Oleh: Helmi Junaidi
Pada zaman modern sekarang ini bangsa Yahudi umumnya dibagi menurut dua golongan, yakni Ashkenazi dan Sephardi. Ashkenazi adalah Yahudi yang berasal dari Eropa Timur dan Eropa Tengah. Secara harfiah Ashkenazi berarti Yahudi Jerman, tetapi sebenarnya istilah ini kurang tepat karena mayoritas Yahudi Ashkenazi malah berasal dari Rusia, Polandia dan negara-negara Slavia lainnya. Agaknya lebih tepat bila Ashkenazi ini disebut sebagai Yahudi Slavia saja. Kemudian kalau Yahudi Sephardi adalah mereka yang berasal dari Spanyol. Secara harfiah, kata Sephardi berarti Jews of Spain. Nah, kalau istilah ini sangat tepat karena para Yahudi Sephardi tersebut memang berasal dari Spanyol.
Mayoritas
keturunan Yahudi Eropa yang tinggal di Israel berasal dari Eropa Timur, yakni mereka yang tergolong sebagai Ashkenazi. Yang terbanyak berasal dari Rusia,
yakni 20 persen, disusul Polandia 8 persen dan Romania 7 persen. Ditambah
negara-negara Eropa Timur lainnya total berjumlah 47 persen. Sebagian besar
dari Eropa Timur, bukan dari negara-negara Eropa Barat seperti Inggris, Jerman
dan Perancis. Bahkan yang berasal dari Eropa Barat sangat sedikit saja. Lihat
lengkapnya link Wikipedia ini atau capture di bawah.
Khazaria,
Kerajaan Yahudi yang Terlupakan
Orang pada umumnya sudah mengenal kerajaan Romawi
Timur (Byzantium) dan kekhalifahan Islam di Damaskus (Bani Umayyah) dan di Baghdad
(Bani Abbasiyah). Akan tetapi, ada satu lagi kerajaan lain yang sangat jarang
disebut di dalam buku sejarah sehingga jarang pula dikenal orang. Padahal itu
adalah kerajaan yang besar juga, wilayahnya sangat luas, tentaranya banyak dan
sangat diperhitungkan kekuatannya pada masa itu oleh kerajaan-kerajaan lain di
sekitarnya. Kerajaan tersebut bernama Khazaria, yakni kerajaan Turki dari suku
Khazar yang menganut Yudaisme. Mereka bukan bangsa Yahudi, tetapi suku Turki
yang memeluk Yudaisme. Lokasi kerajaan tersebut lihat peta di atas tadi. Sangat
luas bukan?
Nah,
mayoritas orang "Yahudi" dari Eropa Timur itu ternyata sebenarnya
bukan keturunan Yahudi sama sekali. Mereka bukan keturunan Judah atau Jacob.
Bahkan pula bukan keturunan orang Semit atau bangsa Yahudi, tapi keturunan
bangsa Turki Khazar tersebut. Hasil konversi semenjak berabad lampau. Lihat
antara lain artikel Top Israeli scientist says Ashkenazi
Jews came from Khazaria, not Palestine.
Tentara
Arab dulu tidak bisa melakukan ekspansi ke Balkan karena dihadang tembok Konstantinopel
yang sangat tangguh dengan pertahanan berlapis-lapis. Zaman dinasti Umayyah
tentara Arab sempat mengepung Konstantinopel dua kali, tetapi gagal semuanya.
Lalu kemudian apa sebab tentara Arab tidak bisa berekspansi ke Rusia? Nah, itu karena dihadang kerajaan "Yahudi" di Rusia selatan. Kerajaan "Yahudi" di Rusia itu sangat tangguh karena sanggup menghadang tentara Arab yang pada saat itu di puncak kejayaannya. Kerajaan Yahudi itu bisa sangat kuat karena mereka bukan Yahudi asli, tapi "Yahudi" dalam tanda kutip, yakni bangsa Turki. Bisa kita lihat antara lain di beberapa artikel berikut.
Bangsa Turki memang bangsa yang sangat tangguh dalam berperang. Yang pada akhirnya sanggup merontokkan tembok Konstantinopel yang sangat kuat tersebut juga bukan Muslim Arab, tetapi Muslim Turki. Setelah itu mengubah namanya menjadi Istambul dan masih menguasainya sampai sekarang.
Bila yang di Balkan itu adalah kerajaan Turki Ottoman (Utsmani), maka yang di Rusia itu kerajaan Turki Khazar, menganut Yudaisme. Bangsa Turki asalnya dari Asia Tengah, tapi lalu mengembara kemana-mana dengan berkuda. Ada yang menjadi Muslim, Yahudi atau Kristen. Hungaria itu bangsa Turki juga. Demikian pula Bulgaria, dari suku Turki Bulgar yang pernah mendirikan kerajaan di tepi sungai Volga, Rusia, sehingga disebut juga sebagai Volga Bulgar. Tapi suku Bulgar yang pindah ke Balkan banyak kemudian yang bercampur dengan bangsa Slavia dan berbahasa Slavia. Kalau yang di Hungaria tetap berbahasa Turki dan bahasanya mirip dengan yang dipakai di negara Turki.
Di dalam buku-buku sejarah Rusia dan Eropa Timur, sejarah bangsa Turki Khazar itu memang biasanya ikut dibahas juga. Demikian pula sejarah berbagai suku bangsa Turki lainnya yang pernah mengembara ke Rusia dan Eropa Timur. Beragam suku dan sangat banyak jumlahnya.
