Judul: Ibnu Rusyd, Bapak Ateisme dan Renaisans Eropa Barat
Format: Ebook dan Cetak
Ukuran: 14,5 cm x 21 cm
Jumlah: 105 halaman
Harga: Ebook Rp 15.000, Cetak Rp 35.000,-
Pemesanan via whatsapp/sms: 083867847969 atau averoesdip@gmail.com
Buku ini berisi beberapa artikel, tetapi artikel utamanya dan yang paling panjang adalah yang membahas Ibnu Rusyd dan pemikirannya. Artikel-artikel lainnya adalah artikel pendukung yang relatif masih terkait dengan artikel utama. Lengkapnya, artikel yang ada di dalam buku ini adalah:
1. Mengganti Trend Radikalisme Salafi Ibnu Taimiyah dan Okasionalisme al-Ghazali dengan Trend Rasionalisme dan Hukum Kausalitas Ibnu Rusyd.
2. Pengaruh Interaksi Antar Peradaban Kepada Kemajuan Ilmu Pengetahuan.
3. Aura, Santet dan Tenaga Dalam, Barang Gaib Yang Tidak Gaib.
4. Kitab Tafsir Ahmadiyah yang Rasional dan Ilmiah.
5. Syiah dan Sunni, Mazhab Politik dalam Islam.
Judul yang lebih lengkap untuk buku ini sebetulnya adalah “Ibnu Rusyd, Bapak Sekulerisme, Rasionalisme, Hukum Kausalitas, Atheisme dan Renaisans Eropa Barat”. Tapi, itu tentu akan terlalu panjang bila ditulis pada cover buku. Oleh karena itu, lalu diringkas menjadi seperti di atas.
Suatu klaim yang terlalu sensasional mungkin? Kok Ibnu Rusyd itu bisa menjadi bapak banyak hal di Eropa Barat, bahkan bapak Renaisans juga. Ternyata tidak, sumber-sumber referensi yang digunakan untuk menulis buku ini terutama berdasarkan kepada sumber mainstream saja, yang artinya sudah disetujui umumnya para sarjana di bidang ini, termasuk di beberapa ensiklopedi yang banyak dibaca masyarakat sehari-hari seperti misalnya Wikipedia. Juga media mainstream yang banyak didengarkan orang sehari-hari seperti misalnya radio BBC.
Jadi, apa yang dibahas di buku ini sebenarnya suatu hal yang sudah mainstream saja, bukan sesuatu yang nyleneh, apalagi suatu “teori konspirasi”. Menjadi terasa nyleneh karena selama ini terluput dari pandangan kebanyakan orang saja. Oleh karena itu, mudah-mudahan setelah membaca buku ini, maka hal tersebut nanti tidak terluput dari pandangan kita lagi.
Sumbangan para ilmuwan dan filsuf Islam kepada bangkitnya zaman Renaisans di Eropa Barat memang sangatlah besar. Bahkan, bisa dikatakan tanpa transfer ilmu pengetahuan dari dunia Islam, maka Eropa Barat tidak akan pernah mengalami zaman Renaisans dan dunia modern beserta segala keajaiban teknologinya tidak akan pernah ada. Sumbangan peradaban Islam lainnya yang menyolok mata, sudah menjadi barang mainstream, tapi juga sering terluput dari pandangan sehari-hari adalah misalnya ilmu aljabar dan algoritma. Dari namanya tentu sudah jelas berasal dari dunia Islam, yang kalau dalam kaidah bahasa Arab ditulis sebagai al-Jabar dan al-Goritma. Algoritma, yang berasal dari nama al-Khwarizmi, adalah ilmu yang menjadi dasar penulisan program komputer, langkah step by step yang sering digambar dengan flowchart itu. Suatu hal yang juga sudah mainstream, tapi masih sering tidak diketahui orang. Mungkin kita bisa menyebut al-Khwarizmi ini sebagai bapak ilmu komputer.
Bagaimanapun, di antara banyak ilmuwan dan filsuf Muslim, yang paling besar sumbangannya kepada bangkitnya zaman Renaisans di Eropa Barat adalah Ibnu Rusyd. Oleh karena itu, dialah satu-satunya filsuf Muslim yang ikut dilukis oleh Rafael, pelukis termasyhur zaman Renaisans itu, di lukisannya yang berjudul School of Athens. Lukisan yang menjadi cover buku ini. Salah satu sumbangan Ibnu Rusyd yang paling penting adalah pembahasannya tentang hukum kausalitas sehingga hukum ini lalu dikenal orang Eropa Barat dan menjadi landasan eksperimen ilmiah hingga saat ini. Tanpa hukum kausalitas, maka takkan pernah ada sains modern dan teknologi modern. Dengan kata lain, tidak akan pernah ada dunia modern seperti yang kita nikmati saat ini.
Apa itu hukum kausalitas dan apa benar bahwa seperti disebut di judul buku ini bahwa Ibnu Rusyd itu selain bapak Renaisan juga ternyata bapak ateisme Eropa Barat? Suatu klaim yang nampaknya terlalu sensasional lagi. Untuk lebih lengkap dan jelasnya bisa Anda baca sendiri di dalam buku ini.