didengarkan orang sehari-hari seperti misalnya radio BBC.

Jadi, apa yang dibahas di buku ini sebenarnya suatu hal yang sudah mainstream saja, bukan sesuatu yang nyleneh, apalagi suatu “teori konspirasi”. Menjadi terasa nyleneh karena selama ini terluput dari pandangan kebanyakan orang saja. Oleh karena itu, mudah-mudahan setelah membaca buku ini, maka hal tersebut nanti tidak terluput dari pandangan kita lagi.

Sumbangan para ilmuwan dan filsuf Islam kepada bangkitnya zaman Renaisans di Eropa Barat memang sangatlah besar. Bahkan, bisa dikatakan tanpa transfer ilmu pengetahuan dari dunia Islam, maka Eropa Barat tidak akan pernah mengalami zaman Renaisans dan dunia modern beserta segala keajaiban teknologinya tidak akan pernah ada. Sumbangan peradaban Islam lainnya yang menyolok mata, sudah menjadi barang mainstream, tapi juga sering terluput dari pandangan sehari-hari adalah misalnya ilmu aljabar dan algoritma. Dari namanya tentu sudah jelas berasal dari dunia Islam, yang kalau dalam kaidah bahasa Arab ditulis sebagai al-Jabar dan al-Goritma. Algoritma, yang berasal dari nama al-Khwarizmi, adalah ilmu yang menjadi dasar penulisan program komputer, langkah step by step yang sering digambar dengan flowchart itu. Suatu hal yang juga sudah mainstream, tapi masih sering tidak diketahui orang. Mungkin kita bisa menyebut al-Khwarizmi ini sebagai bapak ilmu komputer.

Bagaimanapun, di antara banyak ilmuwan dan filsuf Muslim, yang paling besar sumbangannya kepada bangkitnya zaman Renaisans di Eropa Barat adalah Ibnu Rusyd. Oleh karena itu, dialah satu-satunya filsuf Muslim yang ikut dilukis oleh Rafael, pelukis termasyhur zaman Renaisans itu, di lukisannya yang berjudul School of Athens. Lukisan yang menjadi cover buku ini. Salah satu sumbangan Ibnu Rusyd yang paling penting adalah pembahasannya tentang hukum kausalitas sehingga hukum ini lalu dikenal orang Eropa Barat dan menjadi landasan eksperimen ilmiah hingga saat ini. Tanpa hukum kausalitas, maka takkan pernah ada sains modern dan teknologi modern. Dengan kata lain, tidak akan pernah ada dunia modern seperti yang kita nikmati saat ini.

Apa itu hukum kausalitas dan apa benar bahwa seperti disebut di judul buku ini bahwa Ibnu Rusyd itu selain bapak Renaisan juga ternyata bapak ateisme Eropa Barat? Suatu klaim yang nampaknya terlalu sensasional lagi. Untuk lebih lengkap dan jelasnya bisa Anda baca sendiri di dalam buku ini.

Sunday, July 26, 2015

Emansipasi Wanita, Whats Wrong With You Ladies?



 Oleh: Helmi Junaidi


Selama ini kaum wanita selalu berusaha memperjuangkan persamaan hak dengan kaum pria. Akan tetapi, pada saat persamaan hak itu sudah didapat apakah kaum wanita lalu bisa memanfaatkannya dengan baik? Selama ini juga sering ada argumen bahwa wanita tidak bisa maju dan berkembang karena ditindas oleh kaum laki-laki. Benarkah hal itu?

Baiklah kita coba bahas sejenak masalah ini. Salah satu misal kita bisa melihat keadaan di Indonesia. Tidak usah jauh-jauh karena semenjak kemerdekaan tahun 1945 hak-hak wanita Indonesia sama persis dengan laki-laki dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tidak ada diskriminasi apa pun, baik dalam bidang pendidikan maupun pekerjaan. Juga gajinya sama besar bila mereka mempunyai jabatan yang sama dengan pria. Hal ini tentu berbeda dengan di Amerika atau Eropa Barat di mana gaji wanita di sana lebih sedikit dibandingkan gaji laki-laki walau jabatan, pangkat dan pekerjaan sama persis. Nasib wanita Indonesia bahkan lebih baik dari wanita Eropa Barat dan Amerika dalam hal ini.