Wilayah rumpun bangsa Turki hingga zaman modern sekarang ini pun tetap sangat luas, mulai dari Sinkiang di China hingga Hungaria di Eropa. Negara-negara Asia Tengah seperti Kazakhstan, Uzbekistan, Turkmenistan itu bangsa Turki semua. Azerbaijan yang di Iran dan Kaukasus itu pun bangsa Turki juga. Bahkan mantan presiden Iran Hashemi Rafsanjani itu pun termasuk asli bangsa Turki. Betul-betul masih asli Turki karena tidak punya jenggot. Orang Asia kan umumnya banyak yang tidak punya jenggot. Kalau ada yang berjenggot itu biasanya karena sudah blasteran dengan bangsa lain. Aslinya klimis saja. Jadi, Rafsanjani vs Israel itu sebenarnya adalah Turki vs Turki. :D
Sekitar 20% penduduk Iran memang adalah etnis Turki. Banyak juga yang masih hidup secara tradisional seperti nenek moyangnya, yakni menggembala kuda ke mana-mana. Masih hidup nomaden seperti zaman kuno dulu di padang-padang rumput di Iran.
Hashemi Rafsanjani
Tuh, yang tidak berjenggot itu saudaranya bangsa “Yahudi”, yakni sesama bangsa Turki. :D Bangsa Yahudi Khazar yang sekarang berjenggot itu karena sudah blasteran dengan warga Rusia dan Eropa Timur lainnya.
Tuh, yang tidak berjenggot itu saudaranya bangsa “Yahudi”, yakni sesama bangsa Turki. :D Bangsa Yahudi Khazar yang sekarang berjenggot itu karena sudah blasteran dengan warga Rusia dan Eropa Timur lainnya.
Melepaskan suatu agama yang telah dianut itu sulit sekali. Dipaksa-paksa pun biasanya orang tidak mau. Semua orang tahu itu. Jadi, dijamin bangsa Khazar pun demikian juga. Walau kerajaannya kemudian telah bubar, penduduknya yang berjuta-juta itu tetap menganut Yudaisme. Apalagi, baik suku-suku Turki maupun Mongol yang beragam jumlahnya itu, yang kemudian menguasai bekas wilayah Khazaria, pada umumnya toleran terhadap agama apa saja. Bangsa Turki dan Mongol umumnya lebih tertarik mengurusi soal upeti ketimbang agama. Asal upeti beres, maka segala urusan lain dibiarkan saja. Termasuk saat Kiev dan Moskow menjadi jajahan Mongol dari klan Golden Horde, penduduk kedua kota Rusia itu tak pernah dipaksa orang Mongol untuk berpindah agama. Cuma diurusi soal upetinya saja. Jadi, mustahil juga akan ada pemaksaan berpindah agama terjadap bangsa Khazar pada saat mereka dikuasai bangsa-bangsa Turki dan Mongol.
Pemaksaan pindah agama baru terjadi pada saat wilayah tersebut dikuasai Rusia. Sering terjadi pogrom atau penganiayaan terhadap bangsa Yahudi di Rusia. Pemuda Yahudi yang masuk wajib militer Rusia juga biasanya dipaksa berpindah agama. Akan tetapi, seperti yang saya bilang tadi, walau dipaksa pun orang pada umumnya tetap akan sulit berpindah agama. Berjuta-juta umat Khazar Yahudi tersebut tetap teguh menganut Yudaisme selama berabad-abad hingga zaman modern sekarang ini. Mereka sangat jarang yang mau berpindah agama. Nah, mereka itulah yang sekarang ini disebut sebagai "Yahudi" Rusia dan Eropa Timur atau istilah modernnya disebut Yahudi Ashkenazi.
Pemaksaan pindah agama baru terjadi pada saat wilayah tersebut dikuasai Rusia. Sering terjadi pogrom atau penganiayaan terhadap bangsa Yahudi di Rusia. Pemuda Yahudi yang masuk wajib militer Rusia juga biasanya dipaksa berpindah agama. Akan tetapi, seperti yang saya bilang tadi, walau dipaksa pun orang pada umumnya tetap akan sulit berpindah agama. Berjuta-juta umat Khazar Yahudi tersebut tetap teguh menganut Yudaisme selama berabad-abad hingga zaman modern sekarang ini. Mereka sangat jarang yang mau berpindah agama. Nah, mereka itulah yang sekarang ini disebut sebagai "Yahudi" Rusia dan Eropa Timur atau istilah modernnya disebut Yahudi Ashkenazi.
Coba lihat peta Khazaria di bawah. Sangat luas bukan wilayahnya? Dan tentu berjuta-juta jumlah penduduknya. Mustahil wilayah seluas itu penduduknya cuma ratusan ribu. Perhatikan juga lokasi wilayahnya yang sangat dekat dengan berbagai negara Eropa Timur lainnya. Bangsa Khazar itulah yang menjadi cikal bakal Yahudi Ashkenazi.
Atau lihat kembali peta Khazaria yang paling atas tadi dan bandingkan dengan luas Eropa Barat.
Lihat juga http://Khazaria.com - History of Jewish Khazars, termasuk yang halaman kutipan dari sejarawan abad pertengahan ini, Medieval Quotes About Khazar Judaism.
Lihat juga http://Khazaria.com - History of Jewish Khazars, termasuk yang halaman kutipan dari sejarawan abad pertengahan ini, Medieval Quotes About Khazar Judaism.
Ahmad ibn Fadlan, in his travellogue (c. 922):Beberapa kutipan dan sumber-sumber sejarah lainnya silakan lihat langsung pada link di atas.
"The Khazars and their king are all Jews."
Ibn al-Faqih (c. 930):
"All of the Khazars are Jews. But they have been Judaized recently."
Khazar King Joseph, in his Reply to Hasdai ibn-Shaprut (c. 955):
"After those days there arose from the sons of Bulan's sons a king, Obadiah by name. He was an upright and just man. He reorganized the kingdom and established the Jewish religion properly and correctly. He built synagogues and schools, brought in many Israelite sages, honored them with silver and gold, and they explained to him the 24 Books of the Bible, Mishnah, Talmud, and the order of prayers established by the Khazzans. He was a man who feared God and loved the law and the commandments."
Abd al-Jabbar ibn Muhammad al-Hamdani, in The Establishment of Proofs for the Prophethood of Our Master Muhammad (c. 1009-1010):
"One of the Jews undertook the conversion of the Khazars, who are composed of many peoples, and they were converted by him and joined his religion. This happened recently in the days of the Abbasids.... For this was a man who came single-handedly to a king of great rank and to a very spirited people, and they were converted by him without any recourse to violence and the sword. And they took upon themselves the difficult obligations enjoined by the law of the Torah, such as circumcision, the ritual ablutions, washing after a discharge of the semen, the prohibition of work on the Sabbath and during the feasts, the prohibition of eating the flesh of forbidden animals according to this religion, and so on."
Yang paling intense hubungannya dengan kerajaan Khazar adalah para khalifah dari dinasti Umayyah dan Abbasiyah. Baik untuk berperang maupun berdagang. Lihat di artikel Wikipedia Arab–Khazar Wars.
Oleh karena itu, sumber-sumber sejarah yang paling sahih adalah yang ditulis oleh para sejarawan Muslim pada masa dua dinasti khilafah tersebut. Perang atau dagang yang berlangsung selama hampir tiga abad. Sangat lama. Jadi, sumber-sumber tulisan dari sejarawan Muslim tentang Khazaria sangat bisa diandalkan karena keduanya tinggal bersebelahan.
Lambang apa di atas itu kira-kira, yang ditemukan di ekskavasi sebuah kota Khazar. Semua orang Yahudi tentu sudah hapal dengan lambang tersebut. Yup, itu lambang Bintang David. Jadi, Yahudi Khazar itu memang sejarah nyata. Karena ada bukti nyatanya. Selain ada bukti tertulis dari para sejarawan abad pertengahan, juga ada bukti arkeologinya. Bahasa Yiddish yang dipakai Yahudi Eropa Timur juga bukti bahwa mereka berasal arah dari Timur, bukan dari Barat sebagaimana yang diyakini para sejarawan mainstream selama ini. Karena tak ada jejak bahasa Eropa Barat yang ada di bahasa Yiddish.
Agaknya bukti bahasa ini yang paling meyakinkan dan sulit diingkari oleh mereka yang menentang asal-usul Yahudi dari Timur ini. Bila mereka berasal dari Barat kenapa tak ada pengaruh bahasa Eropa Barat seperti misalnya bahasa Spanyol dan Perancis di Bahasa Yiddish? Sebaliknya, salah satu unsur bahasa Yiddish adalah bahasa Slavia (Slavonic), yakni bahasa yang dipakai mayoritas warga Russia, Ukraina, Polandia dan Eropa Timur pada umumnya. Lihat kutipan di atas tadi. Wikipedia juga menyatakan hal yang sama.
Bagaimana bisa terjadi semacam itu? Big Question. Tak ada jawaban lain kecuali mereka memang berasal dari Khazaria di Timur.
It is a widely held belief among historians that the Jewish communities of Europe are descendants of the diaspora of Roman times and consequent diasporas from Western Europe. Apart from the point that not many are aware of the important existence of this medieval Jewish kingdom, and cannot therefore consider its impact on subsequent history, there seems to be a fallacy here. For the diaspora of the Roman epoch led to an exodus of Jews from Palestine to other parts of the Roman Empire which never incorporated most of the lands of Eastern Europe, thus these Jewish emigrés settled mainly in the west of Europe. That later diasporas from Western Europe fled eastward does still not explain the substantial Jewish communities existing in Eastern Europe from a very early date, i.e. before the tenth century. To add to this, the main language of Central and Eastern European Jews before this century was Yiddish, which is a mixture of Hebrew, Slavonic and east Germanic dialects. Had these Jews migrated from Western Europe would their language not have incorporated a large element of West European loan words? By any account, there is no record of a mass exodus of Jewish peoples from Western to Eastern Europe. But that large population movements of various peoples from East to West Europe occurred up to, and especially at the time of, the Mongol invasions no historian would deny. That the Khazars and their descendants would have been part of this general movement would logically follow. (Khazaria: A Forgotten Jewish Empire)
Agaknya bukti bahasa ini yang paling meyakinkan dan sulit diingkari oleh mereka yang menentang asal-usul Yahudi dari Timur ini. Bila mereka berasal dari Barat kenapa tak ada pengaruh bahasa Eropa Barat seperti misalnya bahasa Spanyol dan Perancis di Bahasa Yiddish? Sebaliknya, salah satu unsur bahasa Yiddish adalah bahasa Slavia (Slavonic), yakni bahasa yang dipakai mayoritas warga Russia, Ukraina, Polandia dan Eropa Timur pada umumnya. Lihat kutipan di atas tadi. Wikipedia juga menyatakan hal yang sama.
Modern Yiddish has two major forms. Eastern Yiddish is far more common today. It includes Southeastern (Ukrainian–Romanian), Mideastern (Polish–Galician–Eastern Hungarian), and Northeastern (Lithuanian–Belarusian) dialects. Eastern Yiddish differs from Western both by its far greater size and by the extensive inclusion of words of Slavic origin. (Yiddish Language, Wikipedia).
Bagaimana bisa terjadi semacam itu? Big Question. Tak ada jawaban lain kecuali mereka memang berasal dari Khazaria di Timur.