Nah, kita saat ini, tahun 2015 ini sudah merdeka selama 70 tahun. Wanita Indonesia sudah bebas dan sama haknya dengan pria selama 70 tahun. Suatu waktu yang sudah sangat lama, sudah ada hampir tiga generasi. Akan tetapi, lalu apakah wanita Indonesia yang haknya sudah sama dan bebas merdeka itu lalu bisa melampaui laki-laki dalam bidang politik dan bisnis, bidang-bidang yang mempunyai kuasa tinggi dalam menentukan hidup berbangsa dan bernegara? Sedihnya, jawabannya adalah tidak. Mayoritas pengusaha dan politisi di Indonesia tetaplah didominasi kaum pria. Memang ada juga di antara wanita yang sukses menjadi pengusaha dan politisi, tetapi sekali lagi, jumlah mereka tetaplah sangat sedikit bila dibandingkan kaum laki-laki. Padahal, sebagaimana sudah kita sebutkan tadi, wanita Indonesia sudah bebas merdeka dan sama haknya selama 70 tahun. Tetapi, kenapa mereka tak bisa menunjukkan perkembangan yang berarti. Tak jauh berbeda nasibnya dengan kaum wanita di negara-negara yang memang masih menindas kaum wanita. Apakah itu karena kaum wanita punya instink untuk menindas dirinya sendiri? Tak ada orang lain yang menindas, tetapi lho kok nasibnya tetap tak berubah juga. What’s wrong with you ladies?

Bahkan kita tahu juga, di Eropa Barat dan Amerika yang luar biasa gencarnya propaganda tentang emansipasi wanita, jumlah politisi dan bisnismen wanita di sana tetaplah minim saja. Lihatlah daftar para pengusaha besar Amerika dan Eropa, semuanya pria. Siapa pendiri yahoo, google, Microsoft dan pencipta Linux? Kaum pria. Pembuat facebook dan twitter? Idem, cowok juga. Para penguasa keuangan di Wallstreet juga pria semua. Juga pemilik pabrik-pabrik, toko-toko besar, produk-produk top yang punya franchise di mana-mana adalah pria semua. Memang banyak aktris dan penyanyi cewek, tetapi siapa para raja yang menguasai bisnis perfilman di Hollywood dan industri rekaman musik? Kaum Pria. Kalau di Indonesia rajanya film adalah Ram Punjabi yang tentu jenis kelaminnya cowok juga. Di bidang fashion pun, pemilik merk-merk top kelas dunia seperti Armani, Versace bahkan Victoria Secret pun kaum pria. Bahkan di bidang restoran, bidang tradisional kaum wanita, para penguasa besarnya adalah pria. Siapa pendiri KFC? Pria, kumisnya tebal pula. Siapa pendiri McD? Cowok juga. Bidang menggoreng ayam pun, soal sepele pekerjaan wanita di dapur sehari-hari, lho bisnis besarnya yang menggurita di mana-mana malah dikuasai kaum pria. Perintis bisnis supermi pun pria juga.

Lalu, apakah itu semua karena adanya diskriminasi pendidikan terhadap wanita di Eropa dan Amerika sehingga mereka tak bisa mengerti bidang bisnis? Atau tak bisa bebas belajar memasak hamburger dan fried chicken? LOL. Tentu jawabannya adalah tidak. Sekali lagi TIDAK !!! Wanita Amerika dan Eropa Barat bebas merdeka dan sama haknya dengan laki-laki sudah semenjak lama. Mereka bebas untuk belajar dan mendirikan bisnis apa pun yang mereka mau. Bebas sebebas-bebasnya. Lho, lalu kenapa dunia bisnis, keuangan dan politik tetap didominasi pria? Mereka juga bebas memasak hamburger, fried chicken dan supermi di dapur setiap hari. Lho, kenapa pula malah kaumnya pak kumis tebal itu yang menguasai bisnis fast food di mana-mana? Bukannya kaumnya ibu-ibu? Big Question.

Apakah ini karena adanya unsur innate pada wanita untuk tidak mau mengambil kesempatan dan meraih cita-cita setinggi mungkin? Karena faktor evolusi yang membentuknya begitu? Entah, I don’t know. Belum pernah ada penelitian tentang hal ini. Yang jelas fakta di lapangan begitu. Walau kaum wanita sudah diberi kesempatan dan kebebasan seluas-luasnya, tetapi sebagian besar di antara mereka nasibnya tetap tak berubah juga. Dunia pun tetap didominasi kaum pria dalam semua bidang, bahkan termasuk di bidang menggoreng ayam dan memaksa supermi. Well….