It
is a widely held belief among historians that the Jewish communities of
Europe are descendants of the diaspora of Roman times and consequent
diasporas from Western Europe. Apart from the point that not many are
aware of the important existence of this medieval Jewish kingdom, and
cannot therefore consider its impact on subsequent history, there seems
to be a fallacy here. For the diaspora of the Roman epoch led to an
exodus of Jews from Palestine to other parts of the Roman Empire which
never incorporated most of the lands of Eastern Europe, thus these
Jewish emigrés settled mainly in the west of Europe. That later
diasporas from Western Europe fled eastward does still not explain the
substantial Jewish communities existing in Eastern Europe from a very
early date, i.e. before the tenth century. To add to this, the main
language of Central and Eastern European Jews before this century was
Yiddish, which is a mixture of Hebrew, Slavonic and east Germanic
dialects. Had these Jews migrated from Western Europe would their
language not have incorporated a large element of West European loan
words? By any account, there is no record of a mass exodus of Jewish
peoples from Western to Eastern Europe. But that large population
movements of various peoples from East to West Europe occurred up to,
and especially at the time of, the Mongol invasions no historian would
deny. That the Khazars and their descendants would have been part of
this general movement would logically follow. - See more at:
http://www.historytoday.com/nicolas-soteri/khazaria-forgotten-jewish-empire#sthash.zJKfvhKl.dpuf
It
is a widely held belief among historians that the Jewish communities of
Europe are descendants of the diaspora of Roman times and consequent
diasporas from Western Europe. Apart from the point that not many are
aware of the important existence of this medieval Jewish kingdom, and
cannot therefore consider its impact on subsequent history, there seems
to be a fallacy here. For the diaspora of the Roman epoch led to an
exodus of Jews from Palestine to other parts of the Roman Empire which
never incorporated most of the lands of Eastern Europe, thus these
Jewish emigrés settled mainly in the west of Europe. That later
diasporas from Western Europe fled eastward does still not explain the
substantial Jewish communities existing in Eastern Europe from a very
early date, i.e. before the tenth century. To add to this, the main
language of Central and Eastern European Jews before this century was
Yiddish, which is a mixture of Hebrew, Slavonic and east Germanic
dialects. Had these Jews migrated from Western Europe would their
language not have incorporated a large element of West European loan
words? By any account, there is no record of a mass exodus of Jewish
peoples from Western to Eastern Europe. But that large population
movements of various peoples from East to West Europe occurred up to,
and especially at the time of, the Mongol invasions no historian would
deny. That the Khazars and their descendants would have been part of
this general movement would logically follow. - See more at:
http://www.historytoday.com/nicolas-soteri/khazaria-forgotten-jewish-empire#sthash.zJKfvhKl.dpuf
It
is a widely held belief among historians that the Jewish communities of
Europe are descendants of the diaspora of Roman times and consequent
diasporas from Western Europe. Apart from the point that not many are
aware of the important existence of this medieval Jewish kingdom, and
cannot therefore consider its impact on subsequent history, there seems
to be a fallacy here. For the diaspora of the Roman epoch led to an
exodus of Jews from Palestine to other parts of the Roman Empire which
never incorporated most of the lands of Eastern Europe, thus these
Jewish emigrés settled mainly in the west of Europe. That later
diasporas from Western Europe fled eastward does still not explain the
substantial Jewish communities existing in Eastern Europe from a very
early date, i.e. before the tenth century. To add to this, the main
language of Central and Eastern European Jews before this century was
Yiddish, which is a mixture of Hebrew, Slavonic and east Germanic
dialects. Had these Jews migrated from Western Europe would their
language not have incorporated a large element of West European loan
words? By any account, there is no record of a mass exodus of Jewish
peoples from Western to Eastern Europe. But that large population
movements of various peoples from East to West Europe occurred up to,
and especially at the time of, the Mongol invasions no historian would
deny. That the Khazars and their descendants would have been part of
this general movement would logically follow. - See more at:
http://www.historytoday.com/nicolas-soteri/khazaria-forgotten-jewish-empire#sthash.zJKfvhKl.dpuf
Memang ada juga bahasa Western Yiddish, tapi jumlah penggunanya relatif lebih sedikit. Apakah kalau pengguna Western Yiddish ini ada yang keturunan Phunisia? Entah. Perlu penelitian lebih lanjut. Yang jelas kalau pengguna Eastern Yiddish berasal dari Rusia dan sekitar karena banyaknya kosa kata Slavia yang ada di dalamnya.
Yahudi Eropa Barat dan Amerika
Bagaimana kemudian dengan asal-usul Yahudi yang di Eropa Barat dan banyak di antaranya bermigrasi ke Amerika? Juga sangat meragukan kalau mereka keturunan Yakub, Jusuf and Yudah. Sebabnya adalah karena mereka sangat ahli berdagang sampai-sampai bisnis di Amerika dan Eropa dikuasai para "Yahudi" tersebut. Bangsa kuno dari rumpun Semit yang sangat ahli berdagang adalah bangsa Phunisia, bukan Yahudi. Kalau orang Yahudi adalah bangsa penggembala kambing. Silakan lihat kisah-kisah di kitab Perjanjian Lama, apakah ada yang mengisahkan kaum Yahudi sedang berdagang? Never! Selalu dikisahkan sedang menggembala kambing.
Pada saat ini, komposisi penduduk Israel yang berasal dari Yahudi Sephardi (Yahudi Spanyol) sebagian besar adalah keturunan Maroko, yakni 15 persen. Lain-lainnya sangat sedikit. Silakan lihat gambar di atas, sumber dari Wikipedia. Sebagaimana kita ketahui Maroko bertetangga dengan Spanyol, dan Spanyol dulu adalah koloni Kartago yang terbesar. Orang Kartago di Spanyol tidak turut dihancurkan seperti yang di kota induknya. Mereka tetap eksis hingga berabad kemudian, bahkan hingga zaman modern sekarang ini walau sudah berganti identitas menjadi bangsa "Yahudi". Profesi mereka pun tetap menjadi pedagang dan pengusaha sebagaimana para nenek moyangnya.