Atau bila kita ingin sedikit guyonan, para “chef” pemasak supermi di warkop dan warung burjo juga adalah pria semua. :D Para pedagang nasi goreng keliling yang keluar masuk kampung dan di kaki lima juga pria semua. Juga pedagang martabak dan pecel lele. Mereka masak di tempat lho. Bukan memasak di rumah dan istrinya yang memasakkan. Para bapak-bapak itu sendiri yang memasak supermi, martabak dan nasi goreng di tempat untuk para pelanggannya. Bisa kita saksikan sendiri secara langsung. Mereka tidak gengsi dan malu-malu melakukan pekerjaan yang secara tradisional adalah pekerjaan kaum wanita, di tempat umum pula. Apakah ini yang disebut emansipasi pria? :D Saya juga sering menyaksikan bapak-bapak itu sendiri yang belanja ke pasar atau tukang sayur untuk perlengkapan memasaknya. Termasuk para “chef” burjo tadi. Mereka biasanya belanja ke pasar sendiri. Lalu uang hasil kerjanya untuk menafkahi anak istrinya di rumah atau di kampung halamannya di luar kota.

Barangkali ada yang berargumentasi bahwa kaum wanita tidak bisa berkembang karena disibukkan dengan urusan rumah tangga seperti mengurus anak dan membersihkan rumah? Itu tidak betul. Banyak rumah tangga sekarang yang mempunyai "asisten rumah tangga". So, kaum ibu-ibu banyak yang punya waktu luang berleha-leha di rumah tak melakukan kerja apa pun. Bahkan di Barat sana banyak wanita yang tidak punya anak atau menunda pernikahan sehingga mereka bebas untuk melakukan apa saja tanpa dibebani urusan rumah tangga. Tapi, toh walau tidak dibebani urusan rumah tangga pun, hal itu ternyata tidak membuat meningkatnya jumlah politisi dan pengusaha wanita. Semua bidang tetap didominasi kaum pria.

Atau untuk adilnya bisa kita lihat contoh berikut. Kolonel Sanders pendiri KFC memulai usaha franchise ayam gorengnya pada usia 50-an. Bukan pada usia muda. McDonalds brothers memulai usaha franchise restoran hamburger pada usia 50-an juga. Pada usia segitu umumnya orang tua, baik bapak-bapak maupun ibu-ibu, sudah terbebas dari kegiatan mengurus anak yang merepotkan. Anak-anaknya sudah pada dewasa semua. Tetapi, kenapa yang menjadi pengusaha besar restoran adalah bapak-bapak juga dan bukannya ibu-ibu?

Bila ingin perubahan besar pada nasib kaum wanita, agaknya yang perlu dilakukan pertama kali oleh kaum wanita adalah melihat ke dirinya sendiri dulu. Whats wrong with them? Bukannya menyalahkan kaum pria atas nasib mereka. Kenapa bahkan di dalam bidang memasak pun mereka bisa dikalahkan oleh kaum pria. Apakah ada yang menindas mereka di dapur? No. Kaum wanita adalah raja dan ratunya dapur sekaligus. Kenapa walau sudah diberi kebebasan seluas-luasnya nasib mereka tetap tak berubah dan dunia tetap didominasi kaum pria? Big Question. And they must answer this.

Yogyakarta, 27 Juli 2015.

Saturday, June 6, 2015

Cara Kerja Layar Sentuh

Cara kerja layar sentuh dapat membantu untuk merawat dan membedakan jenis-jenis layar sentuh pada handphone jaman sekarang ini. Ada 3 jenis, yaitu resistive, capacitive dan surface acoustic wave system.

1. Resistive Screen
Sistem resistif layarnya dilapisi oleh lapisan tipis berwarna metalik yang bersifat konduktif dan resistif terhadap sinyal-sinyal listrik. Maksud dari lapisan yang bersifat konduktif adalah lapisan yang bersifat mudah menghantarkan sinyal listrik, sedangkan lapisan resistif adalah lapisan yang menahan arus listrik.