Yahudi Perancis, Italia dan Belanda juga termasuk dalam golongan Sephardi, yakni Yahudi yang berasal dari Spanyol. Definisi kata Sephardi adalah The Jews of Spain. Yup, benar saudara-saudara, orang Yahudi yang di negara-negara Eropa Barat itu berasal dari Spanyol, negara yang dulu adalah koloni Kartago. Diaspora dari Spanyol, bukan dari Yerusalem.
Bahwa Yahudi Eropa Barat berasal dari Spanyol (Sephardi) dan mayoritas Yahudi Eropa Timur (Ashkenazi) berasal dari Rusia, masih kurangkah bukti bahwa mereka sebenarnya masing-masing adalah keturunan bangsa Phunisia dan Khazaria? Kenapa mayoritas orang Yahudi modern itu berasal dari Rusia dan Spanyol, dan bukannya dari Italia, Perancis, Turki atau Yunani yang sama-sama mempunyai pantai Mediterania dan secara geografis letaknya bahkan lebih dekat dengan Yerusalem? Bahkan Yahudi Maroko (tetangga Spanyol) yang letaknya jauh dari Yerusalem jumlahnya malah jauh lebih besar ketimbang Yahudi Mesir, Iraq, Yordania atau Syria yang bertetangga dengan Yerusalem. Kenapa oh kenapa? Jawabnya tak lain dan tak bukan adalah karena mereka memang keturunan Yahudi Phunisia dan Khazaria. Akan sulit kita mencari jawaban lainnya.
Setelah keruntuhan Kartago dan kota-kota koloninya di Spanyol, maka banyak bangsa Phunisia yang menganut agama Yahudi. Karena bangsa dan bahasa yang masih serumpun dan mungkin saat itu bisa saling mengerti sehingga cukup mudah proses konversinya. Kota Kartagena (yang berarti Kartago Baru) di Spanyol itu pendirinya bangsa Kartago. Nah, setelah menganut agama Yahudi mereka tetap melakukan aktifitas lama mereka, yakni berdagang. Karena bangsa Phunisia memang bangsa pedagang.
So ended the Third Punic War. Of all the Semitic states and cities that had flourished in the world five centuries before only one little country remained free under native rulers. This was Judea, which had liberated itself from the Seleucids and was under the rule of the native Maccabean princes. By this time it had its Bible almost complete, and was developing the distinctive traditions of the Jewish world as we know it now. It was natural that the Carthaginians, Phœnicians and kindred peoples dispersed about the world should find a common link in their practically identical language and in this literature of hope and courage. To a large extent they were still the traders and bankers of the world. The Semitic world had been submerged rather than replaced. (H.G. Wells, A Short History of the World, Chapter 32).Lalu bagaimana dengan nama-nama khas Yahudi yang dipakai bangsa Phunisia? Lho, seluruh orang asli Eropa yang berambut pirang itu pun saat ini memakai nama Yahudi juga. John, Juan, Jean, Hans, Ivan, Evans dan sebagainya itu nama Yahudi yang telah disesuaikan dengan lidah masing-masing negara. Tapi, apakah itu berarti orang-orang asli Eropa itu keturunan Yahudi? Tentu bukan. Wong Jowo asli dari Gunung Kidul saja ada yang bernama Ivan, kok. :D
Is it any miracle that in their days of overthrow and subjugation many Babylonians and Syrians and so forth, and later on many Phoenicians, speaking practically the same language and having endless customs, habits, tastes and traditions in common, should be attracted by this inspiring cult [Judaism] and should seek to share in its fellowship and its promise? After the fall of Tyre, Sidon, Carthage and the Spanish Phoenician cities, the Phoenicians suddenly vanish from history; and as suddenly, we find not simply in Jerusalem but in Spain, Africa, Egypt, the East, wherever the Phoenicians had set their feet, communities of Jews. (H.G. Wells, Short History of the World, Chapter 22).
Setelah berpindah agama menjadi umat Yahudi, orang-orang Phunisia itu juga umumnya lalu mengadopsi bahasa setempat tempat mereka tinggal, bukan bahasa Yahudi lagi. Walau kisahnya tak persis banget, ini mirip bahasa yang digunakan bangsa Perancis. Orang Perancis sangat bangga dengan bahasanya, tapi apakah itu bahasa asli orang Perancis? Bukan. Malah itu asalnya adalah bahasa musuh bebuyutan mereka, yakni bahasa Latin yang digunakan bangsa Romawi.
Orang Perancis modern tidak lagi menggunakan bahasa Galia, yakni bahasanya Asterix dan Obelix. Juga tak menggunakan bahasa bangsa Franka, nenek moyang mereka yang satunya. Tapi, orang Perancis modern menggunakan bahasanya Julius Caesar, musuh mereka.
Setelah orang Phunisia memeluk agama Yahudi mereka lalu menjadi sangat yakin bahwa mereka asli keturunan Yahudi. Bila ada yang masih ragu bahwa para pebisnis di Amerika dan Eropa itu bukan asli keturunan Yahudi, beri saya satu ayat saja dari Perjanjian Lama yang mengisahkan bangsa Yahudi sedang mengendarai karavan untuk berdagang. Atau ayat yang berkisah tentang bongkar muat kargo ke kapal-kapal dagang Yahudi di pantai Mediterania. Takkan pernah ada ayat semacam itu. Karena bangsa Yahudi adalah bangsa penggembala kambing. Andai pun ada orang Yahudi asli pada zaman antik dulu yang berprofesi sebagai pedagang jumlahnya sangat minimal. Karena mereka bukan bangsa pedagang.