Kedua lapisan ini dipisahkan oleh sebuah bintik-bintik transparan pemisah, sehingga lapisan ini pasti terpisah satu sama lain dalam keadaan normal. Pada lapisan konduktif tersebut juga mengalir arus listrik yang bertugas sebagai arus referensi.

resistive how final Inilah Cara kerja layar sentuh !!!
Ketika terjadi sentuhan kedua lapisan ini akan dipaksa untuk saling berkontak langsung secara fisik. Karena adanya kontak antara lapisan konduktif dan resistif maka akan terjadi gangguan pada arus listrik referensi tersebut.
Efek dari gangguan ini pada lapisan konduktif adalah akan terjadi perubahan arus-arus listriknya sebagai reaksi dari sebuah kejadian sentuhan. Perubahan nilai arus referensi ini kemudian dilaporkan ke controllernya untuk di proses lebih lanjut lagi.
Informasi sentuhan tadi diolah secara matematis oleh controller sehingga menghasilkan sebuah koordinat dan posisi yang akurat dari sentuhan tersebut. Kemudian informasi diintegrasikan dengan program lain sehingga menjadi aplikasi yang mudah digunakan.
Layar dengan teknologi ini memiliki tingkat kejernihan gambar sebesar 75% saja, sehingga monitor akan tampak kurang jernih. Touch sensor jenis ini sangat rentan dan lemah terhadap sentuhan benda-benda yang agak tajam.
Teknologi ini tidak akan terpengaruh oleh elemen-elemen lain di luar seperti misalnya debu atau air, namun akan merespon semua sentuhan yang mengenainya, baik itu menggunakan jari tangan langsung maupun menggunakan benda lain seperti stylus. Sangat cocok digunakan untuk keperluan di dalam dunia industri seperti di pabrik, laboratorium, dan banyak lagi.
Definisi sederhananya:
Layar yang cara kerjanya harus ditekan, dapat menggunakan jari atau benda apapun yg ditekankan di layar. Kelemahan untuk layar ini adalah jika diletakkan dikantong (terutama kantong celana), bisa tertekan-tekan dan mengakibatkan layar jadi gampang rusak karena sering tertekan.
Indoor: sangat baik
Outdoor: kurang optimal
Contoh HP yg menggunakan layar resistif adalah Samsung Star, Sony Erricson W950. Siri-cirinya adalah dengan disertakan stylus didalam paket HP-nya. Pilihlah wadah yang menggunakan model flip, jadi layar dapat terlindung dari tekanan. Sebaliknya tidak disarankan menggunakan wadah HP model pouch.
2. Capacitive Screen
Sistem kapasitif memiliki sebuah lapisan pembungkus yang merupakan kunci dari cara kerjanya, yaitu pembungkus yang bersifat capasitive pada seluruh permukaannya. Panel touchscreen ini dilengkapi dengan sebuah lapisan pembungkus berbahan indium tinoxide yang dapat meneruskan arus listrik secara kontiniu untuk kemudian ditujukan ke sensornya.
ctdisp r1 Inilah Cara kerja layar sentuh !!!

Lapisan ini dapat memanfaatkan sifat capacitive dari tangan atau tubuh manusia, maka dari itu lapisan ini dipekerjakan sebagai sensor sentuhan dalam touchscreen jenis ini. Ketika lapisan berada dalam status normal (tanpa ada sentuhan tangan), sensor akan mengingat sebuah nilai arus listrik yang dijadikan referensi.

Ketika jari tangan Anda menyentuh permukaan lapisan ini, maka nilai referensi tersebut berubah karena ada arus-arus listrik yang berubah yang masuk ke sensor. Informasi dari kejadian ini yang berupa arus listrik akan diterima oleh sensor yang akan diteruskan ke sebuah controller. Proses kalkulasi posisi akan dimulai di sini.
Kalkulasi ini menggunakan posisi dari ke empat titik sudur pada panel touchscreen sebagai referensinya. Ketika hasil perhitungannya didapat, maka koordinat dan posisi dari sentuhan tadi dapat di ketahui dengan baik. Akhirnya informasi dari posisi tersebut akan diintegrasikan dengan program lain untuk menjalankan sebuah aplikasi.
Capasitive touchscreen baru dapat bekerja jika sentuhan-sentuhan yang ditujukan kepadanya berasal dari benda yang bersifat konduktif seperti misalnya jari. Tampilan layarnya memiliki kejernihan hingga sekitar 90%, sehingga cocok untuk digunakan dalam berbagai keperluan interaksi dalam publik umum seperti misalnya di restoran, kios elektronik, lokasi Point Of Sales, dsb.
Definisi sederhananya:
Harus dengan sentuhan jari, tidak dapat menggunakan benda lain (kuku, stylus, dsb). Karena layar ini bekerja dengan memanfaatkan muatan listrik yang ada ditubuh kita. Layar sentuh model kapasitif ini hampir tidak memiliki kelemahan yang berarti, karena layar ini adalah pengembangan terbaru untuk menggantikan layar resistif.
Indoor: sangat baik
Outdoor: sangat baik
Keunggulannya: layar jenis ini tidak terpengaruh terhadap tekanan, jadi walaupun HP diletakkan dikantong tidak menjadi masalah. Penggunaan wadah model pouch bisa dikategorikan aman. Ciri-cirinya adalah tidak disertakan stylus didalam paket HP-nya. Contoh HP yg menggunakan layar kapasitif adalah Samsung Corby Touchscreen, iPhone.
3. Surface Acoustic Wave System
Teknologi touchscreen ini memanfaatkan gelombang ultrasonik untuk mendeteksi kejadian di permukaan layarnya. Di dalam monitor touchscreen ini terdapat dua tranduser, pengirim dan penerima sinyal ultrasonik.
Selain itu dilengkapi juga dengan sebuah reflektor yang berfungsi sebagai pencegah agar gelombang ultrasonic tetap berada pada area layar monitor.
Kedua tranduser ini dipasang dalam keempat sisi, dua vertikal dan dua horizontal. Ketika panel touchscreen-nya tersentuh, ada bagian dari gelombang tersebut yang diserap oleh sentuhan tersebut, misalnya terhalang oleh tangan, stylus, tuts, dan banyak lagi. Sentuhan tadi telah membuat perubahan dalam bentuk gelombang yang dipancarkan.
3362226733 6df37cc393 Inilah Cara kerja layar sentuh !!!
Perubahan gelombang ultrasonik yang terjadi kemudian diterima oleh receiver dan diterjemahkan ke dalam bentuk pulsa-pulsa listrik. Selanjutnya informasi sentuhan tadi berubah menjadi sebentuk data yang akan di teruskan ke controller untuk diproses lebih lanjut. 
Data yang dihasilkan dari sentuhan ini tentunya adalah data mengenai posisi tangan Anda yang menyentuh sinyal ultrasonik tersebut. Jika ini dilakukan secara kontinyu dan terdapat banyak sekali sensor gelombang ultrasonic pada media yang disentuhnya, maka jadilah sebuah perangkat touchscreen yang dapat Anda gunakan.
Teknologi ini tidak menggunakan bahan pelapis metalik melainkan sebuah lapisan kaca, maka tampilan dari layar touchscreen jenis ini mampu meneruskan cahaya hingga 90 persen, sehingga lebih jernih dan terang dibandingkan dengan Resistive touchscreen.
Tanpa adanya lapisan sensor juga membuat touchscreen jenis ini menjadi lebih kuat dan tahan lama karena tidak akan ada lapisan yang dapat rusak ketika di sentuh, ketika terkena air, minyak, debu, dan banyak lagi.
Kelemahannya kinerja dari touchscreen ini dapat diganggu oleh elemen-elemen seperti debu, air, dan benda-benda padat lainnya. Sedikit saja terdapat debu atau benda lain yang menempel di atasnya maka touchsreen dapat mendeteksinya sebagai suatu sentuhan.
Touchscreen jenis ini cocok digunakan pada ruangan training komputer, keperluan dalam ruangan untuk menampilkan informasi dengan sangat jernih dan tajam dan saat presentasi dalam ruangan.
Multi Touchscreen
Multi layar sentuh adalah pengembangan dari teknologi layar sentuh yang sudah ada. Dari arti kata “multi” yang berarti banyak, sudah terlihat bahwa keunggulan layar sentuh ini dapat disentuh oleh lebih dari satu jari. Layar multi sentuh ini mampu disentuh oleh puluhan jari dari orang yang berbeda-beda secara bersamaan.
Layar multi sentuh ini dapat digunakan untuk membesarkan, mengecilkan, mengubah posisi, dan memindahkan posisi objek pada layar monitor seperti foto atau games.
semakin banyak teknologi sekarang maka semakin rawan terjadi degradasi moral.. oleh karena itu mari kita Ber Internet Sehat agar bisa bikin kita lebih Hebat

Sumber :http://www.lintasberita.com/go/1464728
Tidak ada komentar

What is "capacitive touchscreen"?