Bangsa Semit yang terkenal sebagai pedagang adalah bangsa Phunisia. Bahkan, yang saat ini menguasai bisnis di Amerika dan Eropa adalah bangsa Phunisia juga, tepatnya bangsa Phunisia yang menganut Yudaisme. Sedang Yahudi yang dari Eropa Timur, seperti yang sudah saya sebut di atas tadi, adalah keturunan bangsa Turki yang menganut Yudaisme. Jadi, kalau sekarang ada pebisnis Yahudi dari Amerika atau Eropa yang bersikeras Tepi Barat sebagai asli tanah leluhurnya, maka bilanglah ke mereka: Pulanglah kembali ke Kartagena saja.
Orang Phunisia dan orang Khazar kok bilang tanah Palestina sebagai tanah nenek moyangnya. Kalau mereka tetap bersikeras, kita suruh mereka untuk menyerahkan dulu semua bisnis mereka, lalu kita beri beberapa kambing untuk digembalakan sebagai gantinya. :D Karena orang Yahudi asli adalah bangsa penggembala kambing, bukan bangsa pedagang dan pebisnis.
H.G. Wells bilang bahwa bangsa Arya (Indo-Eropa) sejak zaman antik dulu selalu ketinggalan di belakang dalam urusan perdagangan dengan bangsa Semit. Terutama dengan bangsa Phunisia tentu saja, bahkan hingga zaman modern sekarang ini. Bukan bangsa Yahudi.
Bangsa Arya memang pendatang baru di wilayah Mediterania bila dibandingkan dengan ras-ras lainnya seperti Semitik, Hamitik dan Iberia. Wilayah kepulauan Yunani di Laut Aegea itu juga sebelumnya sudah ada penghuninya. Lalu mereka diusir oleh bangsa Yunani yang bermigrasi besar-besaran ke sana tahun 1200 SM. Kalau bangsa Roma malah masih tahun 750 SM saja datang ke wilayah Mediterania. Padahal, peradaban di Timur Tengah telah ada semenjak 6000 SM. Karena termasuk pendatang baru itulah mereka banyak ketinggalan dalam banyak hal bila dibandingkan dengan bangsa Semit, termasuk di bidang perdagangan. Bangsa Arya masuk ke wilayah Mediterania masih dalam keadaan belum berbudaya. Setelah itu barulah mereka belajar dari bangsa-bangsa yang sebelumnya telah tinggal di sana. Termasuk belajar alphabet yang berasal dari Phunisia, hasil adaptasi bangsa Phunisia dari hierogliph Mesir.
Asal pertama bangsa Arya adalah di padang stepa sekitar pantai Laut Hitam dan Kaspia. Bukan di Skandinavia di Utara. Setelah itu baru mereka menyebar ke seluruh Eropa, termasuk tentu Eropa Barat. Selanjutnya ke Amerika dan Australia juga. Lihat peta di bawah, yang berwarna pink itu adalah tanah asal bangsa Arya.
Bangsa Arya memang pendatang baru di wilayah Mediterania bila dibandingkan dengan ras-ras lainnya seperti Semitik, Hamitik dan Iberia. Wilayah kepulauan Yunani di Laut Aegea itu juga sebelumnya sudah ada penghuninya. Lalu mereka diusir oleh bangsa Yunani yang bermigrasi besar-besaran ke sana tahun 1200 SM. Kalau bangsa Roma malah masih tahun 750 SM saja datang ke wilayah Mediterania. Padahal, peradaban di Timur Tengah telah ada semenjak 6000 SM. Karena termasuk pendatang baru itulah mereka banyak ketinggalan dalam banyak hal bila dibandingkan dengan bangsa Semit, termasuk di bidang perdagangan. Bangsa Arya masuk ke wilayah Mediterania masih dalam keadaan belum berbudaya. Setelah itu barulah mereka belajar dari bangsa-bangsa yang sebelumnya telah tinggal di sana. Termasuk belajar alphabet yang berasal dari Phunisia, hasil adaptasi bangsa Phunisia dari hierogliph Mesir.
Asal pertama bangsa Arya adalah di padang stepa sekitar pantai Laut Hitam dan Kaspia. Bukan di Skandinavia di Utara. Setelah itu baru mereka menyebar ke seluruh Eropa, termasuk tentu Eropa Barat. Selanjutnya ke Amerika dan Australia juga. Lihat peta di bawah, yang berwarna pink itu adalah tanah asal bangsa Arya.
Bila orang Mongol dan Turki adalah bangsa berkuda, maka bangsa Arya selain berkuda juga bersapi. Ke mana-mana sering juga naik kereta yang ditarik lembu (ox wagon). Bahkan hingga sekarang pun lembu adalah binatang yang disucikan di India. Dilarang diusir walau sedang nongkrong di jalan raya yang macet.
Karena agama Hindu (agama orang Arya) itu dianut penduduk Bali, maka sapi disucikan di sana juga. Itu tradisi bangsa Arya. Kalau tentang agama Budha H.G. Wells pernah menulis bahwa memang aneh, agama yang pendirinya bangsa Arya ini justru dianut mayoritas orang Asia, sedangkan mayoritas bangsa Arya sendiri menganut agama bangsa Semit.
Nah, orang Arya dari Amerika dan Eropa tersebut lalu menegaskan kearyaan dan kebaratan mereka dengan agama bangsa semit (Kristen). Tentu saja gambar-gambar Yesus mereka Arya-kan, Yesus dan muridnya yang bangsa Semit itu dilukis berkulit putih dan berambut pirang.