In the cell phone industry there are two major categories of touchscreen displays: capacitive touchscreens and resistive touchscreens. Capacitive touchscreen displays rely on the electrical properties of the human body to detect when and where on a display the user touches. Because of this, capacitive displays can be controlled with very light touches of a finger and generally cannot be used with a mechanical stylus or a gloved hand. Examples of devices with capacitive touchscreens are the Apple iPhone and the T-Mobile G1. However, some modern displays like the Nokia Lumia 1520 are designed to support ultra sensitivity that can detect touches while gloves are worn.

Alien Eyes: Andromeda Galaxy Viewed Through the Electromagnetic Spectrum

April 28, 2011



 

"Our human window on the Universe is terribly small within a stunningly small range of wavelengths. With our eyes we see wavelengths between 0.00004 and 0.00008 of a centimeter (where, not so oddly, the Sun and stars emit most of their energy). The human visual spectrum from violet to red is but one octave on an imaginary electromagnetic piano with a keyboard hundreds of kilometers long."

James Kaler, astronomer and author of "Heavens Gate: From Killer Stars to the Seeds of Life, How We are Connected to the Universe."


Much of what you'll  see in the European Space Agency video below is outside our human visual band; our eyes cannot register wave photons no matter how powerful they may be. Longer than the visual wavelength limit -- up to about a millimeter -- lies the infrared.  Longer waves, into kilometer-wavelengths toward the unknown end are what we call "radio."


At the short end is violet, with orange, yellow, green, blue and hundreds of overlapping shades.
 

Shorter than the visual limit are the ultraviolet -- all running in the vacuum at the speed of light. At less than a percent of the wavelength of visual light are X rays, and at a factor of 100 smaller are the deadly gamma rays.

One of the great achievements of modern astronomy is the extension of "human sight" -- opening the electromagnetic spectrum to our view and discovery beginning in the 1930s with radio astronomy and ending with NASA's great fleet of space observatories and the Fermi Gamma-ray Space Telescope (FGST, formerly GLAST), working to unveil the mysteries of the high-energy universe. Launched into orbit on June 11, 2009, FGST studies the most energetic particles of light, observing physical processes far beyond the capabilities of earthbound laboratories.


ESA’s fleet of space telescopes has captured the nearby Andromeda Galaxy, also known as M31, in different wavelengths. Most of these wavelengths are invisible to the eye and each shows a different aspect of the galaxy’s nature.

Visible light, as seen by optical ground-based telescopes and our eyes, reveals the various stars that shine in the Andromeda Galaxy, yet it is just one small part of the full spectrum of electromagnetic radiation. There are many different wavelengths that are invisible to us but which are revealed by ESA’s orbiting telescopes.


Starting at the long wavelength end, the Planck spacecraft collects microwaves. These show up particles of incredibly cold dust, at just a few tens of degrees above absolute zero. Slightly higher temperature dust is revealed by the shorter, infrared wavelengths observed by the Herschel space telescope. This dust traces locations in the spiral arms of the Andromeda Galaxy where new stars are being born today.

The XMM-Newton telescope detects wavelengths shorter than visible light, collecting ultraviolet and X-rays. These show older stars, many nearing the end of their lives and others that have already exploded, sending shockwaves rolling through space. By monitoring the core of Andromeda since 2002, XMM-Newton has revealed many variable stars, some of which have undergone large stellar detonations known as novae.

Ultraviolet wavelengths also display the light from extremely massive stars. These are young stars that will not live long. They exhaust their nuclear fuel and explode as supernovae typically within a few tens of millions of years after they are born. The ultraviolet light is usually absorbed by dust and re-emitted as infrared, so the areas where ultraviolet light is seen directly correspond to relatively clear, dust-free parts of Andromeda.

By putting all of these observations together, and seeing Andromeda in its many different colours, astronomers are able to follow the life cycle of the stars.