Pada saat ini Semit Yahudi bersekutu dengan Arya Amerika, sedang Arya Persia bersekutu dengan Semit Arab. Dan bila dulu pemain utama bangsa Semit adalah bangsa Phunisia, maka sekarang yang sibuk berperang dengan bangsa Arya adalah bangsa Arab, bukan Phunisia lagi. Peran Hannibal dan Hamilcar Barca sekarang diganti oleh.... oleh siapa enaknya? Oleh Osama dan Baghdadi? :D
Dan yang bikin ruwet lagi, yang paling ditakuti oleh Israel sekarang adalah nuklir bangsa Iran, yang sejak zaman antik dulu menamai negerinya dengan Ariana. Ariana = Iran artinya adalah negeri bangsa Arya. Kalau Persia itu sebutan yang berasal dari orang asing. Seperti juga orang Jepang yang menyebut negerinya dengan Nihon. Atau orang China yang menyebut negerinya dengan Tiongkok. Nama internasionalnya berasal dari sebutan bangsa asing.
Tokoh Phunisia yang paling terkenal dalam sejarah adalah Hannibal, seorang jendral muda yang hampir-hampir meruntuhkan kota Roma. Tapi, dalam perang Phunik ketiga akhirnya kota Kartago berhasil dikalahkan. Sisa-sisa penduduk dibawa ke Roma dan kota-kota satelitnya di Spanyol lenyap dari sejarah. Lenyap orangnya juga? Enggak. Lha itu mereka sekarang masih banyak yang nongkrong di Wallstreet. Dan mengaku-ngaku sebagai "Yahudi" asli. Lol.
Bahkan, komposisi penduduk Israel yang berasal dari Yahudi Sephardi (Yahudi Spanyol) sebagian besar adalah keturunan Maroko, yakni 15 persen. Lain-lainnya sangat sedikit. Silakan lihat kembali link di Wikipedia di atas tentang komposisi penduduk Israel. Sebagaimana kita ketahui Maroko bertetangga dengan Spanyol, dan Spanyol dulu adalah koloni Kartago yang terbesar. Orang Kartago di Spanyol tidak turut dihancurkan seperti yang di kota induknya. Mereka tetap eksis hingga berabad kemudian dan hingga zaman modern sekarang ini.
Yahudi yang tinggal di Eropa Barat itu umumnya adalah Yahudi Sephardi yang secara harfiah berarti Yahudi Spanyol. Dan Spanyol dulu adalah koloni Kartago yang terbesar. Hannibal pun berangkat ke Roma adalah dari Spanyol, tidak dari Kartago. Karena Hannibal dan puluhan ribu pasukannya itu tumbuh dan besar di Spanyol.
Orang-orang Yahudi itu tidak tahu sejarah bangsanya sendiri tapi hobinya ribut saja. Cape deh. Bila ada yang masih ngeyel mengaku asli Yahudi, maka sekali lagi silakan serahkan semua bisnis dan perusahaan mereka, termasuk yang di Wallstreet, lalu kita beri beberapa kambing sebagai gantinya. :D Karena di kitab Perjanjian Lama memang tak ada itu Yahudi asli yang berprofesi sebagai pedagang, tapi umumnya menjadi penggembala kambing. Kalau berdagang itu tradisi asli bangsa Phunisia.
Yahudi yang tinggal di Eropa Barat itu umumnya adalah Yahudi Sephardi yang secara harfiah berarti Yahudi Spanyol. Dan Spanyol dulu adalah koloni Kartago yang terbesar. Hannibal pun berangkat ke Roma adalah dari Spanyol, tidak dari Kartago. Karena Hannibal dan puluhan ribu pasukannya itu tumbuh dan besar di Spanyol.
Orang-orang Yahudi itu tidak tahu sejarah bangsanya sendiri tapi hobinya ribut saja. Cape deh. Bila ada yang masih ngeyel mengaku asli Yahudi, maka sekali lagi silakan serahkan semua bisnis dan perusahaan mereka, termasuk yang di Wallstreet, lalu kita beri beberapa kambing sebagai gantinya. :D Karena di kitab Perjanjian Lama memang tak ada itu Yahudi asli yang berprofesi sebagai pedagang, tapi umumnya menjadi penggembala kambing. Kalau berdagang itu tradisi asli bangsa Phunisia.
Semua nabi Yahudi yang ada di kitab Perjanjian Lama umumnya memang adalah penggembala kambing. Bahkan Yesus pun, yang berasal dari bangsa Yahudi, selalu mengibaratkan dirinya sebagai seorang penggembala. Walhasil, para pendeta Kristen hingga saat ini pun akhirnya menyebut dirinya sebagai penggembala juga. Karena pengaruh profesi tradisional bangsa Yahudi tersebut. Tidak ada pendeta yang menyebut dirinya sebagai pedagang, mesti penggembala.
Hal itu berbeda dengan di Al-Quran. Selain menjadi penggembala, banyak di antara suku Quraysh yang profesinya adalah pedagang, maka banyak ayat al-Quran yang mengibaratkan ibadah dan perbuatan baik itu sebagai “perdagangan”. Ayat al-Quran juga ada menyebut profesi suku Quraish di Mekah tersebut. Tapi, kalau penduduk Madinah ada yang berkebun, yakni kebun kurma. Nabi Muhammad pun selain pernah menjadi penggembala, pernah juga berdagang hingga ke Syam.
Nah, orang Yahudi asli sama sekali tidak pernah disebutkan sedang berdagang dengan karavan di Bible. Kalau orang Arab Quraish sering membawa karavan dagang besar menuju Syam (Yordan dan Syria). Sama seperti yang dilakukan bangsa Phunisia yang selain berdagang melalui lautan juga sering membawa karavan besar melintasi gurun Sahara. Akan tetapi, karena kota-kotanya terletak di pinggir pantai, bangsa Phunisia terutama berdagang dengan kapal melintasi laut Mediterania.
Ibarat perdagangan seperti di al-Quran itu takkan pernah kita temui di kitab Perjanjian Lama. Karena bangsa Yahudi adalah bangsa penggembala. Bahkan raja besar Yahudi seperti Raja Daud pun mengasah keahliannya main ketapel saat menjadi penggembala kambing. Raja Daud menggunakan ketapel untuk mengusir serigala yang mengganggu ternaknya. Dia tidak mengasah keahlian ketapelnya saat menjaga kapal dagang dari serbuan bajak laut atau menjaga karavan dagang Yahudi dari serbuan perampok di gurun. Tapi, di Perjanjian lama dikisahkan bahwa Nabi Daud mengasah keahliannya dengan cara mengetapel serigala yang mengganggu ternak kambingnya.
Mulai dari raja, nabi, sampai rakyat jelata Yahudi yang asli, profesinya adalah penggembala. Bukan pedagang. Nah, kalau "Yahudi" yang dalam tanda kutip itu, yakni Yahudi Phunisia, barulah profesi mereka sejak zaman antik dulu adalah pedagang. Tetapi, asal usul "Yahudi" yang ahli berdagang itu belum banyak diketahui orang hingga saat ini.
Kalau orang Arab apakah sebagian besar asli kuturunan Arab juga? Idem. Jawabannya adalah tidak. Hanya bangsa Arab di semenanjung yang asli. Yang di Irak tentu keturunan bangsa Babilon, yang di Mesir keturunan rakyatnya firaun, dan sebagainya. Tapi, mereka menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa ibunya dan sekarang menyebut diri mereka "asli" bangsa Arab, padahal bukan. Mereka berasal dari beragam bangsa yang telah menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa ibunya. Prosesnya tentu sangat lama, berabad-abad. Jumlah orang Arab asli cuma sedikit, hanya yang tinggal di semenanjung saja yang sejak dulu berpenduduk jarang. Karena di semenanjung tidak ada sungai besar yang bisa menunjang populasi berlimpah. Sungai besar cuma ada di Utara semenanjung Arabia, terutama di Irak.
Kalau orang Arab apakah sebagian besar asli kuturunan Arab juga? Idem. Jawabannya adalah tidak. Hanya bangsa Arab di semenanjung yang asli. Yang di Irak tentu keturunan bangsa Babilon, yang di Mesir keturunan rakyatnya firaun, dan sebagainya. Tapi, mereka menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa ibunya dan sekarang menyebut diri mereka "asli" bangsa Arab, padahal bukan. Mereka berasal dari beragam bangsa yang telah menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa ibunya. Prosesnya tentu sangat lama, berabad-abad. Jumlah orang Arab asli cuma sedikit, hanya yang tinggal di semenanjung saja yang sejak dulu berpenduduk jarang. Karena di semenanjung tidak ada sungai besar yang bisa menunjang populasi berlimpah. Sungai besar cuma ada di Utara semenanjung Arabia, terutama di Irak.
Lalu apakah dengan bercerita tentang Yahudi Khazar dan Phunisia ini saya bermaksud menganjurkan mengusir bangsa Yahudi dari Palestina? Tidak juga. Pendapat saya masih tetap seperti dulu, yakni cuma menghendaki bangsa Yahudi mundur dari Tepi Barat dan Jalur Gaza saja. Lihat tulisan saya yang dulu ini tentang Yudea dan Samaria. Mereka sudah terlanjur beranak-pinak di Palestina dan tentu akan sulit sekali menyuruh mereka pergi.
Ko-eksistensi secara damai saya kira adalah hal yang terbaik. Bukan “ko-eksistensi” rusuh seperti yang terjadi selama ini. Saya memang orang yang moderat dan menghendaki perdamaian saja, bukan kerusuhan.
Saya di sini memang cuma bermaksud menjelaskan kisah sejarah bangsa Yahudi yang sebenarnya saja, yakni mereka sebenarnya bukan Yahudi asli keturunan Nabi Yakub yang berprofesi sebagai penggembala kambing. Yang di Barat adalah keturunan Phunisia karena mereka sangat ahli berdagang, sedang yang di Timur keturunan bangsa Turki yang memeluk Yudaisme. Sekedar menjelaskan soal sejarah saja. Andai pun ada yang asli keturunan Yakub maka jumlahnya sangat minimal mengingat profesi pedagang yang mereka tekuni saat ini.
Mudah-mudahan setelah membaca hal ini orang-orang Yahudi tidak bersikeras lagi tetap menduduki Tepi Barat dan mengklaim sebagai tanah leluhurnya. Karena mereka ternyata bukan Yahudi asli. Cukuplah mereka tinggal di dalam negara Israel saja, tidak merambah ke Tepi Barat dan Jalur Gaza lagi. Dengan demikian, perdamaian di Timur tengah akan bisa terwujud.
Bila kita semua mau belajar sejarah, maka akan bisa terhapus semua kerancuan dan kesalahpahaman yang ada. Dan akan bisa tercipta apa yang tersebut di kitab Isaiah 65:25 ini.
The wolf and the lamb shall feed together,
and the lion shall eat straw like the bullock,
and dust shall be the serpent's meat,
they shall not hurt nor destroy in all my holy mountain.
Amen
and the lion shall eat straw like the bullock,
and dust shall be the serpent's meat,
they shall not hurt nor destroy in all my holy mountain.
Amen
Yogyakarta - Jakarta, April 2015.